Kini tiga puluh lima siswa itu sudah berada dalam barisan untuk pengumuman tentang kelas itu.
"Selamat pagi anak-anak, selamat datang di kelas yang menjebak ini," ujar pak Kusnadi.
"Kelas yang menjebak?"
"Ya, langsung ke intinya saja. Saya akan memberi tahu tentang kelas ini. Kelas ini di kenal sebagai kelas delapanD namun nama kelas ini sebenarnya adalah REDMOON," ujar Pak Kusnadi.
"Redmoon? Bulan merah? what?"
"Saya akan membacakan Peringatan kelas Redmoon ini.
Peringatan Redmoon.
1.Larangan adalah perintah.
2.Bibir yang terangkat keatas adalah kebencian.
3.Teman itu Monster.
4.Mencintai itu palsu.
5.Tidak ada kata 'Berteman'.
6.Konsisten.
7.Mata terpejam.
8.Tengah di mulut," jelas Pak Kusnadi."Larangan di kelas ini adalah membully teman, membunuh teman, tidak boleh musuhan," ujar Pak Kusnadi.
"Membunuh teman? buat apa kami membunuh teman?"
"Yang selamat di kelas ini ada lima orang, semoga kalian selamat! Terimakasih, semoga kalian betah di sini," ujar Pak Kusnadi dan meninggalkan area itu.
***
Kini mereka sudah berada di Asrama yang sudah mereka pilih, satu ruangan berisi lima kasur beserta fasilitas nya masing-masing, sangat sempurna, namun agak sedikit berbau anyir?.
"Asrama nya enak ya, ada AC nya. Enak juga kita bisa tinggal di sini selama lima bulan," ujar Ringgit yang berada di kamar 4.
"Kalian gak takut apa?" tanya Vaneza.
"Takut apa?" ujar Selly.
"Belakang Asrama kita cuma hutan dan danau loh, serem banget," ujar Vaneza.
"Kita ramai, kenapa harus takut?" ujar Zahra Nur.
"Lagian ga bakal ada ap-"
TOK TOK TOK
Suara pintu yang di ketok berasal dari pintu kamar mereka.Mereka terdiam sejenak, sampai ada yang berteriak. "WOY BUKA ANJ INI GUA RIZKA GUA PEGEL!" ujar Rizka.
Huft Mereka menghela nafas lega mendengar jika itu adalah Rizka.
Ringgit pun berjalan menuju pintu untuk membukanya. Seraya berucap "Ada apa ris?" ujarnya.
"Itu di suruh beres-beres di halaman depan, terus di suruh pasang lilin di kamar masing-masing," ujar Rizka.
"Lilin? Buat apa?"
"Tau dari mana?" tanya Selly.
"Itu nah Salsabilla dichat sama pak Ozi suruh bereskan halaman depan sama pasang lilin," ujar Rizka.
"Oh yaudah ayok ke depan," ujar Vaneza.
"Sudah kumpul semua kah?" tanya Zahra Nur.
"Udah."
***
Mereka pun ke halaman depan yang di penuhi oleh daun dan sampah lainnya.
"Kok kotor banget ya ni tempat?" ujar Syifa.
"Udah lama gak di pakai maybe, kan bekas Kaka alumni," ujar Cantika.
"Ada tai tikus ih," ujar Safa.
"Iya lagi," ujar Maryam.
"Yang cewek nyapu, yang cowo ambilin sampah plastik yang susah di sapu," ujar Salsabilla.
Saat sedang mengambil sampah, Rendy melihat ke arah samping-samping bangunan, terlihat seperti ada mata yang mengintip. Namun ia hiraukan, mungkin ia hanya salah liat, pikirnya.
Ternyata bukan hanya Rendy yang melihat, Zahra, dan Badi pun ikut melihatnya, namun mereka hanya menganggap itu halusinasi.
"Lo kenapa Ra?" tanya Safiya.
"Ah, gua aman kok. Tadi lagi bengong aja," ujar Zahra.
"Jangan bengong dong, harus semangat! Hari pertama nii!" ujar Ruth.
"Iya iyaa.."
***
Malam pun tiba, dimana waktunya mereka istirahat malam ini. Kericuhan sempat terjadi karena sendal Zidan yang hilang dan ternyata di bawah kasur itu, menjadi penghangat gelak tawa.
Sekitar jam 22.00 mereka mulai terlelap tidur, namun secara tiba-tiba lilin yang mereka nyalakan siang tadi mati.
"IH KOK LILIN NYA MATI SIH?!" ujar Syifa.
"Mungkin angin, belakang kita kan danau sama hutan, pasti lebat angin kalau malam," ujar Vita.
"Yaudah nyalahin aja lagi lilinnya soalnya dingin, kalau pakai lilin agak hangat," ujar Cantika.
Ternyata tidak hanya di satu kamar lilin itu mati. Semua kamar dalam waktu yang bersamaan. Setelah lilin itu di nyalakan ada satu kartu berwarna hitam yang bertulisan "Di buka jika kalian berkumpul".
***
Karena tulisan itu, mereka berkumpul dalam kelas. Lalu ada yang memulai pembicaraannya. "Kalian dapat kartu ini juga kan?" tanya Sabil.
"Yaudah ayok kita buka bareng-bareng, katanya boleh di buka kalau kita lagi bareng-bareng kan?" ujar Varisya.
Mereka pun membuka kartu yang di baluti oleh plastik berwarna hitam itu, ternyata kartu itu tidak cuma satu. Tapi ada tiga di dalamnya.
Mereka pun membalik kartu itu. Yang terlihat justru membuat mereka tercengang dengan gambar dari kartu tersebut. Yaitu gambar wajah Rendy, Zahra, dan Badi yang berwarna merah.
"Loh kok muka kalian?" ujar Rafka mencocokkan mukanya yang ada di kartu tersebut.
"Kalian terkenal?" tanya Aldi.
"Tapi serem gasih fotonya?" ujar Geby.
"Serem dari mana, orang cuma foto biasa kok. Mungkin ini absen kita, paling nanti gantian dapatnya," ujar Bila. POSITIVE THINKING PT1.
"Tapi kenapa harus warna merah dan hitam?" ujar Rasya.
"MUNGKIN PAK KUSNADI SUKA WARNA HITAM DAN MERAH," ujar Zidan. POSITIVE THINKING PT2.
"Tapi bener loh, aga serem," ujar Keysha.
"Cuma foto biasa," ujar Nada. POSITIVE THINKING PT3.
"AHAHAHA!" ujar Rehan yang tertawa tiba-tiba.
"Anjim moncong kaget gua, Lo kenapa tiba-tiba ketawa pls," ujar Wafa.
"Di fotonya hidung Rendy mekar anj! AHAHAHHA GAK KUAT!" ujar Rehan.
"Anjir, bisa-bisanya lo ngeledek gua Han," ujar Rendy.
"Emang bener pls, yaAllah capek gua ketawa mulu," ujar Qaisa.
"Udah ah, mending tidur. Good night semua!" ujar Maryam.
"GOOD NIGHT TOO!"
__________________________________
"Kisah ini seperti permen karet, manis di awal pahit di akhir."
______________
To Be Continued.
![](https://img.wattpad.com/cover/367951147-288-k280822.jpg)