Di sepanjang jalan desa Konoha area penjualan para pedagang kaki lima, Sarada dan Chocho memutuskan berjalan bersama setelah pergi dari kantor Hokage. Kebersamaan mereka hanya diisi dengan keheningan, lebih tepatnya karena Sarada yang memikirkan Boruto. Dan Chocho dapat melihat itu. Ia bisa tahu bagaimana sahabatnya itu sangat marah saat di kantor Hokage, setelah mendengar Boruto akan diutus untuk merebut tahta Otsutsuki seperti yang mereka bicarakan. Sayangnya, Sarada tidak dapat mengikuti misi ini. Itulah yang menyebabkan sahabatnya sedih.
"Aku tahu perasaan mu, tapi tetap saja kau harus menahan emosimu. Apalagi Toneri-san adalah tamu penting" Ujar Chocho memecah keheningan. Sarada langsung menghentikan langkahnya tertegun menatap Chocho.
"Aku membenci mereka yang menganggap Boruto tidak lebih dari seorang Otsutsuki" Segera tahu maksud Chocho, Sarada memberi penjelasan.
"Kau masih memikirkannya? Huh... Sarada sebaiknya kau turuti saranku. Masih banyak laki-laki diluar sana yang menyukaimu. Lihatlah, kau adalah kunoichi terhebat, ditambah kau sangat seksi" Puji Chocho, berusaha meyakinkan Sarada untuk melupakan Boruto. Sebelumnya Sarada sudah sering mendapat lamaran ataupun pesan kencan. Tapi gadis itu tidak pernah menganggap nya serius, bahkan Boruto yang jarang berada di sampingnya ia tidak bisa lepas dari pikiran Sarada. Aneh...
"Apa bagimu aku hanya seperti perempuan yang mengejar-ngejar cinta? Boruto adalah sahabatku" Ucap Sarada tersinggung.
'Sahabat katanya....? Ada sahabat rela menunggu bertahun-tahun? Ada sahabat yang saling berpelukan? Ada sahabat yang menangisi nasib sahabatnya?' Pikir Chocho menatao sahabatnya malas, ia tahu seberapa gengsi seorang Uchiha di hadapannya ini mengakui perasaannya. Ya, mengingat mereka memang berteman dari kecil (bayi), sangat aneh tiba-tiba memiliki perasaan pada orang yang tumbuh bersamamu.
"Kita sahabat, tapi aku tidak pernah melihatmu menangis untukku. Kau bahkan lebih membela Boruto, Apa sahabat mu itu lebih sahabat daripada sahabatmu ini?" Sindir Chocho sedikit memberi godaan di akhir kalimatnya. Tapi sayangnya Sarada tersinggung dengan ucapan Chocho.
"... Chocho apa maksudmu?"
"Huh... Jujur saja aku lelah melihatmu yang bertindak seolah-olah kau tidak ada apa-apa dengan Boruto. Jujur saja Sarada, kau menyukainya kan?" Tebak Chocho menampilkan raut wajah serius.
Deg!
Sontak jantung Sarada berdebar kencang, ini bukan pertama kalinya ia dibuat khawatir dengan Boruto. Ia bahkan sering menanyakan pada Ibunya, dan Sakura menjawab gejala yang sama dengan apa yang Chocho bilang. Hanya saja... Entah kenapa Sarada merasa perasaan ini salah. Mereka adalah sahabat sejak kecil. Ia tidak tahu tapi ia takut dengan penolakan, bahkan melihat wajah Boruto saja rasanya tak mungkin.
"Aku... Aku... Tidak pantas bersamanya" Gumam Sarada pelan namun masih bisa didengar Chocho.
"Sarada..." Lirih Chocho menatap sedih pada sahabatnya.
'Kau benar-benar mencintainya, sungguh beruntung ia mendapatkanmu, Sarada...' Pikir Chocho. Ia tahu, bagaimana perjuangan gadis itu menjadi kuat, gadis yang bahkan dianggap gila oleh semua penduduk desa termasuk dirinya karena membela buronan. Dan bagaimana bisa ia masih berpikir dirinya tidak pantas?
"Ne, bagaimana jika kita makan Dango. Kau harus terus terang padaku sekarang, mungkin dulu aku tidak ada bersamamu. Tapi kali ini aku juga ingin ada disaat kau susah, bagaimana pun juga kau adalah sahabatku" Chocho sudah memutuskan, ia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Kali ini ia ingin menemani Sarada.
Sontak Sarada menatap tak percaya Chocho, sahabatnya memahaminya. "Chocho... Hm, aku akan mentraktirmu" Katanya sambil menampilkan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive In Time
FanfictionDi tengah-tengah perang besar terjadi, Boruto bersama Uchiha Sasuke dan Kabuto berhasil menghabisi Otsutsuki Karashiki yang merupakan satu dibalik dalangnya rencana untuk memunculkan Kembali Otsutsuki Shibai. Namun, hal itu membutuhkan pengorbanan b...