Beberapa Minggu setelah Pavel dinyatakan mengandung, dirinya menjadi lebih sensitif.
Untuk hal kecil seperti dia tak bisa menyenangkan hati tin, dia sendiri yang akan menangis hingga berakhir dengan tin yang harus memeluk ibunya itu.
Padahal tin Tidak masalah lagi dengan larangan ibunya, karena dia tahu semua itu untuk melindunginya
Tapi tetap saja Pavel merasa bersalah dengan hal itu.
Dan hal yang paling sederhana pun akan membuat Pavel marah , seperti saat ini
Karena tadi pagi Pooh pergi ke kantor tanpa menciumnya. Akhirnya Pavel tak mau bicara lagi dengan suaminya itu
Pooh menatap dengan bingung, dia terus bertanya apa kesalahannya tapi Pavel tetap bungkam dan membiarkan Pooh memikirkan nya sendiri.
Sungguh membuat dia frustasi, Pooh harus terus termenung di malam hari memikirkan kesalahannya.
Hingga dia ingat hal itu.
Pooh menepuk jidatnya sendiri dengan senyum kecilDiapun kembali menghampiri istrinya di kamar.
"Sayang ... Aku tahu kesalahanku, apa karena aku tidak menciummu tadi pagi jadi kau tidak ingin bicara denganku?""Hm"
"Ohh baiklah maafkan aku... Tadi pagi aku sedikit terlambat jadi harus buru-buru pergi "
"Hm"
Melihat tanggapan Pavel yang singkat membuat Pooh harus memeluk istrinya itu
"Phi... Bicaralah... Apa kau memaafkanku?hm?""Hm"
"Jangan hanya bergumam seperti itu, maafkan papa yahhh hm?"
"Hm baiklah, besok besok jangan melupakannya lagi "
"Hm baiklah mama... Papa tidak akan lupa, uwuuuww pipimu semakin chubby, sangat menggemaskan "ucap pooh seraya mencubit gemas pipi Pavel
"Apa... Apa maksudmu aku semakin gendut?"tanya pavel dengan mata yang hampir menangis
"Ehh.... Bukan phi, maksudku pipimu membuatku gemas"
"Ish Pooh... Tetap saja kau secara tak langsung bilang aku gendut hiks hiks"
Ucap Pavel dengan bibir mengerucutPooh memukul mulutnya menyesali kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya.
Pavel terdengar menangis sambil memukuli bantal yang sedang dia peluk.
Pooh akhirnya harus kembali mencari cara untuk menenangkan nya lagi.
***
Beberapa bulan kembali berlalu.
Di trisemester kedua, Pavel tampaknya sudah tak se sensitif itu.Buktinya dia bisa kembali beraktivitas seperti biasa lagi, dia juga tidak terlalu memperdulikan hal kecil selama dia masih merasa nyaman.
Hari ini Pavel menemani tin pergi ke sekolahnya, walau tin bersikeras melarangnya karena dia selalu merasa dirinya sudah besar.
Tapi Pavel juga tak mau kalah dia tetap mengikuti anaknya dari belakang setelah mereka sampai di sekolah.
"Mama... Tahun depan aku akan masuk SD, mama tidak perlu mengantar tin lagi"
"Tin... Kenapa kau tumbuh sangat cepat, aku merindukanmu yang memanggilku Mumu"
Ucap Pavel dengan nada sedih"Maa... Tin harus masuk. Mama pulang saja"
"Tin peluk mama dulu"
Tin kembali menghampiri ibunya dan memeluk nya erat.
"Mama pulang dan istirahat, Dede bayi kelelahan"ucap tin dengan senyuman

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My destiny
Fiksi Penggemarkarena kejadian tak terduga membuat pavel harus menghindari muridnya yang bernama pooh. namun di tahun ajaran baru, dirinya malah menjadi wali kelas dimana pooh berada hingga akhirnya dirinya mau tidak mau harus bertemu dengan anak itu setiap hari...