Babu

20 6 0
                                    

Kisahku berawal dari sini.

Toilet, karena terlambat masuk sekolah. Pihak osis menghukumku untuk membersihkan toilet.

Perempuan mana yang tega menghukum perempuan gemoy ini? Ya... siapa lagi jika bukan wakil ketua osis yang konyol, dan songong.

Ingin rasanya Haechan menarik rambut panjang perempuan itu, tapi dia tidak ingin kuku yang indahnya terkelupas karena rambut yang jelek itu.

"Heh, lo mikirin apa hah?"

"Nggak."

"Yaudah cepetan kek bersihinnya, lo nggak becus banget sih bersihin gitu doang. Lo itu gaya pembantu, tapi sikap lo kaya ratu. Najis banget."

Haechan sungguh dibuat geram. Apa-apaan itu? Dia terus saja mengata-ngatainya pembantu sedari masuk toilet.

Status wakil ketua osisnya itu membuatnya menjadi penguasa, dan sikap senioritasnya sungguh diluar batas.

"Lisa, bagaimana? Apakah sudah selesai?" ibu BK bertanya di balik pintu.

Sebenarnya bukan hanya Haechan yang dimintai untuk membersihkan toilet, tapi perempuan itu juga. Ya wakil ketua osis, dia juga diperintahkan untuk membantu Haechan membersihkan toilet, namun bukannya membantu, perempuan itu malah memperbudak Haechan, dan mengata-ngatainya.

"Hampir selesai bu."

Haechan mengerutkan keningnya heran, perasaan perempuan itu tidak membawa alat pembersih tadi, tapi sekarang? Dia berpura-pura di depan ibu BK.

Haechan hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Baru pertama kali Haechan melihat orang yang seperti itu.

Guru bk sudah keluar dari toilet, dan kembali menyisakan Haechan juga Lisa.

"Lo ngapain liatin gue, tadi?"

Haechan berdiri dari jongkoknya. "Mata-mata gue, kenapa lo yang risih?"

"Yaiyalah, gue risih karena mata lo liatin gue tadi."

Dibantingnya alat pembersih yang Haechan gunakan. "Udah ya, gue udah beres. Mentang-mentang lo wakil ketua osis, lo seenak jidat nyuruh gue, dan maki-maki gue."

"Heh? Lo berani nyolot ya sekarang, asal lo tau, gue itu wakil ketua osis."

"Terus kenapa kalau lo wakil ketua osisi? Gue muak ya, lo terus-terusaan hina gue, dan ngata-ngatain gue pembantu. Lo harusnya berpikir, lo lebih tua dari gue. Lo itu cuma wakil ketua osis bukan anak presiden."

"Mau kemana lo? Ini belum selesai."

Haechan tidak menanggapinya, dia sudah pergi meninggalkan toilet.

"Seo Haechan, awas aja lo."

-🐻-


Lelah sekali rasanya. Haechan sudah berada di dalam kelas dengan menumpukan tangannya di atas meja dan dipejamkannya mata indah itu.

Tidak lama kemudian. "Chacha, aku bawa susu." laki-laki itu benar-benar mengganggu.

Jung Sungchan, dia teman SMP Haechan, dan sekarang mereka berada di sekolah yang sama, lagi.

"Ngh... berisik Sungchan, gue ngantuk."

"Kamu capek ya? Yaudah, aku tunggu di sini dan aku bakalan diem."

Laki-laki itu tersenyum gemas, kenapa perempuan yang ada di depannya itu ungguh menggemaskan. Jaket coklat bergambar beruang yang Haechan gunakan membuat perempuan itu semakin menggemaskan.

Senior || MH GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang