Chapter 08 :: Death?

25 3 0
                                    

Sore ini dalam perpustakaan asrama terlihat 3 gadis yang sedang mencari-cari buku sejarah tentang kelas yang sekarang menjadi kelas mereka. Dengan tatapan yang focus dan tajam seperti mata elang mencari di selah-selah ratusan buku. Maryam menemuka satu buku yang membuat ia tertarik untuk membacanya. "SABIL! VARIS!" teriaknya memanggil kedua temannya yang bersamanya.

"Kenapa?" tanya Varisya.

"Liat deh gua nemu buku alumni dari sini, sejarah banget kayaknya," ujar Maryam.

"Coba buka," titah Sabil.

Maryam pun membuka lembaran pertama terlihat tulisan jika kakak tingkat mereka memperkenalkan namanya.

Halo! Nama saya Dila Vara Angelita, kalian bisa panggil saya Kak Dila. Saya pemilik buku yang kalian baca.

Lalu tangan Maryam bergerak membuka halaman selanjutnya, tidak ada apa-apa. Namun berbau yang tidak asing seperti anyir darah? Dengan banyaknya kotoran di dalam lembar kedua itu.

Halaman kedua itu adalah darah saya, saya di bully dengan teman- teman saya di sini. Karena saya di anggap bodoh, menyusahkan dan berkhianat. Maaf jika bau anyir nya sangat tidak enak.

Maryam pun membuka halaman ketiga yang sepertinya ada sesuatu hal?.

Saya harap kalian bisa pergi dari sini. Di sini berbahaya, semua teman kalian monster. Saya tidak bisa membayangkan, saya yakin yang membaca buku saya ini adalah angkatan terakhir dari kelas ini. Saya menulis ini karena saya yakin ini hari terakhir saya hidup. Saya yakin besok saya akan di bunuh oleh teman-teman saya. Semuanya berkhianat, bahkan teman dekat saya juga ikut merundung saya. Kematian dengan tidur yang terpejam, umpatlah kata fuck di setiap keabadian.

"Maksudnya?" bingung Sabil karena lembaran selanjutnya sudah kosong menyisakan tiga lembar yang berisi tulisan susah di fahami.

"Kalian gak akan berkhianat kan?" ujar Varisya secara tiba-tiba.

"Engga dong!" ujar Sabil.

Sedangkan Maryam masih menatap buku itu dengan tatapan yang kebingungan. "Kematian dengan tidur yang terpejam dan umpatlah kata fuck di setiap keabadian. Akhh maksudnya apa si?" ujarnya, frustasi. Tentu saja frustasi, bagaimana tidak? Otak yang di paksa bekerja dengan beberapa kata yang misterius penuh misteri.

"Kata buku ini menurut kalian beneran atau iseng?" tanya Maryam.

"Mungkin ini buku fiksi. Cerpen gitu biar kita semangat belajar, udah gak usah di peduliin," ujar Sabil.

***

Malam, kini sudah malam menunjukkan pukul 22.00. Perlu di ketahui jika banyak anak yang bodoh di sini mereka bisa di akui anak yang rajin dan suka menolong orang. Salah satunya malam ini, 3 teman mereka hilang tidak ada yang berhasil menemukan inti tentang mereka.

Mereka sibuk mengobrol dan berkalut dengan pikiran sendiri, layaknya teman yang sedang kebingungan mencari temannya yang hilang. Berbincang-bincang mencari keberadaan 3 teman mereka.

Ada satu perempuan yang menatap sinis pada Rafka, yaitu Selly. "Ini semua pasti gara-gara lo Zahra, Rendy dan Badi hilang," tuduh Selly seraya berdiri menunjuk Rafka.

Rafka menoleh kepada Selly, lalu terkekeh kecil. "Gua? kenapa gua?" Ujar Rafka.

"Akhir-akhir ini lo sering banget nyiksa Zahra tanpa alasan yang jelas, juga bersikap sinis pada Rendy Dan Badi. Lo kenapa sih?" ujar Selly dengan terang-terangan.

"Karena mereka licik," ujar Rafka.

"LICIK GIMANA SIH MAKSUD LO?! MEREKA ANAK BAIK INTROVERT YANG GATAU APA-APA!" ujar Cantika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISTERI KELAS 8DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang