H. Nightmare

38 8 1
                                    

-DOR! DOR! DOR!!

Rentetan peluru 7.62mm melesat dari senapan mesin yang terpasang pada atap depan ANOA-1, menyapu bersih jalur konvoi dari manusia- manusia terinfeksi.

Genangan dan cipratan darah memerahkan jalanan porong Sidoarjo saat sosok- sosok itu tergeletak, dengan kepala penuh lubang peluru di aspal. Potongan tubuh dan ceceran organ berceceran menyebarkan bau amis menyengat.

"Maju!!" teriak operator senapan mesin sambil terus menembak kerumunan sosok terinfekai itu. "Area depan clear!!"

Suara derak patah tulang jelas terdengar di sela deru mesin 6 silinder ANOA-1, saat roda- roda kendaraan berukuran besar itu melindas mayat- mayat bergelimpangan. Membuka jalan untuk truk- truk polisi yang mengekor di belakang.

Visa yang masih berusia 10 tahun nampak gelisah dalam pelukan mama. Nafasnya tak beraturan, tangannya mencengkeram erat baju mama. Mama menepuk- nepuk punggung Visa yang terisak dalam dekapnya.

Suara keras senapan yang sedari tadi menyalak membuat semua yang ada dalam bak truk begitu tegang dan ketakutan. Mengingatkan bahwa di luar truk ini- ada monster- monster berwujud manusia yang siap menyerang mereka setiap saat.

Nisa terpaku menatap kosong ke arah belakang. Kampus, mall, kota dan semuanya hancur begitu saja dalam semalam. Kehidupan sehari- hari selama 19 tahun ini terbakar habis dalam kobaran api yang menerangi langit malam. Bagaimana dengan teman- temannya? Dan bagaimana kehidupan mereka setelah ini?

"Tenanglah," Papa menggenggam tangan Nisa. "Para polisi ini tahu yang mereka lakukan. Kita pasti berhasil sampai ke tempat tujuan. Di sana papa dan teman- teman papa akan berusaha untuk mencari jalan keluar dari semuanya."

Nisa menatap papanya sejenak. Dari suaranya yang gemetar, Nisa tahu bahwa papa juga syok. Tapi suara papa berhasil menenangkannya.

Membuat gurat senyum terpancar di wajah Nisa.

---------

-BLAAAAR!!!

Mobil truk di depan meledak saat kobaran api mencapai tangki solarnya.

Ternyata Papa salah. Mereka semua tak berhasil mencapai tujuan. Iringan kendaraan polisi itu terjebak puluhan manusia terinfeksi yang seolah tak ada habisnya. Mengakibatkan kendaraan pengaman di depan dan belakang kehabisan amunisi di tengah perjalanan.

Bangkai ranpur ANOA-1 yang terguling nampak dikerumuni orang- orang terinfeksi itu, di mana mereka saling mendesis dan meraung berebut memangsa polisi yang terjebak di dalam.

Begitupun dengan truk- truk yang ada di belakangnya, sudah hancur tak berbentuk. Konvoi itu telah hancur, karena serangan mahluk- mahluk yang seolah tak ada habisnya. Mereka membantai semua yang tertangkap dan memakan korban nya hidup- hidup.

Suasana di belakang sana benar- benar kacau. Api dan asap membumbung, dengan teriakan manusia dan darah tertumpah.

Seperti neraka.

"AYO CEPAT!!"

Belasan penumpang truk berlari dalam gelap meloloskan diri, melintasi ladang jagung yang luas. Mereka berusaha mencari tempat berlindung dan bersembunyi dari para manusia terinfeksi itu.

Papa berlari sambil menggendong Visa, sementara Mama dan Nisa berlari di depan. Mereka berlari di antara kerumunan penumpang lain.

"Terus, jangan berhenti!!" seru Papa lirih, berusaha menyembunyikan keberadaan.

Tak jauh di depan, nampak cahaya samar dari sebuah perkampungan kecil. Mereka semua berlari menuju tempat itu, dalam engah nafas dan ketakutan menyelimuti.

INFEK (on going)Where stories live. Discover now