3. drowning in pleasure

11 0 0
                                    

Sepasang netra biru laut tengah fokus dengan sebuah bola di depannya, sebagian tubuhnya bertumpu pada meja biliard dengan dua orang temannya yang ikut fokus menatap cue ball yang hendak disodok untuk menjadikan object ball memasuki pocket.

Ctak

Object ball tersebut masuk dengan sempurna ke salah satu pocket yang letaknya di ujung meja permainan, bersamaan dengan beberapa bola bola yang bergerak tidak beraturan.

"Nice shot man." pria dengan hidung bangir khas timur tengah itu berkomentar dengan ekspresi terkesan di wajahnya.

"I know." Balasnya dengan tersenyum sombong.

"Ck sombong bangettt." Teman lainnya menimpali.

Seorang gadis bersurai pirang dengan hairpin berbentuk bunga sebagai hiasan di rambutnya itu berjalan memasuki ruangan.

"Kakak."

Salah satu dari ketiganya yang berada di ruangan itu menoleh ke sumber suara dan mau tak mau yang lain ikut menoleh walaupun penyebutan itu hanya bertujuan untuk satu orang.

"Ada apa?"

"Aku minta uang."

Pria itu mengangkat alis sebagai responnya

"Laura, kamu pikir aku ini mesin pencetak uang? Yang bisa kamu ambil kapan pun kamu butuh?"

"Ck untuk beli buku untuk persiapan ujian..." Katanya dengan wajah gugup yang berusaha dia tutupi.

"Kenapa tidak minta ke ayah? Kenapa harus aku?"

"Aku lupa memintanya hari ini sebelum dia pergi ke kantor, please beri aku uang.. kakakku yang baik hati dan tampan..." Gadis itu berbicara sambil menyatukan kedua tangannya tanda memohon.

"Ayolah kak Bastian yang tampan dan baik, beri saja uang untuk adik mu yang imut itu." Pria berparas timur tengah itu bersandar di meja biliar berbicara dengan nada mengejek satu teman yang lainnya menanggapinya dengan kekehan.

"Diam lah David"

"Beri saja bas, sepertinya adik mu memang bertujuan untuk belajar, bukan begitu Laura?" Pria dengan kulit kecoklatan menimpali.

Laura mengangguk
"Tentu saja kak Henry!"

Bastian hanya menghela nafas pasrah, merogoh kantong dan membuka dompetnya lalu menyerahkan beberapa lembar uang kepada adiknya.

"Pergilah, jangan ganggu kami"

"Terima kasih kakak tampan." Ucap Laura dengan bahagia lalu menoleh untuk memberi lambaian tangan dan kedipan centil ke arah teman teman kakaknya, kedua pria itu hanya terkekeh dan menggelengkan kepala.

Laura berbohong, sebenarnya uang yang diberikan kakaknya itu tidak bertujuan untuknya membeli buku. tentu saja Laura sudah membeli buku itu beberapa hari yang lalu dari uang ayahnya saat dia pergi ke mall bersama aline, Dia tidak meminta kepada ayahnya lagi karena dia sudah kehabisan alasan, mau tidak mau dia meminta uang kepada kakaknya yang tampan dan baik hati itu;)

"Aline, ayo buka lah.." katanya dengan suara antusias.

Sedangkan gadis yang tengah berulang tahun di hari itu sangat terkejut dengan kedatangan sahabatnya yang tiba tiba membawa paperbag dengan ekspresi yang selalu ceria di wajahnya.

"Laura...bukankah ini dress yang kita lihat beberapa hari yang lalu ketika kamu mengajakku ke mall?"

"Exactly!! kamu menyukai yang ini kan??"

Sailor's SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang