Bab 01 : sebuah perhatian kecil

136 10 0
                                    

[ The story is just made up, if there are similarities in places, names and so on, it's not intentional. ]

——————

“Ael bekal kamu sudah di bawa? ”Julia bertanya kepada sang anak yang tengah memasang tali sepatu dengan terburu pada ambang pintu.

“sudah. ibu Ael pergi dulu ini sudah terlambat karena Ael bangun terlalu siang. Dadah ibu! Semangat bekerja untuk hari ini. ”

“Ael hati-hati, jangan berlari! ” namun nyatanya Kallael tetaplah berlari dengan langkah cepat meninggalkan halaman rumah, Julia hanya dapat menggelengkan pelan kepalanya melihat hal itu.

Sebenarnya Kallael adalah anak yang tidak pernah terlambat dan selalu bangun pagi dengan rajin, hanya saja karena kemarin kafe milik Navy sedang ramai pengunjung membuat Kallael harus lembur dan baru bisa menyentuh kasur ketika jam 1 dini hari.

Dengan selembar roti yang terapit erat pada celah bibir tipis itu, Kallael mempercepat langkah nya dikala melihat bus yang akan mengantar nya menuju sekolah terlihat akan berangkat.

“pak! Tunggu! ” dengan cepat ia mengunyah roti yang berada di mulut, lantas bersuara dengan lantang untuk menghentikan bus yang bersiap akan berangkat, Kallael merasa begitu beruntung ketika bus itu masih mau menunggu nya, ia segera melangkah masuk, mengatur sejenak nafas yang memburu akibat berlari sebelum berdiri menghadap jendela bus dengan tangan kanan yang bersanggah pada gagang berpegangan yang menggantung, Kallael tidak mendapatkan kursi kosong, tapi tidak apa toh dia anak muda dan masih bisa berdiri dengan sehat.

Lampu merah yang menyala membuat para pengendara menghentikan mobil mereka. Pun sebuah mobil BMW series terbaru berwarna silver yang juga menghentikan laju nya, Arthur menyandarkan tubuh di kala ia melepaskan sejenak genggaman pada setir mobil miliknya ketika lampur merah menyalah dan harus di patuhi.

“rokok? ”suara Sergan memecah keheningan di antara mereka, Arthur tidaklah sendiri, tentu dengan Enzo dan Sergan, sementara Loyd, Rajendra dan Dixon berada satu mobil di belakang mereka.

“jangan merokok di mobil gw. Sergan. ” Sergan berdecak malas dikala Arthur menegurnya, tapi memang salahnya juga seenaknya menawarkan rokok dikala Arthur tengah mengemudi, Arthur benci ketika mobil nya harus terisi oleh aroma dari gulungan nikotin itu.

Di kala lampu belum berganti menjadi hijau sebuah pemandangan dari seseorang yang tengah berlari menyebrangi zebra cross berhasil membuat atensi Arthur terusik, pandangan terangkat dengan jelas memandangi pemuda manis yang tengah melangkah memasuki bus yang terlihat akan berangkat, ia melihat bagaimana pemuda itu habis berlari hingga kelelahan dan bagaimana Kallael yang kini tengah berdiri menghadap jendela bus sambil berpengangan, entahlah padahal itu hanyalah hal biasa-biasa saja, tapi entah mengapa hal kecil yang ia lihat perihal Kallael berhasil membuat sudut bibirnya berkedut untuk menampilkan sebuah senyum.

“Thur—”

“Arthur! ”Enzo bersuara dengan sedikit nyaring, membawa kembali Arthur pada kenyataan dan menyadari bahwa lampu telah berubah warna menjadi hijau.

“jalan bodoh, lampu nya udah berubah mau sampai kapan kita di sini. ”Arthur hanya mendengus mendengar Enzo yang mencerca nya, sebelum mobil itu kembali melaju membelah jalanan kota.

—————

“makanya adek jangan datang terlambat. ”seorang bapak-bapak dengan seragam security yang menjaga batas gerbang sekolah berujar kepada Kallael yang tengah memasang wajah kasihan di sana. Benar Kallael harus terlambat dan datang tepat ketika gerbang baru saja di tutup, dirinya tidaklah sendiri, ada beberapa anak-anak lain yang juga tengah mengeluh karena tidak di perbolehkan untuk masuk.

Cinta dan Dunia [ Sunsun ]Where stories live. Discover now