isi

311 35 8
                                    

Chapter pendek👉












Kini Yoongi tertidur setelah menangis lama. Di ruang tamu, ada Jisoo yang sibuk menanyai saudara kembarnya. Ya, Min Seokjin, itu adalah kembarannya. Orang yang telah lama hilang, Orang yang telah lama Jisoo cari.

"K-kau ingat aku kan? Jinseok, ini aku, Jisoo!"

Seokjin masih dalam keadaan bingung, mereka memang mirip, tapi dirinya tidak bisa mengingat apapun.

"Kau kembaranku?" Tanya Seokjin lirih. Takut menyakiti hati yeoja yang sedang merengkuhnya.

Namjoon yang memang sedari tadi menyimak hanya bisa menghela nafas "Biarkan dia terbiasa, ingatannya akan pulih seiring waktu berlalu" Namjoon mengingatkan Jisoo sebelum suara pintu  dibuka dengan tidak sabaran.

BRAK

"JINSEOK!!" Seokjin berjengit, menatap wanita paruh baya yang berlari dan mendekapnya erat.

"Astaga, Jinseok, ini eomma sayang, kau ingat kan? Hiks,, eomma rindu padamu" yerin memeluk Seokjin dengan erat takut akan kehilangan lagi.

Hyunbin hanya menyimak, menahan air mata kala melihat anak kembarnya telah berkumpul.

"Appa" Hyunbin menoleh, kala sang menantu memanggilnya dan membungkuk.

"Kau berhasil Jeon" ucap Hyunbin tersenyum haru. Jungkook menggeleng "andwe appa, Namjoon hyung yang menemukannya" ucapnya lirih dengan netra menatap Namjoon yang kini berdiri disamping kursi tempat Seokjin duduk.

Hingga beberapa jam, seorang namja dan Yeoja pun datang. Mereka adalah Ken dan Rose, mereka dipanggil agar semuanya dijelaskan dengan benar. Lalu di susul oleh Sangwoo dan Hyera juga terbangunnya Yoongi.

Ya, dan hari itu pun menjadi hari dimana keluarga Jeon dan Min berkumpul dengan lengkap.








Bulan berganti, sedikit demi sedikit ingatan Seokjin pulih. Namjoon pun kini semakin dekat dengannya. Tidak ada yang berubah, semuanya masih sama, mungkin hanya simanis yang kini tengah berbadan dua. Menjadikan Jungkook semakin Protektif.

Usianya baru berjalan 3 minggu. Membuat janinnya lebih rentan.

Jungkook bersama dengan anggotanya kini tengah berada di ruang rapat. Karena pergerakan musuh mereka yang menginginkan kehancuran kelompok mafianya.

"Sudah ada banyak pergerakan. Aku ingin kalian berhati hati dalam setiap hal, lihat dengan teliti dan jangan ada yang terlewatkan" tegas Jungkook.

Tok

Tok

Tok

Jungkook mengangkat tangannya tanda agar semuanya diam. "Masuk" ucapnya.

"Permisi tuan, tuan kecil sudah bangun" Jungkook mengangguk, menyuruh namjoon untuk melanjutkan sedangkan dirinya menghampiri sang istri.









"Sayang?" Yoongi menoleh kala mendengar suara sang suami. Jungkook hanya tersenyum tipis, melihat sang istri dengan wajah sembabnya.

"Bohong lagi! Hiks, katanya disini saja tapi malah menghilang hiks" ucap Yoongi mengusap airmata kasar.

Jungkook mendekat, memeluk si manis dan mencium pucuk kepalanya. "Maaf, aku ada rapat sebentar. Lagipula jika kau bangun apa aku akan diizinkan, hm?"

Ugh

Yoongi terisak dan menggeleng pelan. Lalu bergerak memeluk Jungkook. Menenggelamkan wajahnya di dada Jungkook sembari mengendus bau sang suami.

"Jangan menangis, aegi akan sedih melihat mommy-nya menangis" Yoongi mengangguk samar.

"Cha, sudah waktunya makan siang. Kau harus makan, Love"

"Um, ingin makan cheescake" lirih Yoongi, takut jika Jungkook tidak membolehkan.

"No, kau harus makan nasi sayang. Jangan terlalu sering memakan makanan manis"

Mendengar itu, bibir si manis melengkung ke bawah, matanya berkaca-kaca.

"Ugh, mau chees—

"Yoongi" ucapan Yoongi terputus kala Jungkook memanggil namanya.

"Ung~ bagaimana kalau ramen?"

"Tidak"

"Tteokbokki"

"Tidak"

"Kimchi"

"Tidak"

"Kalau begitu makan apa?! Jika semuanya tidak boleh, ya sudah tidak usah makan apa-apa!" Si manis murung, lalu bibirnya mencebik kesal melihat raut tak bersahabat sang suami.

"Ya sudah, makan nasi! Tapi dengan ayam. Aku juga mau telur mata sapi dan nugget" final Yoongi dan Jungkook mengangguk.

"Good boy"








Baa!!

Anyeong~

Yeyyy, aku up lagi

Next or stop?

Jan lupa voment

S3L4MA7  M3MB4C4 PAR4 R34D3R5



POSSESSIVE BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang