6; interaksi

552 58 3
                                    

Happy reading!


"Kalau begitu ayo kita bercerai sekarang! Tidak perlu menunggu sampai anak ini lahir.”

Dan setelah Jaemin mengatakan itu, keheningan tiba-tiba mengambil alih suasana. Jeno tidak menyahut sedikitpun. Pria itu balik menatap sang istri dengan sorot menelisik.

“Kenapa kau malah diam?! Ayo ceraikan aku! Setelah itu, aku akan angkat kaki dari sini. Aku tidak akan muncul di hadapanmu ataupun di depan Yejun lagi.” Jaemin balik menantang dengan suara tegas, seolah membuktikan jika ucapannya barusan tidak main-main.

Belum sempat Jeno membalas, atensi kedua orang yang tengah berdebat hebat itu teralih akibat suara seseorang yang mengalun pelan.

“Tidak. Mama tidak boleh pergi.”

Ekspresi Jaemin langsung melunak saat matanya beradu pandang dengan manik bulat milik si tuan muda Lee. Jaemin menyunggingkan senyum lembut yang hal itu membuat Yejun berjalan mendekat tanpa ragu.

“Yejun sudah bangun ternyata ....” Jaemin balas mendekap sang anak saat Yejun memeluk perutnya.

“Mama tidak boleh meninggalkan Yejun.” Bocah kecil itu berkata lagi dengan suara susu yang mampu menggetarkan hati siapa saja yang mendengarnya.

Jaemin melirik Jeno sekilas sebelum kembali memusatkan atensi pada Yejun. “Iya, Mama akan terus bersama Yejun.”

“Janji?” Yejun melepas pelukannya dan memberi pinky promise.

Jaemin mengangguk tanpa ragu. “Janji.”

Wajah Yejun berubah senang.

Jeno yang melihat interaksi itu sontak merasakan sesuatu yang berbeda. Entah perasaan apa karena dia pun sulit mendefinisikannya. Tak lama berselang, ponsel dominan itu berdering dan dia langsung keluar saat melihat nama penelepon.

“Mama ....”

Jaemin yang akan mengambil sesuatu lantas kembali berbalik saat Yejun memanggilnya. “Iya?”

Yejun mendekat lalu meraih kedua tangan Jaemin. “Mama, tetap baik seperti ini, ya. Mama tidak boleh marah-marah seperti kemarin, Yejun takut,” ucap bocah itu dengan mata menyorot polos.

Hati Jaemin berdenyut. Matanya mulai berkaca-kaca saat maniknya semakin memindai wajah Yejun yang sangat polos. Bagaimana bisa pemilik asli tubuh ini begitu kejam pada anak tak berdosa seperti Yejun?

Jaemin mengangguk mantap. “Mama tidak akan berubah, Yejun-ie. Mama akan seperti ini sampai kapanpun.” Lelaki manis itu terkekeh kecil, menutupi rasa sedihnya. “Ayo sekarang peluk Mama.”

Yejun memeluk sang mama dengan senang hati. Saat itulah setitik air mata jatuh menuruni pipi Jaemin. Jika seperti ini, berat untuknya bisa bercerai dari Jeno.

Alasan terberatnya tentu saja Yejun.

Meski belum dua puluh empat jam bersama, namun Jaemin merasakan perasaan sayang yang teramat besar untuk bocah kecil itu. Mungkin setelah bertambahnya waktu, rasa sayangnya akan semakin besar yang membuat dia benar-benar tidak bisa jauh dari tuan muda Lee ini.

✺✳ ┅ ⑅ ┅ ✳✺

Jaemin berdecak puas setelah selesai membantu Yejun berpakaian. “Ah~ manis sekali anak Mama.” Jaemin membubuhkan ciuman singkat di pipi sang anak sebelum bangkit.

Villain to HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang