7. I Hurt You

37 6 27
                                    


Winter tergesa - gesa masuk kembali ke kamar Junhee untuk memastikan pria itu apakah masih tidur ataukah sudah bangun.
Fiuh, dirinya langsung lega ketika dilihatnya Junhee masih tertidur pulas dengan badan tertutup selimut.
Gadis ini baru saja diam - diam pergi ke apotek untuk membeli beberapa tespack. Sengaja ia bangun lebih pagi agar aksinya tidak diketahui Junhee.
Dan beruntungnya sampai ia kembali lagi, si pria tidak mengetahui sama sekali.

Winterpun segera ke kamar mandi untuk mencoba tespack yang ia beli tadi.
Hati kecilnya sebenarnya sudah yakin, tapi entah kenapa melakukan tes urine lebih membuatnya puas.
Dan benar. Terdapat garis dua diujung tanda tespacknya. Bahkan sekali lagi ia ulangi dengan tespack yang berbeda, sama. Hasilnya lagi - lagi positif!
Hamil!

Ooh tidaaak!
Batinnya berteriak. Bukan Winter tidak bahagia mendapatkan anak hasil dari pria yang paling baik baginya, tapi waktu yang tidak tepat.

Kalau Donghun tahu ia sedang hamil anak pria lain, tujuan Winter untuk terus mendekatinya akan sirna.
Ini tidak boleh terjadi.
Lantas, apa yang akan Winter lakukan?

Pikirannya buntu. Bagaimanapun anak dalam kandungannya tidak berdosa.
Haruskah Winter menggugurkannya?

“ Apa yang sedang kau lakukan? ”

Suara Junhee mengejutkannya. Spontan Winter melempar dua hasil tespacknya ke tong sampah.
Pria ini benar - benar muncul tak terduga. Tapi sepertinya aman. Junhee terlihat baru saja bangun.

“ Ah, aku. Itu.. tadi pusing, jadi langsung cuci muka ke kamar mandi biar segar. ” Jawab Winter gugup.

Beruntung Junhee tidak curiga. Ia kemudian menggandeng gadis ini ke dapur untuk sarapan.

“ Maaf tidak bisa menemanimu sarapan. Aku terburu - buru. Barang - barangku di rumah Donghun sebagian harus dikemas. ” Tolak Winter sambil memakai jaketnya.

“ Dikemas? Jadi positifkah kau akan tinggal disini? ” Tanya Junhee senang.

“ Itu pasti. Tapi tidak sekarang. Tujuanku untuk merebut kembali harta dan semua milik ayahku belum tercapai. Setelah berhasil ku rebut, tentu aku akan hidup bersamamu. ”

Senyum Junhee menguncup. “ Kenapa kau terlalu keras kepala? Sekali saja menuruti permintaanku, tidak bisa kah? Lihat sendiri, kan tadi malam nyawamu hampir hilang akibat serangan Seulgi. Dengan tetap berhubungan dengan Donghun membuat hidupmu tak pernah selamat. ”

“ Tenang. Seulgi sudah tewas ditabrak truk. Tadi pagi aku mendapat kabar dari rumah tahanan. Jadi, tidak ada lagi yang bisa mencelakakanku. ”

“ Lalu Donghun? ”

Winter terkekeh meremehkan nama itu. “ Halah, anak anjing itu akan tunduk dengan majikannya. Bahkan anda ku pinta untuk mencium kakiku pun pasti ia lakukan. ”

Junhee menggeleng tidak setuju. “ Itu karena dia tidak tahu identitas aslimu. Yang ia tahu, kau adalah Winter si gadis penakluk hatinya, bukan Minjeong si adik Jisoo yang malang. ”

Winter menutup bibir Junhee dengan telunjuknya. “ Jangan bawel, tampan. Kau cukup menunggu kabar baik dariku saja. Tidak ada identitas yang terbongkar selama aku bermain rapi. Donghun itu bodoh. Pikirannya tidak sampai. ”

“ Bagaimana kalau seluruh aset dan harta ayahmu itu aku ganti dua kali lipat? Oh, tidak. Tapi sepuluh kali lipat! Tapi jangan pernah berhubungan dengannya lagi. ”

Winter tertawa. “ Aku bukan wanita haus harta. Yang kau tawarkan itu milikmu, bukan hak aku. Tugasku memperjuangkan semua yang seharusnya jadi milik keluargaku. Paham? ”

Junhee dari awal sudah mengerti. Ia hanya mencoba menawarkan agar Winter tidak melakukan hal yang menurutnya sangat berbahaya bagi masa depannya.

“ Oke, kalau misalkan kau bisa menaklukan Donghun. Lalu bagaimana dengan Yuchan? Anak itu pintar. ”

INNOCENT KILLER | Winter AESPA ft. A.C.E (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang