Bab 01 : awal

435 25 1
                                    

[ The story is just made up, if there are similarities in places, names and so on, it's not intentional. ]

Ini adalah kisah tentang bagaimana seorang Nawasena yang harus melawan dunia.

Dalam setiap langkah penuh rasa sakit, seolah kebahagiaan mengutuk nya dalam kesengsaraan.

——————

“Tapi ibu ini kan uang tabungan ibu. ” Sena menolak akan sebuah amplop coklat berisi uang yang tengah di berikan kepadanya, ia menatap tak setuju kepada sang wanita berumur yang kini tengah tersenyum lembut tepat di hadapan nya, lantas jemari lentik Sena kembali di tarik untuk terbuka dan amplop itu kini sepenuhnya berada tepat dalam genggaman nya

“ibu menabung untuk kamu, buat apa ibu kerja selama ini kalau bukan buat Sena?”

Ia amat tersentuh dengan ucapan sang ibu asuh yang telah mengeluarkan nya dari panti asuhan bagaikam neraka itu, Sena tidak bisa menyembunyikan rasa harunya, ia lekas memberikan pelukan erat kepada Tanaya sang ibu asuh.

Lantas wanita berumur itu pun juga lekas membalas pelukan putranya dengan tawa tipis yang berderai.

“Sena bisa beli kebutuhan Sena untuk pendidikan nanti sama uang itu, untuk kedepannya biar ibu cari lagi. ”

“engga ibu, Sena engga mau repotin ibu lagi, Sena udah bisa dapat beasiswa untuk masuk ke sekolah yang lebih bagus dari sebelumnya dan Sena akan pertahanan kan itu, Sena juga akan kerja juga buat bantu ibu, ibu tenang aja. Ibu engga akan Sena biarkan kesusahan sendirian lagi. ”

Tanaya merasa bagaimana perasaan haru menyelusup di dalam relung hati nya, ia bersyukur dan tidak menyesal telah menjadikan Sena sebagai keluarga nya, anak manis yang terlihat begitu sendu kala ia tatap matanya ketika mereka pertama kali bertemu menarik Tanaya untuk melindungi nya. Tanaya tahu bahwa anak itu telah mendapatkan hidup yang sulit terlihat dari bagaimana tatapan kosong dari mata cantik yang kehilangan cahayanya, maka dari itu TaT bersumpah untuk membawa kebahagiaan bagi Sena bagaimanapun caranya. Karena Sena adalah putranya.

“Sena anak ibu sudah besar ya ternyata. ”

“iya ibu... Sena nya ibu sudah besar, tapi Sena boleh engga tetap jadi anak kecil nya ibu? ”

Tawa geli Tanaya pecah saat melihat bagaimana Sena tengah bersikap manis padanya. Ia memberikan cubitan gemas pada pipi bulat anaknya itu.

“tentu Sena. Sampai kapan pun kamu itu adalah putra kecil ibu. ”

“Sena bahagia punya ibu. ”

“ibu juga Sena.... ”

Hari itu dalam saling berbagi pelukan hangat antara ibu dan anak, mereka saling mendoakan satu sama lain. Jika kebahagiaan dan keharmonisan akan terus ada di antara mereka.

[ Tanaya Gentali Maria. ]

 ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cinta dan Dunia [ Sunsun ]Where stories live. Discover now