Dress hitam panjang dengan belahan dari paha hingga kaki memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih mulus terawat, punggung dan bahu yang terbuka memberikan kesan seksi. Wajah kecilnya yang imut serta kulit mulus, bibir kecilnya yang dipoles tampak menggoda, bulu mata yang lentik dan rambut panjang yang dibiarkan terurai, perfect. Satu kata yang menggambarkan wanita cantik dari keluarga Winston—Erlene Harum Winston.
Langkah yang tegas menggema di lobby ruangan, orang-orang yang melihatnya terpana sekaligus mengernyitkan alis bingung.
Namun alih-alih menegur karena enggan, mereka lebih memilih menunduk karena aura mengintimidasi dari sang wanita. Belum genap 5 langkah dia memasuki gedung ini, langkahnya berhenti untuk membaca tulisan di depannya.
"Happy Wedding Damar Winston & Jingga Bastarastri "
"Nona Erlene" lamunannya buyar saat suara yang amat dikenal memangilnya, Erlene membalikan badan dan menemukan Anton—kepala pelayan di mansion rumah mereka berjalan kearahnya.
"Paman disini?"
"Benar nona, saya dipindahkan Tuan Damar untuk memeriksa segala hal yang diperlukan oleh Tuan"
"Berapa kali kubilang paman, berhenti memanggilku nona disaat kita sedang berdua"
Anton, pelayan usia 55 tahun. Pria yang selama 25 tahun ini berperan layaknya "papa" untuk Erlene, segala hal yang dia butuhkan Anton lah yang memberikannya. Kasih sayang, serta peran ayah yang dia tidak pernah dapatkan dari Damar.
"Apa yang kau pakai Earlene? paman sudah mengatakannya bukan, dress code yang digunakan acara hari ini berwarna putih, ayo biar paman antar untuk berganti pakaian"
Alih-alih menanggapi protes anak tuanya, Anton melayangkan kalimat ketidaksetujuan-nya. Pasalnya wanita di depannya ini akan membuat kekacauan jika tidak iya tangani, sering kali dia dipusingkan dengan ulah Erlene.
"Paman tenang saja aku sudah berbicara dengan ayah dan ayah mengizinkanku memakai pakaian ini, sungguh paman aku tidak berbohong"
Dapat dilihatnya Anton yang mengamati matanya mencari kebohongan dari ucapannya, raut muka yang diubah seserius mungkin, serta anggukan kepala untuk meyakinkan ucapannya barusan memang benar adanya. Rencana yang sudah dia susun rapi tidak boleh gagal ,dia harus bisa masuk untuk memberikan hadiah untuk ayah tercintanya itu. Hingga anggukan Anton membuatnya tidak tahan untuk tidak tersenyum.
"Ingat untuk tidak membuat ulah, paman akan masuk kedalam untuk memeriksa apa ada yang diperlukan, kau cepatlah masuk dan temui ayahmu" Usai mengatakannya Anton membungkukkan badannya dan pergi memasuki lift.
"Damara Winston jadi anda menikah tanpa izin dari anak semata wayangmu ini huh? hari ini, hari bahagia anda, tentu putri-mu ini akan turut andil memberikan kebahagian untuk merayakan momen ini"
Dia tidak akan membiarkan sepeser pun harta keluarga Winston jatuh ke tangan jingga dan anak wanita itu. Apakah laki-laki itu kehabisan stok pelacur? Sampai-sampai harus menikah dengan janda anak satu? stupid Damar.
Biarkan mereka bersenang-senang untuk sedikit menikmati harta ayahnya, setelah waktunya, akan dia ingatkan dimana posisi mereka. Tidak akan dia biarkan wanita rendahan seperti mereka mengambil apa yang bukan hak milik mereka.
Apa yang menjadi miliknya, selamanya tetap akan menjadi miliknya.
Play musik di atas
Vote + komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You {hiatus}
RomanceSatra Maharaja Bramaja- Laki-laki yang sempat menolaknya dan kini dia harus terjebak scandal dengan pria tersebut. Lebih sialnya lagi dia harus terjebak dalam pernikahan dengan Satra. *** "Call my name" Perintahnya nyaris seperti bisikan, nafsu suda...