tidak kenal

5 3 0
                                    

"Berhenti menangis."

Haechan terdiam, tangisannya malah semakin kencang namun tidak terdengar nyaring karena suaranya tertahan oleh bibir yang tertutup.

Setelah selesai, murid baru itu menyimpan p3k. Dia berjalan menuju pintu luar, tapi Haechan berlari menghalanginya.

"Makasih kak! Kakak baik banget, maaf ya kak, karena Haechan dorong kakak tadi malah buat kakak sakit."

Kenapa mood perempuan selalu naik turun ya, aneh sekali. "Haechan pergi ya kak." Haechan membuka knop pintu uks, tapi tangannya kembali ditarik masuk oleh murid baru itu.

Mereka saling tatap dengan tubuh Haechan yang menyentuh dinding. Sedikit gugup, Haechan menunduk. Sedangkan murid baru itu membuka jaketnya.

"Kau bawa ganti?"

Haechan menunduk, apakah dia pms? Sialan, kenapa tiba-tiba. Haechan malu sekali.

"Aku tidak melihatnya, aku tau karena tingkahmu aneh."

Haechan tidak percaya, mana bisa seperti itu? Haechan menutup wajahnya malu. Sedangkan Murid baru sudah pergi.

Kembali ke kelas, Haechan sudah menggunakan rok yang baru. Untung saja lokernya berguna, karena disana banyak pakaian ganti Haechan.

"Jaket siapa itu?"

Haechan melirik Jema lalu kembali senyum-senyum. "Ada deh."

"Lah, kenapa Cha? Aneh banget." heran Rere.

"Lagi kasmaran, kayanya Sungchan kasih dia jaket supaya nggak kedinginan." tebak Jema.

Ayolah, kenapa selalu menyangkut pautkan kepada Sungchan, dia kan temannya.

"Ini bukan punya Sungchan."

"Terus?"

Haechan tidak menjawab, dia malah terus saja mencium jaket itu. Bahkan hingga pelajaran berakhir, Haechan menggunakannya hingga parkiran.

Dia melepaskannya karena dia takut pemiliknya marah karena Haechan gunakan di badannya.

"Ayo non." Supir itu pun melanjutkan mobilnya.

-🐻-


"Haechan pulang!"

"Ya ampun... anak mae sumringah banget."

"Emang biasanya nggak ya?"

"Sedikit sih."

Haechan tersenyum, dia berpamitan untuk naik ke atas menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Haechan merasakan ada yang menggunduk di saku jaket itu.

"Obat?"

Haechan ingin acuh, tapi entah kenapa dia sedikit penasaran. Apakah murid baru itu sakit? Baiklah, dia akan periksa setelah selesai mandi.

"Nyari apa kak?"

"Obat."

"Terakhir lo simpen di mana? Kenapa bisa ilang? Lo punya dua nggak?"

Kakaknya diam, dia ingat. Obat itu ada di saku jaketnya. "Inget? Dimana?"

"Jaket."

"Kaya gimana jaketnya? Biar gue cari."

"Lo keluar aja, gue bisa sendiri."

Senior || MH GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang