"Tita, follow up soal rumor di forum ya. Klarifikasi hari ini bisa kan?"
Tita tersenyum dan mengangguk. "Saya usahakan, Bu," ucapnya, tangan kirinya berada di bawah meja, mengepal untuk menahan keinginannya untuk menjambak rambutnya sendiri detik ini juga.
"Langsung ke atas aja minta ketemu, Pak Daru suka slow respon kalau by phone. Kita nggak ada waktu." Bu Anne, PR manager di perusahaan Tita bekerja memberi penekanan di setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Tita kembali mengangguk. "Siap, Bu."
Ketika sosok Bu Anne menghilang keluar dari ruang meeting, Tita merengut di kursinya.
"Pagi-pagi ada aja anjir masalahnya..."
Tita melihat ke layar laptopnya, di mana sebuah postingan tentang pengalaman buruk saat bekerja sama dengan salah satu arsitek di perusahaannya sedang ramai dibicarakan. Bahkan muncul testimoni dari beberapa akun dan mengaku pernah bertemu atau bergabung dalam sebuah proyek yang sama dan ikut mengompori, membuat topik itu terus dikupas sejak semalam.
"Ta," Kiki rekan satu timnya menghampiri Tita yang murung dan menepuk pundak Tita sebagai bentuk dukungan. "Semangat dong," ucapnya.
"No one as this optimistic at 9 in the morning, Ki." Tita menatap dramatis. "Ada info nggak kenapa tiba-tiba keluar spill begini?"
Kiki menggulirkan layar handphonenya dan berkata, "Kata temen gue tiga hari lalu Pak Daru disiram jus mangga sama Bu Shanty dari Buana Citra."
"Jus mangga banget nggak tuh — " Tita meringis. "Nggak sekalian kasih ager sama melon biar jadi es buah."
Kiki terkikik mendengar respon Tita yang jenaka. "Denger-denger Bu Shanty ini bisa bantu ngegolin tender karna deket sama jajarannya Tender Indonesia," kata Kiki.
"Orang kita nyogok biar gol kah?"
"Tet salah." Kiki menggoyangkan telunjuknya sebagai jawaban. "Justru kebalikannya. Bu Shanty ini terkenal suka nyari brondong buat dipacarin, kayaknya sih ada hubungannya kalau dilihat dari tragedi yang terjadi, ya."
"Aduh, tragedi nggak tuh."
Kiki tertawa dan menambahkan, berharap ini akan membuat Tita merasa lebih baik. "Nanti gue bantu cari info lagi, ya. Tapi denger-denger emang awalnya gara-gara insiden sama Bu Shanty ini."
Tita sudah tak tahan lagi.
Kedua tangannya naik untuk menyisir rambutnya ke belakang, meremas helai-helai rambut panjangnya di balik jari-jarinya dengan frustasi. "Kita nggak mungkin bahas itu karna bakal makin gede masalahnya 'kan?" Tita melempar pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya.
Kiki mengangguk. "Lo konfirmasi aja dulu ke yang bersangkutan. Emang gini Tit, kerjaan kita beresin masalah yang dibuat orang lain. Semangat."
Tita tersenyum masam. "Thanks, Kiki," bisiknya seraya mengiringi kepergian Kiki. Matanya kembali ke layar laptopnya yang masih menyala dan menampilkan deretan komentar negatif tentang lingkaran dalam perusahaannya.
YOU ARE READING
fvck u, goodluck.
RomanceSuatu hari Tita menyadari bahwa setiap klise romantis yang terjadi padanya berasal dari satu orang yang tidak disukainya: Handaru Bhaga. ●●● Sebagai si paling anti romantis yang kerap bersikap kasar, siapa yang mengira bahw...