HELLO 👋 KEMBALI LAGI DENGAN TIMI.
H E L L O, H A P I S!
Happy Reading
•
•
•
Bell sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Andin berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, berkacak pinggang menunggu Jayden yang akan menjemputnya pulang. Jayden mengantarkan Laudry terlebih dahulu, dan menyuruh Andin untuk duduk manis sambil menunggu. Tentu saja, hal itu membuat Andin kesal. Jika tidak karena menjaga image, mungkin Andin ingin sekali merampas motor itu dan membawanya pergi tanpa memikirkan bagaimana Jayden pulang.Lelah berdiri, ia memilih untuk duduk di kursi panjang di sampingnya. Andin menatap ke arah gedung sekolah yang masih ramai dengan aktivitas para siswa-siswi. Beberapa sudah mengendarai kendaraan masing-masing, ada yang menyandang tas sekolah, rapat OSIS, bahkan beberapa siswa masih bermain basket di lapangan sekolah.
Ia mengayun-ayunkan kakinya sambil menggigit kuku, kebiasaan yang sulit dihentikan. Matanya terfokus pada salah satu gadis yang berdiri di atas rooftop. Andin menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas, karena matanya sedikit minus, ditambah silauan cahaya yang menyilaukan.
Baru saja mengedipkan mata, gadis itu sudah hilang. Teriakan histeris terdengar, para siswa yang terkena cipratan darah berlari ketakutan akibat shock.
Andin terdiam sejenak, wajahnya pucat pasi. Apa ini? Ini terasa seperti mimpi.
Andin mematung, ia masih mencoba memproses apa yang baru saja dilihatnya. Jantungnya berdebar kencang, dan kaki rasanya berat untuk melangkah. Kerumunan siswa semakin ramai, suara mereka bercampur aduk antara teriakan panik dan bisik-bisik ketakutan. Andin melangkah perlahan, berusaha mendekati sumber kekacauan.
☜☆☞
Arka berancang-ancang menembakkan bola ke ring sambil berjalan mundur.
"Yo! Ini dia, Arka si jagoan! Gak ada yang bisa ngalahin gue!" ucap Arka penuh dengan kesombongan, namun berakhir sirna saat bola meleset jauh dari ring.Sontak saja Kaito tertawa.
"Jagoan katanya? Itu tembakan lebih cocok buat pameran seni, woy!" ejek Kaito, sambil tertawa terbahak-bahak.Arga mengambil alih bola, ia men-dribble bola dengan santai.
"Gampang banget loh ini. Gini nih, lihat gue!" Arga melangkah maju, mengiring bola dengan gaya santai, lalu tiba-tiba melakukan dribble cepat dan menembak ke ring.
"YES, MASUK!" teriaknya heboh, memukul dada dengan ekspresi bangga. Ia memasang wajah songong menatap kembarannya-Arka.Kenzo mengambil bola basket yang masih memantul di semen lapangan. Ia mendekati ring, bersiap untuk tembakan.
"Lo semua gak ada yang bisa ngalahin gue, lihat nih, tembakan tiga angka!" Kenzo berkata dengan percaya diri, lalu memantulkan bola sebelum melemparnya dari jarak jauh. Namun, bola itu menggelinding tak terarah akibat bahunya tak sengaja ditabrak oleh siswa yang sedang berlari cepat.
"WOY! KALAU LARI PAKAI KAKI DONG!" teriak Kenzo dengan marah, melihat siswa yang menabraknya.
"SORRY, BANG!" balas siswa itu dengan suara terengah-engah, sambil terus berlari menuju tempat lain.
Permainan basket ala-ala 5 sekawan itu terhenti saat mereka menyadari banyak siswa yang sibuk berlari ke satu titik tujuan, membuat suasana menjadi kacau dan membingungkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/372192768-288-k873032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, HAPIS!
أدب المراهقينAndini Hermazana dan Zhafif Yuhanda Vanderbilt adalah dua sahabat sejati yang tumbuh bersama sejak kecil. Mereka berbagi tawa, tangis, dan petualangan yang tak terlupakan. Namun, kehidupan memisahkan mereka saat keluarga Zhafif pindah ke kota lain...