Prolog

170 16 6
                                    

Korea Selatan, 10 Oktober 1974

Seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan berpakaian sederhana sedang mengaduk teh di sebuah dapur rumah mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan berpakaian sederhana sedang mengaduk teh di sebuah dapur rumah mewah. Ia bernama Maeda Riku, pemuda asal Jepang yang sudah tinggal di negeri orang sejak ia kecil. Saat ini ia berprofesi sebagai pelayan pribadi tuan muda dari keluarga Oh, keluarga paling kaya seantero Korea Selatan.

Pagi itu dirinya sedang cukup longgar karena tuan mudanya sedang ada urusan dengan tuan besar untuk membicarakan masalah bisnis keluarga. Jadi sambil menunggu, Riku menyeduh teh untuk menemani waktu santainya. Ia kemudian duduk di meja makan sebelah dapur sembari menyesap teh buatannya dengan nikmat.

Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki yang berjalan santai sambil sesekali berhenti. Riku langsung bisa menebak itu adalah tuan mudanya yang mungkin mencarinya. Buru-buru ia meminum teh yang masih setengah panas itu sampai tandas dan langsung menuju wastafel untuk mencuci cangkirnya.

"Riku! Dimana kamu?" Suara tuan mudanya yang semakin mendekat.

"Saya di dapur tuan muda!" Balas Riku masih sambil mencuci cangkir teh.

Saat meletakkan cangkir tersebut di rak basah, barulah Riku melihat tubuh tinggi tuan mudanya. Oh Sion, pemuda yang setahun lebih tua dari dirinya itu menampilkan wajah cemberut tanda kesal. Seakan paham, dengan senyum lembut dan sopan, Riku menghampiri tuan mudanya itu.

"Sepertinya tidak berjalan lancar. Anda mau kopi?"

Tuan muda Sion hanya menghela nafas berat dan menganggukan kepala tanda setuju. Lalu tanpa kata pergi dari dapur menuju ke ruang tengah. Melihat itu, Riku dengan cekatan kembali ke counter dapur dan mulai membuatkan kopi untuk tuan muda Sion.

Tak perlu waktu lama untuk siap, Riku membawa kopi tersebut ke ruang tengah tempat dimana Tuan Muda Sion menunggu. Meletakkan cangkir di meja dan kemudian berdiri di belakang kursi dengan posisi tegap selayaknya pelayan pada umumnya.

Terlihat dari samping, Tuan Muda Sion tengah membolak-balikkan halaman berkas sambil berwajah masam. Sepertinya hal yang dibahas dengan Tuan Besar tadi bukan hal yang menyenangkan. Riku sangat hafal dengan itu, menjadi pelayan pribadi sejak usia belia membuat ia mengenal cukup baik keluarga yang dilayaninya ini.

Hening tercipta cukup lama, Tuan Muda Sion hanya sibuk dengan berkas nya dan Riku tak punya cukup nyali untuk menyela. Sampai suara helaan nafas berat disertai lemparan berkas ke atas meja memecahkan kesunyian.

"Kamu tau Riku, ayah menyuruhku menikah"

Mendengar itu, Riku hanya menaikkan alis dengan heran. Tapi ia juga tidak cukup terkejut melihat dari usia Tuan Muda Sion yang sudah matang.

"Bahkan dia menyiapkan berkas 20 halaman berisi wanita-wanita pilihannya untukku." Lanjutnya.

"Lalu? Apa anda tidak suka dengan pilihan tuan besar?"

To Be a Girl | Syoniku | OnRi (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang