"Jadi, kalian berdua ciuman?"
"Not yet."
Kening Umay berkerut tak mengerti.
"No way ㅡ maksud gue, no way," bantah Tita panik. "Pas Pak Daru tinggal kurang dikiiiitttt lagi nyentuh bibir perawan gueㅡ "
"Mana ada perawan," potong Umay tak terima.
Tita merengut. "Mau gue lanjut, nggak?"
Umay mengangguk dengan senyum geli di wajahnya. "Lanjut, lanjut."
"Ya, pokoknya tuh pas udah mau ciuman, tiba-tiba eiittssss Pak Daru berhenti."
"Jadi lo dikerjain?" tanya Umay sementara mulutnya menertawakan sahabatnya.
Tita menghela napas, teringat insiden memalukan itu di benaknya. "Gue tuh iseng nantangin doang awalnya kan, ya. Tapi gue kesel karena jadi gue yang dikerjain. Siapa yang tahu kalo dia bakal beneran hampir nyarisㅡalmost and whatever sinonim dari kata itu ... argh!" Tita mengerang, mengangkat tangannya yang mengepal karena frustasi.
"Jadi lo kesel karena dikerjain atau nggak jadi dicium?" Umay memastikan.
"Ya karena dikerjain lah."
Umay berdeham lalu mengatakan, "I'm gonna make it clear, ya, Tit. Lo kan yang dari awal ngisengin dia tapi kenapa kesan yang gue dapet lo kecewa karena nggak jadi ciuman? Jangan bilang lo ..."
"Gue apa?"
"Jablay."
"Gue emang jarang dibelai, tapi yang bener aja." gerutu Tita, kakinya berusaha menendang tulang kering Umay yang berdiri di sampingnya, tapi temannya itu mundur menghindar dengan cepat.
Suasana lobi yang berisik menyamarkan pertengkaran Tita dan Umayㅡketukan langkah kaki berirama di lantai marmer dan manusia yang berbicara satu sama lain menjadi satu di keramaian lobi pada waktu-waktu tertentu.
"Jadi, cara lo ini berhasil bikin Pak Daru setuju?" Umay melirik layar handphonenya, mengawasi lokasi driver online yang sedang dalam perjalanan mengantarkan minuman yang mereka berdua pesan.
"Belum." Tita menggeleng lesu. "Gue harus bujuk dia model gimana lagi, ya, May, biar mau."
"Lo nggak takut kebaperan sendiri karena sesi bujuk membujuk ini?" Umay menyenandungkan pertanyaan.
Tita meringis, merasakan bulu kuduknya berdiri seketika. "Yang bener aja pertanyaan lo, ih. Lo tahu gue nggak suka cowok ganteng."
"Lo itu bukan nggak suka cowok ganteng. Lo dulu suka, tapi sekarang nggak suka karena cowok ganteng biasanya banyak tingkah," koreksi Umay.
"Ya ... terus? Kan sekarang nggak suka. Bukan berarti gue bakal suka juga sama Pak Daru."
"Minimal dia memenuhi standar cowok tiktok lo."
YOU ARE READING
fvck u, goodluck.
RomanceSuatu hari Tita menyadari bahwa setiap klise romantis yang terjadi padanya berasal dari satu orang yang tidak disukainya: Handaru Bhaga. ●●● Sebagai si paling anti romantis yang kerap bersikap kasar, siapa yang mengira bahw...