4; Lee Jeno

490 57 1
                                    

Happy reading!



"Apa dia sedang sakit?" tanya Jaemin pada salah satu pelayan ketika melihat wajah Yejun yang memerah dan berkeringat.

Pelayan yang tadi bersujud mengangguk. "Iya, Nyonya. Tuan Muda sakit akibat insiden di kolam renang," jawabnya tanpa pikir panjang yang langsung dihadiahi pelototan dari para pelayan lain.

Jaemin mengumpat dalam hati. Semoga si pemilik asli tengah terpanggang di neraka sekarang!

Jaemin terenyuh ketika melihat Yejun. Saat di panti, ada banyak anak-anak seumuran Yejun. Saat salah satu anak jatuh sakit maka dia yang akan merawatnya sampai sembuh. Hati Jaemin sangat lemah jika berhadapan dengan anak kecil. Itulah alasan kenapa dia tidak mempermasalahkan kondisinya yang tengah mengandung sekarang, ya meski di dunianya hal itu sangat tidak masuk akal.

Sudahlah, Jaemin harus mengubah alur cerita sialan ini agar dirinya tidak terbunuh oleh orang suruhan suaminya.

"Dia sudah minum obat?" tanya Jaemin lagi yang dibalas gelengan oleh si pelayan.

Pelayan itu lalu menunjukkan sebotol kecil obat cair.

Jaemin mengalihkan pandangan, menatap Yejun. "Kau harus minum obat agar cepat sembuh," ucapnya dengan suara lembut.

Para pelayan yang mendengar itu hampir pingsan karena rasa tidak percaya! Jika sejak awal Na Jaemin bersikap seperti ini, mereka pasti akan melayani si nyonya baru dengan senang hati.

Yejun menggeleng. "Pahit," gumamnya sembari menunduk.

Jaemin menyerahkan tasnya ke salah satu pelayan lalu meraih obat Yejun dan berjalan menghampiri sang anak. Yejun yang tengah menunduk tidak sadar bahwa ibu tirinya sedang melangkah mendekat.

"Ayo, minum obat bersama Mama." Jaemin mengulurkan tangan agar digenggam oleh Yejun. Lidahnya terasa kelu ketika memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Mama.

Yejun tersentak. Bocah itu lantas menatap Jaemin dan secara perlahan matanya mulai berkaca-kaca, tidak percaya bahwa ibunya kembali bersikap baik seperti dulu. Namun, kebaikan ini terasa berbeda. Yejun merasa sikap sang ibu jauh lebih tulus hingga membuatnya merasa nyaman.

"Ayo, Yejun-ie!" Jaemin menggoyangkan tangan. Dia sengaja memancing untuk melihat apakah bocah tampan ini masih mau melakukan skinship dengannya.

Yejun tersenyum lalu mengangguk dan menggenggam tangan Jaemin yang terasa sangat halus.

Jaemin ikut tersenyum. Ah, tidak buruk juga.

Para pelayan yang melihat itu kompak menyunggingkan senyum kecil. Mereka berharap sihir yang bersemayam di tubuh nyonya besar sirna dan Na Jaemin terlahir dengan jiwa yang suci serta bersih.


✺✳ ┅ ⑅ ┅ ✳✺

"Di mana Yejun?" tanya Jaemin ketika melihat meja makan panjang itu masih kosong.

Sekarang sudah waktunya untuk makan malam.

Para pelayan saling berpandangan sebelum kepala pelayan muncul. "Tuan Muda sedang berada di kamarnya, Nyonya," ucap kepala pelayan.

Villain to HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang