10; ibu Yejun

555 67 2
                                    

Happy reading!

“Selamat malam, Eomma,” ucap Jaemin sebelum menutup pintu kamar tamu yang kini ditempati Taeyong.

Setelah makan malam, lelaki manis itu menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama Taeyong dan obrolan mereka berakhir saat Taeyong ingin tidur lebih cepat karena tubuhnya tiba-tiba terasa pegal.

Kini tujuan Jaemin adalah kamar Yejun, untuk memastikan apakah bocah itu sudah tidur atau belum.

“Appa, bukan seperti itu! Hahhh~ Appa merusak semuanya!”

Dahi Jaemin mengerut saat mendengar gerutuan Yejun dari dalam kamar. Ngomong-ngomong pintu kamar dalam kondisi setengah terbuka. Jaemin langsung masuk tanpa pikir panjang.

Terlihat ayah dan anak tengah duduk berhadapan di lantai yang dialasi oleh karpet tebal. Di hadapan mereka terdapat kertas serta alat menggambar berserakan.

“App ... Ahh, Mamaaaa, tolong Yejun! Appa mengganggu Yejunn!” Yejun memasang raut memelas ketika melihat keberadaan Jaemin.

Mendengar itu, Jeno langsung menoleh; mengingat posisi duduknya membelakangi pintu kamar.

Jaemin tersenyum kikuk lalu berjalan mendekat, namun tetap menjaga jarak dari Jeno.

“Appa pergi saja dari sini! Yejun ingin menggambar bersama Mama.” Yejun mengusir Jeno tanpa perasaan.

Jeno berdecih. “Dasar anak durhaka,” gumam dominan itu yang sampai di telinga Jaemin.

Jaemin sedikit terkikik, membuat Jeno langsung mengalihkan pandangan.

“Apa yang sebenarnya kau ajarkan pada dia?” tanya Jeno seraya menunjuk Yejun dengan lirikan mata.

“Aku mengajarkan banyak hal. Tapi kau tenang saja, itu bukan hal-hal buruk, kok,” sahut Jaemin pelan.

Jeno menatap Jaemin cukup lama sebelum bangkit. “Segera tidurkan Yejun dan kau cepat ke kamar! Ingat ucapan dokter, kau tidak boleh tidur terlalu larut.” Setelah mengatakan itu, Jeno berbalik pergi dan tak lupa menutup pintu kamar sang putra.

Jaemin menatap kepergian Jeno dengan pikiran melayang. Perasaannya mulai berubah aneh. Ia seolah tersipu dengan perhatian kecil yang Jeno berikan. Jaemin sontak menggeleng.

“Mama kenapa?”

Dan suara susu Yejun barusan berhasil menarik Jaemin dari lamunannya.

“Mama, temani Yejun menggambar!”

Jaemin tersenyum. “Tentuu.” Dan lelaki manis itu duduk di sebelah Yejun yang kini sudah kembali fokus dengan crayon-nya.

Jaemin menatap anak tirinya dalam diam. Diam-diam, ia menyadari jika Yejun sangat mirip dengan Jeno, terutama bagian mata. Mata Yejun akan tenggelam saat bocah itu tersenyum lebar ataupun tertawa, persis seperti ayahnya.

Ah, mengingat itu, Jaemin kembali tersenyum tanpa alasan.

✺✳ ┅ ⑅ ┅ ✳✺

Jaemin kembali ke kamar setelah membereskan peralatan menggambar milik Yejun. Ngomong-ngomong bocah kecil itu sudah terlelap sejak setengah jam yang lalu.

Villain to HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang