15

26 2 3
                                    

Scoups melihat sihir penghalang yang sama seperti sihir yang merangkapnya di ruang guru, langsung saja menghancurkan sihir tersebut.

Dirinya marah besar melihat para murid yang terbaring kesakitan karena ulah cheon yang menghisap energi sihir anak-anak.

" beraninya kau melukai mereka!! " bentak scoups langsung saja menyerang cheon dengan sihir miliknya yang sialnya juga ikut terhisap.

" hahahaha.... kau hanya akan mati ditanganku! "

" benarkah? Pheonix!! " panggil scoups, hingga akhirnya kaca ruang aula pecah karena kedatangan pheonix yang langsung mencengkram cheon dengan kakinya, membawanya ke luar ruangan.

" bawa dia ke lapangan! Mereka kuserahkan pada kalian! " ujar scoups pada yuliang dan 00 line, lalu menghilang bersama dengan asap.

" sialan! Apa yang terjadi pada mereka?!! " ujar felix menatap horror teman-temannya.

" energi mereka di ambil! " pekik hyunjin ketika mengecek nadi pada pergelangan tangan salah satu murid.

" setidaknya kita harus menyembuhkan luka fisik mereka, kehilangan energi sihir bukan hal yang bagus bagi mage! " ujar seungmin.

" tapi kita tidak bisa sihir penyembuh! " ujar jisung panik.

" aku bisa! Tapi energiku tidak akan cukup untuk menyembuhkan mereka semua, aku butuh saluran energi dari kalian... " ujar yuliang yang dibalas anggukan oleh keempatnya.

.
.
.
.
.

Pheonix menjatuhkan cheon di lapangan dari ketinggian, tidak peduli dengan keselamatan penyihir itu. Setelahnya berdiri di belakang scoups yang tampak mengerikan karena amarah yang menguasainya.

" kau... akan mati... " ujar scoups melancarkan serangan yang lagi-lagi dihisap oleh tongkat tersebut, membuat wajah scoups tertekuk.

" kau yang akan mati! " ujar cheon melesatkan energi sihir yang sangat besar dan cepat ke arah scoups, namun masih bisa dihindari dengan pheonix yang  menebasnya dengan sayap hingga menghancurkan beberapa bagian sekolah.

" pheonix, dia tidak bisa dikalahkan dengan sihir.. tongkatnya itu akan menghisap energi sihir apapun... dia hanya bisa dibuat tunduk dengan kekuatan kuno milikmu... "

" ku serahkan padamu... " ujar scoups menggenggam kepala pheonix hingga jiwanya melebur, menyatu bersama pheonix.

Membuat pheonix semakin kuat, matanya merah. Memincing marah pada cheon.

" tch, kau pikir burung bodoh itu bisa melawanku? Akan ku akhiri pertandingan ini dalam satu serangan! " ujar cheon sombong.

Wanita itu menghentakkan tongkatnya ke tanah, mengarahkan bola hitam kristalnya pada pheonix, membaca mantra yang sangat panjang hingga bola tersebut mengeluarkan energi sihir yang sangat besar.

Seolah energi kota magie adalah miliknya.

Energi tersebut Melesat kuat dan cepat ke arah pheonix yang hanya diam di tempatnya.

" kau akan mati!! Hahahahaha! " teriak cheon angkuh.

Eh?

Apa?

Cheon tercengang melihat energi sihirnya yang dihisap oleh pheonix, mengumpulkannya di langit-langit hingga terlihat seperti meteor raksasa hitam yang tampak mengerikan dengan energinya yang besar.

Pheonix lalu menyemburkan cahaya biru pekat dari mulutnya ke energi sihir yang ia ambil dari cheon, membuatnya berubah menjadi biru cerah secerah cahaya bulan purnama dan juga semakin lebih besar ukurannya dari pada awal.

Tanpa basa-basi, pheonix melemparkan energi tersebut pada cheon, wanita itu membuat perisai untuk melindungi dirinya.

Namun energi sihir yang kuat dapat menghancurkan perisai dengan mudah, melenyapkan cheon menjadi abu dalam sekejap.

Jiwa Scoups muncul kembali, scoups kelelahan setelah melakukan penggabungan jiwa dengan pheonix. Membuatnya pingsan di lapangan sekolah yang ia cintai itu.

" akhirnya..... " gumam scoups di sisa kesadarannya.

Pheonix menggigit baju scoups, lalu meletakkannya di punggungnya, membawa kembali ke kediaman keluarga scoups.

.
.
.
.
.
.

Yuliang, hyunjin, seungmin, felix dan jisung terkapar kelelahan setelah berhasil menyembuhkan teman-temannya yang bukan sedikit jumlahnya.

Satu sekolah? Bukankah itu cukup untuk membuat mereka menjadi seorang pahlawan.

" hah, setelah ini... huft! Akan ku tan... tang... hah, pak rhino dalam sihir... penyembuh... huaah!! " ujar yuliang terbata karena kelelahan.

" kau... hah, belum pantas menjadi lawan... nya.. kau tau? Dia bahkan... mam.. pu menyembuhkan... para warga sejumlah tiga desa sekaligus... " ujar jisung menyombongkan kehebatan pamannya.

" tetap saja, aku tetap... hah... wajib mendapat penghargaan... "

" kau bisa, karena kami... penghargaanmu... hah, harus... dibagi... " canda hyunjin.

" baru kali ini aku merasa lelah namun bangga... " ujar seungmin yang masih meraup oksigen sebanyak mungkin.

" berasa pahlawan, hehehehe... " ujar felix membuat mereka terkekeh.

" aish!! Bagaimana ini! Energi sihirku sudah tidak ada lagi! Bagaimana bisa aku disebut mage! " teriak yoonchan frustasi.

" dasar bodoh! Setidaknya berterima kasihlah karena masih hidup! " tegur wenyuan.

" lebih baik mati daripada hidup tanpa energi sihir... " ijar eric pundung.

" heh! Tau dirilah sedikit! Tolong kami, setidaknya beri kami air! " ujar hyunjin kesal pada teman-temannya yang tidak memiliki inisiatif.

" jeongin, kita belum menemukan jeongin... " ujar seungmin.

" kita serahkan jeongin pada pak lewis dan pak rhino, mereka pasti berhasil nemuin jeongin... " ujar jisung menenangkan.

" semoga saja... " ujar felix penuh harap.

" sebenarnya ada hubungan apa jeongin dengan masalah di sekolah? " tanya yuliang yang masih penasaran.

" jeongin itu bukan penghuni di dunia ini... dia tidak berasal dari kota magie... dia bukan penyihir, tapi manusia... " ujar felix membuat seisi aula terkejut bukan main.

" aih, sepertinya aku salah bicara... " gumam felix meringis ketika melihat ketiga temannya menatapnya tajam.

Salahkan mulut felix yang selalu jujur apa adanya.

zeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang