8. sulky

1.1K 112 7
                                    

2 bulan berlalu, pooh semakin lekat dengan hubungannya yang tak jelas itu. 

tidak ada yang keberatan dengan status , entah pavel atau pooh, tidak ada yang menanyakan tentang kisah apa yang sedang mereka jalani saat ini.

mereka hanya menjalaninya sesuai arus.

namun kedekatan mereka membuat seseorang tak suka , meski dia diam tanpa melakukan apapun pandangannya tak bisa berbohong.

Seperti hari ini, pooh dan Pavel bergandengan tangan diam diam saat mereka berangkat bersama ke sekolah, gem selalu memperhatikan mereka dari kejauhan

Wajahnya sangat kesal hingga terkadang dia bergumam tak jelas.

Pavel melepaskan tangan nya setelah mereka sampai di gerbang sekolah, diapun berjalan lebih dulu meninggalkan Pooh yang tersenyum konyol

Gem pun menghampiri Pooh dan memeluknya untuk mengagetkan Pooh.
"Oh gem !"ujar Pooh terlonjak
"Ehe .. Ayo masuk bersama"ajak gem

"Hm"
"Kau siap dengan kuis hari ini?"tanya gem

"Hah?"
"Yahhh kau memang selalu tertidur di kelas jadi kau tidak memperhatikan "
"Gawat!!"Pooh tampak cemas

"Tidak apa-apa aku akan membantumu, setidaknya kita punya waktu beberapa jam sebelum pelajaran matematika di mulai"

Merekapun masuk ke kelas.
Dan Pooh mulai membuka bukunya, sedangkan gem Duduk di bangku milik pon dan mulai mengajari Pooh

Pon yang baru datang kebingungan melihat itu.
"Ehh gem.. aku..."
"Hari ini dan seterusnya aku akan duduk disini bolehkan pon"ucap gem dengan senyuman

Pon menggaruk tengkuknya seraya menjawab ragu
"Euh...ba.. baiklah "

Pon pergi ke bangku gem yang ada di depan dan meletakkan dirinya dengan wajah yang sulit di artikan.

Pooh masih fokus dengan bukunya sambil sesekali menulis.
"Pooh tampaknya kau tidak terlalu bodoh, kenapa kau malah banyak bermalas-malasan?"tanya gem

"Masa depan yang sudah di tentukan dengan orang tua, apapun yang aku lakukan itu tidak akan berpengaruh"jawab Pooh tanpa merubah ekpresinya

"Ohhh sangat menunjukkan anak orang kaya"kagum gem dengan senyuman

"Aku bukannya mau sombong gem. Tapi itu memang fakta. Setelah lulus sekolah aku pasti akan di suruh kuliah ke luar negeri lalu akhirnya akan melanjutkan perusahaan ayahku"

"Hmm... Kau punya hidupmu sendiri seharusnya ayahmu menghargai apa yang kau sukai "

Pooh terdiam memikirkan perkataan gem.

"Aku bahkan tidak ingat apa yang Kusuka"jawab Pooh lagi , lalu kembali memfokuskan dirinya untuk mencatat

Gem menatap Pooh dengan sedikit bingung namun ada rasa sedih bersamaan.

Dia baru tahu ayah Pooh cukup mengekang anaknya ini, tidak seperti ayahnya yang memberikan keputusan bebas perihal kehidupannya, dia jadi merasa bersyukur setelah tahu keadaan pooh.

"Oy gem... Soal nomor dua ini, bukankah caranya sama saja, kenapa jawabannya sama sekali tidak ada di pilihan?"tanya Pooh

"Ohhh... Kau harus mengerjakan soal yang ada di dalam kurungnya dulu, lalu jika sudah ada hasilnya kau bisa melanjutkan dengan cara yang tadi "

"Hhhhhh.... Benar benar memusingkan!"ujar pooh kesal

Gem tertawa melihat itu
"Jangan terlalu di pikirkan, cobalah untuk lebih santai!"ucap gem seraya menyentuh tangan Pooh lembut

You Are My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang