[ The story is just made up, if there are similarities in places, names and so on, it's not intentional. ]
•
•
•
“lu pulang sama siapa hari ini? ” Gabriel bertanya di kala keduanya tengah melangkah bersisihan untuk keluar dari ruang kelas.
“aku akan pulang seorang diri Iel, lagi pula aku masihlah anak baru, teman dimana yang aku kenali selain kamu saat ini” balasan dengan senyum tipis itu menuai anggukan kepala singkat dari Gabriel
“haha iya bener, maaf ya Kael, gw engga bisa ngantar lu karena gw harus pergi secepatnya ke klub renang karena beberapa hal. Ah ya... Lu ke sekolah bawa kendaraan?”
“engga perlu merasa tidak enak hati Iel, kamu engga perlu sampai ingin mengantar aku. Engga, aku terbiasa menggunakan bus umum kemanapun aku pergi. ”
Ada segaris senyum tipis hadir pada wajah tampan itu, Gabriel memberikan tepukan singkat kepada pucuk kepala Kallael, lalu menghentikan langkah nya pada persimpangan koridor dimana mereka harus berpisah.
“sampai berjumpa besok Kael.... Berhati-hatilah karena engga ada gw yang akan ngasih tinju jika ada orang yang berani gangguin lu. ”
Tawa kecil seorang Kallael lepas begitu saja setelah Gabriel mengucapkan kalimat yang terdengar lucu pada telinganya. “ aku akan memberikan pelajaran seorang diri pada orang yang berani menganggu ku Iel. ” Ia melambai dengan senyum manis yang menggembang, sebelum melangkah untuk menjauh dari tempat dimana Gabriel masih memandangi dirinya hingga tidak terlihat lagi.
—————
“ kak Navy? ” Kallael menyapa dengan ramah kepada seorang pemuda berwajah tidak kalah manis darinya, yang kini tengah berdiri tepat di belakang meja kasir dengan sebuah apron pink yang melilit pada pinggang ramping itu.
“Ael! Apa jam sekolah kamu sudah selesai? ” Kallael mengangguk, seraya meletakkan tas miliknya pada meja khusus karyawan, lantas dirinya kembali menaruh atensi kepada sosok pemuda yang hanya memiliki umur terpaut empat tahun darinya itu. Navy Hazel Arzhaciel seorang mahasiswa semester tiga yang sudah berhasil memiliki sebuah kafe dengan berbagai macam dessert seorang diri di usianya saat ini, meski begitu Kallael tahu bahwa Navy berasal dari keluarga yang berlimpah uang, akan tetapi bagaimana sikap Navy yang tidak senang terlalu mengandalkan nama keluarga, serta juga menjadi pribadi mandiri yang matang membuat Kallael terkagum kepada pemuda manis itu, sang ibu lah yang mengenalkan mereka berdua. Sang ibu adalah pekerja pada rumah besar keluarga Navy dimana keluarga itu sering memperlakukan Julia dengan penuh kehangatan layaknya sudah seperti keluarga sendiri di sana, hingga ketika Navy memutuskan untuk pulang ke tanah kelahiran nya dan memilih menjalani pendidikan tinggi di Indonesia, Julia memperkenalkan Navy dan Kallael yang lantas akrab di saat pertemuan mereka pertama kali.
“gantilah dulu pakaian kamu Ael. Aku tidak ingin seragam kamu kotor. ”Navy berujar dengan nada teramat lembut, memang benar bahwa Kallael memutuskan untuk bekerja membantu Navy di toko nya, karena pemuda itu juga kebetulan membutuhkan karyawan untuk membantu di toko yang kian ramai pengunjung.
Kallael mengangguk tanpa membantah, ia melangkah menuju dapur belakang, dengan sebuah seragam kerja yang tersedia khusus untuk nya, mengganti pakaian nya sebelum kembali ke depan untuk membantu Navy melayani tamu yang datang.
Suara lonceng yang terdengar menandakan bahwa pengunjung baru telah datang, pemuda manis itu kembali memastikan dirinya telah rapih, sebelum menghampiri dengan sebuah buku pesanan dan sebatang pulpen. Pengunjung itu tidaklah sendiri, ada enam orang pemuda yang datang dengan obrolan mengisi di antara mereka, hingga ketika Kallael telah dekat pada meja sang pelanggan, ia menyadari bahwa mereka adalah Arthur dan teman-temannya.
YOU ARE READING
Cinta dan Dunia [ Sunsun ]
Romance⚠ Sunsun area! [Yang tidak suka mohon keluar dari buku saya secara baik-baik. ] Jaden dan Nawasena yang saling jatuh hati di saat dunia seolah tidak merestui dengan banyaknya cobaan di antara mereka. Nawasena yang harus mati-matian melawan dunia ya...