Agreement

1.2K 168 96
                                    

"Akhirnya."
Jungkook berhenti menggerakkan mousenya dan segera bangun dari kursi saat mendengar bell pintu berbunyi.
Ia memang menunggu food delivery yang di pesannya, merasa terlalu malas untuk memasak dan masih merasa lapar walaupun telah memakan semangkuk besar cereal, ia tidak ingin terlalu sering memakan ramen tentu saja, bagaimanapun dia sedang hamil bukan? Dia harus menjaga asupan makanannya.

Seokjin telah meninggalkan apartemennya sekitar sejam yang lalu dan ia telah menelpon Eunwoo untuk mengajaknya berbicara.
Ia dan laki laki berwajah Angelic itu bertemu terakhir kali saat pulang dari Apartemen Seokjin beberapa waktu lalu.
Eunwoo ikut pulang ke tempatnya untuk berbicara, dan akhirnya memberikan waktu padanya untuk berpikir dan mengambil keputusan, karena laki laki itu (unexpectedly) tetap ingin bersamanya setelah semua hal yang terjadi.

Sebenarnya Jungkook tidak perlu berpikir lagi, ia hanya merasa tidak enak jika tidak mengiyakan permintaan Eunwoo yang memberinya waktu.
Walaupun seandainya Seokjin tidak ingin bertanggung jawab, ia sudah mengambil keputusan dari awal untuk berpisah.
Ia merasa tidak pantas dan sangat bersalah, bagaimana bisa laki laki itu tetap ingin bersamanya dan menerima anaknya? He truly is an Angel dan Jungkook merasa seperti penjahat.

Dan jujur saja, ia sebenarnya merasa malu dan tidak enak pada Eunwoo jika menerima lamaran Seokjin, apakah Eunwoo akan berpikir ia sengaja berkhianat dan dengan senang hati menikah dengan mantannya?
Jungkook tidak ingin menambah rasa sakit pada laki laki itu.

Jungkook membuka pintu tanpa mengecek siapa yang datang terlebih dulu, dan menemukan seseorang yang tidak pernah ia pikirkan akan berdiri di depan pintu apartemennya.

"Hai."
Laki laki tersebut menatapnya sambil memperlihatkan boxy smilenya.

"Hai."
Jawab Jungkook sambil menatapnya heran.

"Aku boleh masuk?"

"Tergantung."

"Don't worry, aku ga akan berbuat aneh aneh atau berusaha memukulmu lagi."

Jungkook tidak menjawab, ia sebenarnya sama sekali tidak takut Taehyung akan memukulnya, ia hanya mengkhawatirkan bayi yang berada di dalam perutnya. Jadi ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Taehyung masuk.

"Jin Hyung tadi kesini kan?"
Taehyung memandang berkeliling sebelum duduk di sofa.

"Tau dari mana?"

"Taulah, aku juga tau dia sekarang sudah balik ke kantor."

"Wow, aku pikir artis yang biasanya di stalk, ternyata ini kebalikannya."

Wajah Taehyung terlihat mengeras sesaat,
"I love him."

"Trus?"
Jungkook mengangkat alisnya,

"He's mine."

"Oh ya?"

"Aku minta kamu ga usah terima lamarannya. Kamu ga cinta dia kan?"

"Kalau aku cinta?"

"Jadi kamu memang sengaja tidur sama dia?!"

"Aku bahkan ga sadar waktu melakukannya."
Jungkook tersenyum tipis.

"Jin Hyung ga cinta kamu. Dia hanya merasa bersalah dan ingin tanggung jawab."

Jungkook hanya tersenyum sambil mengangkat kertas pro kontra tadi yang masih tergeletak di meja.

"Mungkin kamu hapal tulisannya."
Jungkook menunjuk poin pertama.

Taehyung terdiam beberapa saat membaca tulisan
Masih saling mencintai yang ditulis Seokjin tersebut.
"Dia hanya pura pura, kamu tahu? Dari dulu dia pengen punya anak tapi aku ga pernah mau, jadi kebetulan kamu hamil, tentu saja dia dengan senang hati ngajak kamu nikah. Apa pun akan dia lakukan demi bersama anaknya."

Tell Me That You Love Me - JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang