04 perfect plan?

459 31 4
                                    


***

"Ada yang salah dengan ponselmu, Clarissa?" Suara Damien tiba-tiba terdengar dari belakang. Sedetik kemudian, pria itu menarik kursi dan duduk di seberangnya.

Malam ini, Damien terlihat sangat tampan dan gagah. Dengan balutan tuxedo hitam dan kemeja putih di baliknya, pria itu semakin terlihat maskulin. Rambutnya yang tertata rapi menambah pesona Damien.

Dengan penampilan semenakjubkan itu, mustahil Clarissa tidak jatuh cinta, begitu pula Cla yang saat ini memandangi kehadiran Damien tanpa berkedip. Damien membuatnya terpesona.

"Kau tidak menjawab ucapanku, Cla." Gumam Damien.

Seketika Cla tersadar kalau matanya masih terbengong menatap Damien. Padahal pria itu tampak tak peduli.

Cla tahu sebenarnya Damien enggan menghadiri makan malam ini. Kalau bukan karena Mama Luv yang mengatur, juga karena ini merupakan bentuk kerjasama antara BioTech dan Miller, Damien pasti tidak akan datang.

"Ponselku tidak bersalah, tapi pesan dari nomor tak jelas sangat menyebalkan." Jelas Cla. Sekalipun ia tahu Damien tidak peduli. Hatinya kecewa menyadari hal tersebut.

Damien tak menanggapi. Sangat terlihat kalau ia tak peduli. Pria itu malah memanggil pelayan untuk segera menyajikan menu yang telah dipesan Cla. Sebelumnya, Damien memang membebaskan Cla memilih menu.

Cla tersenyum saat Johan yang menghampiri. Artinya rencana cerdasnya akan segera terwujud. Malam ini ia akan berakhir tidur dengan Damien. Persetan dengan peringatan Chaos. Pria tak jelas biarlah menjadi tak jelas.

Sambil menunggu makanan datang, Cla memandangi Damien yang tak bersedia melirik ke arahnya. Tak tahan dengan sikap dingin Damien, Cla akhirnya buka suara. "Apa aku terlalu buruk rupa untuk kau lihat?"

Damien menjawab tanpa menatapnya. "Benar."

"Kenapa kau sangat dingin terhadapku, Damien? Bukankah kita sudah bertunangan? Tidak bisakah kau sedikit melembut?"

Seketika tatapan Damien berubah serius dan menatap tajam. Pria itu mengepalkan kedua tangannya erat di atas meja. "Kau sudah tahu jawabanku, Clarissa."

"Tidak. Aku tidak tahu." Cla membalas tatapan Damien tak kalah tajam.

"Pertunangan kita seharusnya tidak terjadi. Kau tahu aku memiliki kekasih dan kau juga tahu aku membencimu."

"Aku yang lebih dulu mengenalmu, Damien. Bukan Lela. Seharusnya akulah kekasihmu, bukan wanita itu. Kau juga tak seharusnya membenciku!" Tanpa Cla sadari, suaranya meninggi. Emosinya menggebu.

Damien tersenyum miring seolah naiknya emosi Cla adalah kemenangan bagi pria itu. Cla kesal karena menyadari hal tersebut. Jadi ia segera mengatur napas agar emosinya mereda.

Dalam novel, Clarissa bukan wanita yang tenang terhadap tekanan. Emosinya sering meledak-ledak ketika sedang terpojok. Seperti saat ini. Kenapa sekarang tabiat Clarissa menurun padanya?

Cla semakin kesal sendiri.

Untungnya, Johan segera tiba dengan dua pelayan wanita untuk menyajikan makanan. Sejujurnya, Cla sudah tak memiliki selera makan. Tapi ia harus memastikan kalau Damien meminum minumannya.

Kali ini, tak boleh ada kesalahan sedikitpun. Cla harus bersabar. Setelah ia berhasil menjebak Damien dan membuat pria itu putus dengan Lela, ia yakin Damien akan mulai mencintainya. Pasti.

Cla memang tak tertarik pada Damien selain fisik dan imajinasi yang ia baca, tapi karena jantung tubuh yang ia tempati berkata lain, Cla harus berusaha keras mendapatkan Damien.

In Love with Danger [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang