[ The story is just made up, if there are similarities in places, names and so on, it's not intentional. ]
——————“percayalah semesta tidak pernah salah, apa yang di takdirkan untukmu, pasti akan bertemu. ”
———————
Benarkah seperti itu? Apakah semesta memang tidak pernah bersalah.
Ibu pernah berkata demikian pada ku, bawah pertemuan kami adalah sebuah takdir, bahwa ikatan kami adalah takdir meski darah tidak saling mengaliri.
Dahulu aku pernah mengharapkan bahwa pertemuan ku dan kedua orang tua ku adalah takdir yang akan terwujud, tetapi semua telah pupus begitu saja sebab banyak hal terlalu menyakitkan jika aku berharap.Orang tua kandung ku seperti apa? Bagaimana rupa mereka? Mengapa mereka membuang ku begitu saja sejak aku bayi? Apa alasan nya? Apakah aku begitu buruk bahkan sejak terlahir? Aku tidak tahu apapun tentang mengapa aku harus berakhir berjuang sendirian pada dunia yang teramat keras ini.
Hingga semua harapan itu sirna ketika ibu Julia lah yang datang untuk memberikan pelukan hangat kepada ku, ia membawa ku dari neraka itu, memberikan ku rumah sederhana untuk di tinggali dengan nyaman berdua dengan nya, aku bahkan masih ingat dikala wajah bahagia nya saat aku pertama kali aku memanggil nya ibu. Jika itu ibu kandung ku, apakah wajah nya akan sebahagia itu? Ah tapi aku tidak ingin lagi memikirkan sebab aku sudah memiliki ibu yang jauh lebih baik di sisi ku. Mungkin memang begini adanya takdir dan semesta tidak bisa di salah kan, yah yang hanya perlu aku lakukan adalah mengikuti alur cerita layaknya aliran sungai yang mengalir.
“jangan melamun. ” sentuhan jari telunjuk pada pipi membuat Kallael segera menoleh, mendapati Arthur yang baru saja datang dengan senyuman pada wajah tampan itu. Segera ia mendudukan diri tepat di sisi Kallael yang kosong
“loh, Kak Arthur ada di sini? ”
“kenapa? Memang nya engga boleh gitu? ” tawa renyah Kallael terdengar dikala Arthur bertanya dengan nada sedikit tersinggung “engga apa-apa, aku kan hanya bertanya, biasanya kakak juga sama teman-teman kakak kan.......”
“mereka lagi sibuk sama klub mereka masing-masing terpaksa gw sendirian deh istirahat ini. Oh ya omong-omong lu udah masuk klub? ”
“belum”
Dahi Arthur menekuk mendengar jawaban itu, ia memandang Kallael dengan wajah yang bertanya mengapa
“bukan berarti aku engga akan masuk apa-apa kak, aku tertarik untuk masuk seni. Sempat sudah mau ngasih brosurnya sama Madha tapi engga jadi karena mau memikirkan nya matang-matang dulu”
“seni? ”
“iya kak, kebetulan aku suka melukis sama bermain alat musik, di kesenian pasti akan buat aku lebih nyaman nanti. ”
YOU ARE READING
Cinta dan Dunia [ Sunsun ]
Romance⚠ Sunsun area! [Yang tidak suka mohon keluar dari buku saya secara baik-baik. ] Jaden dan Nawasena yang saling jatuh hati di saat dunia seolah tidak merestui dengan banyaknya cobaan di antara mereka. Nawasena yang harus mati-matian melawan dunia ya...