05 punishment

653 28 2
                                    


***

Cla tidak mampu mengendalikan ketakutan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Dengan mata tertutup selembar kain sehingga tak mampu melihat dengan jelas, ketakutan tersebut bertambah.

Ia memang bisa melihat siluet Chaos, tapi tidak dengan rupa wajahnya. Cla tidak tahu apa yang Chaos inginkan, jadi dia menawarkan, "Apa kau butuh uang, aku bisa memberikan banyak?"

Chaos menjawab sinis. "Uang? Aku sudah bosan dengan uang, doll."

"Kalau begitu apapun. Cukup hentikan permainanmu dan lepaskan aku."

"NO!" Tegas Chaos seraya menunduk. "Kau harus dihukum, doll." Keo memainkan rambutnya. "Selain itu, kau membayar hutangmu padaku. Sesuatu yang kau curi."

"Ah!" Cla memekik merasakan satu jari Chaos memasukinya. "Jangan!"

Jari itu bermain di tepian.

"Teruslah berteriak, Clarissa. Teruslah takut. Aku suka teriakan ketakutanmu." Jari itu berputar-putar. "Semakin kau takut, semakin aku puas." Chaos tertawa.

"Kau gila!"

"Memang. Gila adalah nama lainku." Jari yang sebelumnya berada di ujung kini berangsur menjelajah lebih jauh. Paha Cla menegang merasakan intrusi tersebut. Ketika jari itu memutar lagi, punggungnya melengkung. "Kau basah, doll. Tak perlu pura-pura mengelak."

"Itu reaksi tubuhku. Bukan keinginanku." Elak Cla marah menyadari ucapan Chaos benar. Ia basah. Tubuhnya memang tidak mengerti situasi. Ia sedang ketakutan, tapi entah bagaimana tetap mengartikan sentuhan Chaos lain. Hasratnya keluar sekalipun Cla tak ingin.

Saat Chaos memaju mundurkan jarinya, tubuh Cla semakin terpancing hingga gairah yang mengalir semakin banyak.

"Ternyata aku suka saat kau basah dan licin." Pria itu terdengar sangat menikmati apapun yang dilakukannya. Jarinya yang sudah berlumuran lendir kini bergerak semakin lincah. "Apalagi saat kau menjerit." Tambahnya seraya menekan jari jempolnya ke tonjolan sensitif Cla.

Seketika Cla berteriak keras. "Cukup!!"

Tekanan disana adalah kelemahan hampir semua wanita. Tonjolan itu sangat sensitif dan mudah terangsang. Chaos yang licik memanfaatkan fakta tersebut.

"Penolakanmu semakin membuatku menginginkan lagi." Chaos memutar jarinya berulang kali. Memijit organ tubuh Cla di dalam sana serta menekan titik sensitif yang terlihat di luar hingga Cla menggigil.

Cla hampir menangis merasakan apa yang sebentar lagi terjadi.

Tidak. Tidak. Tidak boleh!

Tangan Cla yang terikat mengepal erat meremas ujung kain yang mengikatnya, jari kakinya menekuk dan punggungnya melengkung semakin tinggi. Cla berusaha menahan apapun yang tumbuh di perut bawahnya sekuat tenaga. Ia tidak ingin kehilangan harga diri dengan mencapai puncak dalam situasi ini. Tapi usahanya sangat sulit.

Ketika Chaos menambah jarinya dan bergerak semakin cepat, tubuh Cla seakan berada di ujung. Ia kembali menjerit. Berkali-kali ia mengatakan cukup dan cukup.

Seolah penolakan Cla adalah bensin yang memperbesar api semangat Chaos, pria itu menunduk seraya meremas payudara Cla bergantian, memperbesar rangsangan yang sudah menguasai tubuh Cla.

Cla mulai memohon. "Please. Please!"

Kemudian Chaos berbisik di telinganya. "Apa, Clarissa? Aku tidak mengerti maksudmu? Cukup atau lanjut?"

Apa yang Cla inginkan?

Setelah beberapa menit berlalu dan kini tubuhnya sepenuhnya terangsang, Cla mendadak tidak tahu lagi apa yang inginkan. Karena pada saat bersamaan, kini ia sangat menginginkan klimaks tapi juga merasa hina kalau sampai ia menyerah pada keinginan Chaos.

In Love with Danger [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang