DRAMA KULIAHAN [NOMIN]TAMAT√

Part 09

Pukul 10 malam babysisternya sangat panik sekarangg sudah seminggu jino selalu menghilang dari taman kanak2nya dan selalu di temukan selalu ke perusahaan tempat jaemin bekerja tapi dia akan dibawa kembali setelah jam12 siang oleh satpam yang sama tapi kalini tidak ini sudah jam10 malam dia menelpon jaemin dan jeno semuanya tidak di angkat dia sudah menangis sedari tadi bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anak lucu itu, tidak!
Jaemin pulang, dia membawa jino di gendonganya ini adalah pandangan pertamakalinya babysisteritu melihat jino digendong jaemin, dia sudah merawatnya lebih dari 4tahun

“aku tidak mempermaslahnya hariini, tapi jika ada lain kali” tekan jaemin berjalan masuk ke kamar jino dan menaruhnya disana

Jaemin merabahkan dirinya dia melihat tangannya yangg tadi memeluk jino sedari di mobil anak itu memang rewel jika dimobil dia takut benda yang bisa bergerak sendiri

Jaemin melihat ponselnya , ck! Lihat bahkan setelah punya anak? Kau masih bermain2 dengan oranglain jeno masuk berit lagi dia ngedate dengan wanita lagi, sebenarnya artikel2ini mencritahu siapa istri anak orang kaya nomor 3 dikorea itu, tapi fakta jika jeno sering berkencn dengan wanita/laki2 itu cukup membuat publik sedikit heboh

“kau selalu memarahiku karna dingin kaepada jino lalu kemudain apa yanag kau lakukan di belakangku?, “ jaemin mengengam surat pengaduan cerai itu, dia akan mengasuh jino juga bagaimanapun itu adalah anaknya awalnya dia tidak mau hanya setelah menggendongnya tadi dia akan membawanya bersamanya sekarang

“kamu suka mamah atau ayahmu?” jaemin mereka sedang makan sekarang
“jino suka mamah dan daddy”
“jika aku menyuruhmu memilih siapa yang lebih kau sayang?” jaemin
“akuu suka mamah karna hariini mamah belbicala dengan jino”
“kalau begitu kamu akan ikut denganku, mulai sekarang aku akan selalu berbicara denganmu dan mengedong mu setiap hari” jaemin jino mengangguk dia tidak mengerti apa yang di ucapkan jaemin

2bulan kemudian, jeno melihat jaemin menonon tv dengan jino bahkan sesekali jaemin tertawa karna jino, jeno sangat kaget sekarang, jaemin melihat jeno  dia tersenyum ke jino “sayang mamah akan pergi menemui ayahmu dulu yah” jaemin dia mencium jino sayang jeno dia tercengang apa yang di lakukan jaemin sekarang apa dia sakit?
Aku ingin berbicara denganmu  jeno menangguk

Ini “ memberiakn surat cerai “APA KAU SUDAH GILA?KAU SUDAH PASTI KEHILANGAN AKALMU, AKU HARUSNYA CURIGA SAAT KAU BAIK DENGAN JINO” jeno membuangnya di lantai Tanda tanggani saja”
“Hah sudah ku duga kamu akan meninggalkan anakmu itu pada akhirnya” tawa jeno

“aku membawa jino”
Jeno kaget dia menatap jaemin “ini tidak seperti itu masalah buatmu akhirnya kita bercerai tanggung jawabmu itu sudah aku anggap selesai jadi aku akan pergi sekarang dari hidupmu, semoga kamu menemukan seorang yang bisa menerimamu sampai akhir” jaemin menggendong jino  pergi keluar vila, jeno masih mematung sempurna pa2an ini?, dia bahkan tidak bisa berpikir dan dengan apa yang di ucapkan jaemin juga, jadi pada akhirnya inilah akhir mereka

Sesuatu yang dipaksa tidak selamanya berakhir baik, sesuatu yang diawali dengan paksaan tidak akan bertahan selamanya, jaemin sekarang berada di amerika bersama jino sudah 2tahun sejak dia berpisah dengan jeno,  jino sangat minrip dengan jeno ini seperti jaemin bersama jeno kecil setiap hari,jaemin sangat cantik tidak akan ada yang percaya jika sebenarnya jaemin sudah mempunyai anak,
“hallo?”

“hah bukannya kau jaemin?, kau ingat aku temanmu mark kita di kampus yang sama”

“hahha, bagaimana kabarmu?” jaemin
“aku baik2saja, kamu bagaimana dan dengan suamimu juga lee jeno”

“baik,aku sudah bercerai dengannya”
“oh, maaf aku juga jombo sampai sekarang hahha, tidak perlu sedih kita masih muda” mark

“mamah mamah ini balon badut tadi ngaci jino balon” ucapanak itu dia mark menatap anak itu

“hah, dia anakku lee jino umurnya baru 7tahum dia baru masuk sd sekarang” mark mengangguk dilihat dari seberapa miripnya ini pasti anak jaemin dan jeno
“oh, hii jino aku mark teman mamah mu, kamu bisa memanggilku dengan sebutan paman”
Jino mengangguk,