Haiii.. hellow.. anyeong.
Gimana sejauh ini??
Seru atau B aja ??
.
Jangan lupa vote dan comment.
.Caranya. Ketik reg (spasi ) lho bukan.. bukan. Kalian cuman vote bintang kecil di pojok aja supaya bisa menyinari hatiku.
Eaaakkss.. slebewww......
Orang kalau udah jatuh cinta jadi konyol dan bego yaa. Sama denganku, setiap Calvin mengatakan aku gak suka ya. Dengan cepat aku menurut seperti babu.
Awalnya aku merasa aneh dan lebay mendengar gosip dari para wanita yang mengidolakannya. Sampai pindah fakultas hanya untuk bisa lebih dekat.
Tapi, setelah di lihat dengan teliti dan juga dekat seperti ini. Aku akui dia memang tampan.
"Waah. Gue beruntung banget bisa jadiin dia mentor. Di saat semua wanita pindah fakultas. Dia malah di suruh jadi mentor gadis mungil nan lucu kaya gue. Aaaa gemees." Ucapku pelan sambil mengerutkan hidungku.
Tak lama aku tersadar dengan ucapan aneh itu membuatku mendadak mual pada diriku sendiri.
"Ueekk..!!! Jijik banget lo Clarie.!!"
Hahaha. Bisa - bisanya aku bersikap gemas di depannya. Lagi pula dia tidak mungkin tertarik dengan gadis yang banyak trauma sepertiku.
Aku langsung mengambil ponsel dan bersiap memotretnya. Ini adalah moment langka, jarang sekali dia berpenampilan berantakan tapi malah jadi tambah ganteng kaya gini.
Biasanya dia tidak pernah sama sekali mengacak - acak rambutnya.
Cekrekk..
Satu foto dengan pose yang sangat keren menurutku. Aah, kini senyumku mengembang senang.
Aku kembali menopang dagu. Menatap dia yang masih saja serius dan fokus dengan bukunya.
Dia sama sekali tidak memperdulikan ku yang ketiduran. Atau dia sengaja membiarkanku tertidur.
Bahkan, dia masih tetap diam di saat aku mengoceh seperti tukang obat. Bukan tukang obat sih. Lebih tepatnya manusia yang kurang obat.
"Lumayan nih. Gue jual foto dia ke para betina yang lapar dan haus asupan Gavin. Haha. Nggak. Nggak. Nanti malah gue di manfaatin sama mereka." Aku kembali menaruh ponsel itu ke samping meja.
"Gue bakal simpen foto ini dan di jadiin koleksi pribadi. Tapi, kalau sampai dia tau. Jawab aja buat gue jual.!! Tapi, ini bukan mesum. Cuman, yaaa. Jarang aja liat lo kaya gini. Ganteng juga."
Rasanya capek yaa, mengoceh sendirian di depan lelaki yang pakai earphone dan fokus sama bukunya.
"Lama - lama gue kaya orang gila. Ngoceh sendirian di depan orang yang pake earphone. Mending cari buku lain buat selingan." Ucapku bangkit dari duduk dan berjalan ke arah lorong buku.
GAVIN POV
Sial.!! Aku bisa gila di buatnya. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu di depan orangnya. Dia dan Rey dua manusia yang gampang sekali mengatakan hal yang menurutku itu sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
i hate you but still with you
عاطفيةRumah tempat pulang untuk tenang? Rasanya itu tidak cocok untukku. Lalu, kau datang dengan kalimat. "Aku memang tidak berjanji langitmu selalu biru. Tapi, aku berjanji akan selalu ada di sampingmu." Senyummu menyakinkan ku jika semua akan baik...