"Denger-denger, lo kangen ya sama gue?"
"Mana mungkin."
"Sangat mungkin."
"Gue cuma nanyain kabar lo doang ke Oscar," kilah Daru.
Clau mengangguk-angguk seolah percaya. "Terus kenapa Mas Daru di sini kalau gitu?"
"Beli kopi." Daru berhenti sebentar sebelum menikmati kopinya, menghirup aromanya yang lembut untuk mengusir rasa lelah yang ia rasakan sejak pagi, lalu menyesap kopinya dengan tenang — meninggalkan rasa pahit yang perlahan memenuhi tenggorokannya.
Netranya memandang ke teras luar sederhana dimana pot-pot tanaman hijau ditata rapi, sekarat di bawah matahari terik kuning berdebu tanpa perlindungan. Daru mengernyit, rumah bernuansa monokrom di seberang cafe yang terasa familiar di ingatannya mulai menganggunya ...
"Kagak di depan rumah gue juga belinya," gerutu Clau, memecah lamunan Daru begitu saja.
Pantas saja.
"Ah ... Itu rumah lo." Daru berusaha mempertahankan wajah datarnya dan mengangkat gelasnya."Kopinya enak."
"Alasan." Clau berdecih. "Emang Mas Daru nggak ngantor?"
"Ngantor, lagi pengen ngopi aja," jawab Daru.
Sebenarnya, Daru bisa saja memesan kopi jika ia menginginkannya, tapi Daru merasa perlu menyalurkan energi kapitalismenya alih-alih membuat kopi sendiri di pantry karena terlalu malas. Itu juga alasan yang bagus untuk sekedar keluar dan menyegarkan pikirannya karena pekerjaan Daru satu minggu terakhir benar-benar mengurasnya hingga Daru tak ingat lagi kapan terakhir kali ia tidur dengan baik.
Yah ... bekerja terlalu banyak memang tidak pernah menjadi baik.
"Idih ... orang aneh," nyinyir Clau.
"Lo aneh," sahut Daru tak mau kalah.
Clau tak menanggapi, dia menggeser handphonenya ketika pegawai cafe mengantarkan smoothies strawberry dan sepiring pasta untuknya. Tak lama kemudian perempuan yang berbeda 4 tahun darinya itu mulai mengomel, "By the way, kalau ibu nelpon tuh diangkat, dong. Capek banget ibu nyuruh-nyuruh gue mulu buat ngecek keadaan lo. Lo bukan sengaja ngelakuin itu buat dapet perhatian gue, kan, Mas?"
"Pede amat," sinis Daru.
"Ngaku aja."
Daru mendesah pelan. "Gue males aja soalnya ibu banyak dramanya."
Clau terkekeh, mengerti maksud ucapan Daru tanpa pria itu perlu menjelaskannya. "Pasti ibu nyuruh-nyuruh lo nikah lagi, ya"
"Iya."
"Rasain."
Alis Daru naik tak terima.
"Salah siapa begitu-begitu mulu sama cewek." Clau menggeleng keheranan, menunjuk Daru dengan garpu di tangannya dan memasang tampang garang, "Orang kok hobinya bobo-bobo lucu tapi nggak pacaran."
YOU ARE READING
fvck u, goodluck.
RomanceSuatu hari Tita menyadari bahwa setiap klise romantis yang terjadi padanya berasal dari satu orang yang tidak disukainya: Handaru Bhaga. ●●● Sebagai si paling anti romantis yang kerap bersikap kasar, siapa yang mengira bahw...