Memasuki libur natal, murid Hogwarts akan pulang ke rumahnya masing-masing untuk berlibur sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga mereka, sama halnya dengan Harry yang kini berada di stasiun king cross, memandang murid lain yang sudah berjalan masuk ke kereta dengan senyum yang merekah.
Berbeda dengan sekitarnya, Harry merasakan sesak di dadanya, mengingat perlakuan paman, bibi dan juga sepupunya.
Harry menggeleng kan kepalanya ia harus berpikir positif walau berat sekali rasanya meninggalkan Hogwarts yang selama ini sudah ia anggap sebagai 'rumahnya'.Kini Harry sedang mencari kompartemen kosong yang bisa ia pakai, matanya tak sengaja melihat Ron yang masuk ke dalam salah satu kompartemen, merasa Ron hanya sendiri Harry pun bergegas mengikuti.
"Sorry?." Baru saja membuka knop pintu, Harry langsung disuguhkan kalimat dingin yang dilontarkan Parkinson untuknya.
"Maaf, ku pikir di sini masih kosong, aku pergi. Sekali lagi maaf." Harry merasa dirinya menjadi perhatian empat orang yang berada di dalam sana siapa lagi kalau bukan Ron, Pansy, Hermione, juga Blaise, ah sekarang Harry tahu sesuatu.
Merasa tak ada kompartemen yang tersisa Harry berjalan ke gerbong yang berisi tempat duduk berjajar, ia menyerah untuk dapat duduk nyaman di dalam kompartemen.
Harry mulai menata dengan rapih barang bawaannya, lalu mulai menyamankan diri di bangku paling belakang.
Harry menghela nafas, pikiran buruk terus menari di dalam kepalanya tanpa henti. Sepertinya ia butuh tidur, perjalanan juga masih sangat panjang.
Akhirnya bola mata berwarna hijau emerald yang selalu memancarkan kegelisahan itu tertutup, berlindung di balik gelapnya alam bawah sadar, takut akan kenyataan yang menunggu di depan mata.
🍏🍎
Sementara di dalam kompartemen nyaman, Draco merasa ingin ke toilet dan memutuskan untuk keluar dari kompartemen demi menuntaskan hajatnya yang selama kurang lebih satu jam ia tahan, ingatkan pada Draco itu tidak baik!
"Ah sial, kenapa toiletnya begitu jauh," Draco mengumpat selama berjalan dari satu gerbong ke gerbong lainnya.
Sampai pada gerbong khusus tahun ke empat, Draco menemukan orang yang selama ini Draco perhatikan. Draco memandang wajah yang sedang tertidur itu dengan lamat dari kejauhan, tanpa sadar ia memelankan langkahnya dan berhenti tepat di samping bangku Harry yang sedang tertidur pulas.
Draco dapat melihat raut gelisah, tidurnya mungkin tak nyaman, rasa ingin mengelus rambut sarang burung yang selalu ia penasaran bagaimana teksturnya semakin meningkat, apakah sehalus itu sampai jika harry berjalan dengan terburu rambutnya selalu naik turun dengan lucu? iyakah?
Seperti kehilangan kontrol akan diri sendiri Draco tanpa sadar mengusap rambut Harry, lupa dengan urusan toiletnya Draco terbuai karna halusnya rambut lelaki berkacamata ini.
Merasa terganggu, Harry terbangun dan terkejut kala melihat Draco yang menatap dirinya juga dengan tangan yang masih mengusap rambutnya perlahan.
"M-malfoy apa yang kau lakukan?" Sadar dengan keadaan Harry pun reflek bangun dari duduknya.
"I-itu.." Draco nampak mati kutu, ah sial dia tertangkap basah!
"Lupakanlah potter." Merasa Harry yang diam menuntut jawaban Draco yang sudah kehabisan alasan pun pergi dari sana kembali ke kompartemen nya, lupakanlah acara kamar mandi itu!
Draco berjalan dengan tergesa, hatinya mengumpati dirinya yang seperti sedang dirasuki entah mahkluk apa.
Setelah sampai di depan kompartemen nya Draco menggeser pintu kompartemen, dan langsung mendudukan dirinya dengan kasar.
Hatinya bergejolak ribut, entah perasaan malu, senang, marah atau apapun itu draco tidak tahu. Ia menghela nafasnya kasar, memikirkan sifatnya tadi kepada Harry. Bukankah lebih baik jika ia berkata jujur seperti "Harry aku suka rambutmu, halus dan wangi." Ughh lupakan itu ide buruk. Draco menggeleng ribut dan menyederkan dirinya di kompartemen yang hanya berisi ia seorang diri, tentu saja tidak akan seperti itu jika ketiga teman bodohnya tidak buta cinta.
Dan jika kalian bertanya tentang Laverrine bersiap saja Draco akan melemparkan mantra mematikan untuk kalian. Dia muak jujur saja.
🍏🍎
Disisi lain, Harry nampak berpikir keras mengenai perilaku Draco yang tak biasa dan sangat aneh itu, apakah ada yang salah dengan rambutnya? Harry tentu saja keramas sebelum berangkat dan setelah ia cek tidak ada yang salah dengan rambut nya.
Dasar Malfoy yang aneh! Harry merutuki Draco karna membuatnya bingung dan pusing. Juga jangan lupakan acara tidur Harry yang terganggu karena nya.
Terbawa suasana yang dingin, Harry jadi merasa lapar juga seingatnya ia belum meminum ramuan yang memang selalu ia bawa kemana pun.
Harry membuka tasnya dan mengambil sandwich yang memang sudah ia siapkan sebagai bekal, mulai memakannya dengan menikmati sandwich buatannya memang tak pernah gagal.
Setelah makan Harry berencana meminum ramuannya. Tapi ada yang aneh, sudah Harry cari kemana pun tapi ia tak menemukannya. Di tas, koper, kantong bajunya, semua! Harry sudah mencari ke semua bagian sampai-sampai ia di tegur murid lain karna terlalu banyak bergerak.
Harry sedikit panik, ya hanya sedikit karna ia masih berpikir positif, semoga saja ramuan itu terselip di antara barang-barangnya.
Ya, semoga saja.
TBC
Haloo! Apakah masih ada yang nunggu ceritanya? 👀. Oh iya sekitar 1-2 chap lagi story ini bakal end yaa, tebak ending gasih? Bye bye guyss, see you in the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Help me, Malfoy. [Drarry]
FantasySekelompok slytherin itu selalu merundung seorang gryfindor siapa lagi kalau bukan kawanan Draco Malfoy yang merundung Harry Potter, yang tanpa slytherin itu ketahui Harry menyimpan penyakit serius yang di derita nya. WARNING ini cerita yaoi/bl/b×b...