Bab 01 : Percikan permusuhan

171 23 0
                                    

[ The story is just made up, if there are similarities in places, names and so on, it's not intentional. ]

Angka dua belas yang menandakan waktu tengah hari terlihat jelas pada jam dinding. Sena menghembuskan nafasnya di kala ia tengah merenggangkan tubuh setelah kelas usai, sejenak merapihkan buku-buku nya lalu berdiri dari kursi. Akan tetapi sebuah panggilan membuat langkah Sena terhenti untuk menoleh dan menemukan Gabriel sang pemanggil, pemuda itu tengah berjalan menghampiri nya setelah mengantungi ponsel pada saku celana miliknya

“kenapa Iel ada apa? ”

“Iel? Siapa Iel? ”

“ itu panggilan buat kamu, Gabriel itu panjang, boleh kan aku manggil kaya gitu? ”

Itu terdengar lucu bagi Gabriel, karena sebelumnya tidak pernah ada orang lain yang berani memberikan panggilan itu kepadanya, ia hanya mencoba menyembunyikan tawa geli yang hampir menyembur. Lengan dengan balutan otot tipis itu terangkat, lalu kembali merangkul Sena sama seperti awal mereka bertemu.

“makan siang sama gua ya, di kafetaria sekolah. ” ajak nya begitu saja, Sena terlihat bimbang akan hal itu.

"aku bawa bekal Iel. " sebelah alis Gabriel terangkat mendengar hal itu, ia melihat bagaimana Sena tengah mengeluarkan sekotak bekal makan siang dari totebag yang dia bawa.

“ engga apa-apa Sena, lu bisa makan bekal lu selagi nemenin gua makan. ”

“Memang boleh begitu? ”

“ya boleh, larangan dari mana pula jika membawa bekal tidak boleh memakan di sana. ” Sena membalas dengan tawa kecil, sebelum akhirnya menyetujui ajakan Gabriel untuk menemaninya makan di kafetaria.

————

Pemuda cantik itu terduduk dengan perasaan sedikit tidak nyaman yang menghampiri, bagaimana tidak. Pasalnya beberapa pasang mata secara jelas tengah menatap ke arah dirinya, atau lebih tepatnya kepada Gabriel yang kini terlihat tidak memperdulikan setelah memesan makanan yang ia inginkan lalu kembali duduk berhadapan dengan Kallael.

“kenapa? Ada hal yang buat lu engga nyaman? ”

“engga Iel, hanya saja ada beberapa orang yang secara jelas menatap ke arah kita? Apakah penampilan ku aneh untuk hari ini Iel? ”

Gabriel terdiam dalam bibir yang terkatup, namun iris coklat tua milik nya kini tengah memandangi Sena secara jeli. “engga kok, lu manis. ”dan jawaban singkat darinya menuai tatapan kesal dari seorang Sena.

“Aku serius Iel. ”

“engga usah perduli, memang sudah biasa, mungkin aja mereka lagi tertarik sama wajah baru di sini.” andaikan Sena tahu bahwa dirinya menjadi pusat perhatian karena duduk bersama seorang Gabriel Nishimura, seseorang yang selalu lebih suka sendirian dan menganggap bahwa berteman itu adalah hal yang merepotkan.

Namun fokus dan bisik-bisik itu tidak lah bertahan lebih lama lagi ketika atensi mereka teralihkan oleh ke-enam pemuda dengan wajah bagaikan pangeran dari negri dongeng tengah berjalan memasuki area kafetaria.

Sena berkedip sejenak, ia ingat siapa mereka, para pemuda yang menjadi pusat perhatian tadi pagi pada halaman kampus.

“kenapa? Lu juga tertarik sama mereka?” suara teduh Gabriel kembali menarik atensi nya, pemuda cantik itu terdiam sejenak untuk mencerna sebelum tawa tipis mengisi di antara mereka.

“engga, hanya saja aku sempat bertemu mereka saat di area halaman sekolah tadi pagi, mereka seperti nya populer ya? ”

“mereka itu Raja. ”Jawaban dari seorang Gabriel tiba-tiba saja semakin menarik minat Kallael untuk mendengarkan lebih jauh. "Raja? "

Cinta dan Dunia [ Sunsun ]Where stories live. Discover now