Bab 07 - Yeri

1.1K 202 72
                                    

"Bagaimana kau tahu tujuan kota ku busan? Aku tidak memberitahu." Tanya nya ketika masih memakan roti.

Taehyung meminum sedikit coklat panas nya sebelum akhirnya menatap jisoo.

"Hanya menebak."

Tidak mungkin jika lelaki itu hanya menebak semata, jisoo tidak percaya.

"Aku akan membayar nya nanti."

"Membayar apa?" Tanya taehyung.

"Tiket kereta ku anggap hutang. Aku akan membayar nya nanti."

"Kau bilang, kau di pecat dari pekerjaan mu. Bagaimana kau membayar hutang?"

"Aku bisa mencari pekerjaan apapun, yang penting aku mendapatkan uang."

"Tidak semua hutang harus di bayar dengan uang. Jika kau menganggap ini hutang apa kau bisa membayar nya tanpa uang?"

Jisoo yang duduk di hadapan taehyung bingung. Bagaimana membayar hutang jika tidak menggunakan uang?

"Apa?"

"Bawa adik ku seperti dulu."

"Aku hanya manusia biasa."

"Berarti kau tidak bisa membayar hutang nya."

"Pandangan mu akan tetap sama padaku, menatap ku sebagai seorang penjahat."

"Ya, tapi, aku berusaha menepisnya. Karna kau adalah ibu dari anak ku."

"Kau hanya menanam benih di rahim ku. Aku yang mengandung nya sampai dia lahir nanti."

"Kenapa kau tidak mengugurkan nya?"

"Aku bukan orang egois yang hanya mementingkan hidup ku saja. Justru adanya dia di rahim ku membuat ku merasa aku tidak sendiri."

'Kereta pemberangkatan menuju kota busan akan berangkat 10 menit lagi. Mohon penumpang untuk segera menaiki kereta.'

Suara pemberangkatan kereta sudah terdengar, jisoo bangkit dari duduknya. Menyimpan sisa rotinya yang berada di meja setelah meminum air mineral nya.

Taehyung ikut mengantar perempuan itu hingga sampai akan menaiki kereta.

Dirinya berdiri sedikit jauh ketika jisoo sudah menunjukan tiketnya pada petugas. Dirinya menoleh ke belakang dimana taehyung masih berdiri di tempatnya tidak menghampirinya.

Jisoo ingat, setelah satu hari di seoul bersama taehyung, jisoo lupa mengatakan sesuatu.

Dirinya memilih menghampiri taehyung kembali berdiri di hadapan lelaki itu dengan tangan sudah memegang tiket pemberian taehyung saat keduanya sarapan tadi.

Terlepas dari tindakan balas dendam lelaki itu dan fakta bahwa taehyung adalah kakak yeri. Dirinya harus mengatakan terima kasih, jika bukan karna lelaki itu, jisoo mungkin sudah seperti orang linglung di seoul.

"Terima kasih atas bantuan mu sejak semalam dan hari ini."

"Hm, jaga dirimu.. dan juga anak ku." Refleks taehyung mengangkat tangan nya mengusap pelan surai panjang itu.

Malu untuk bertindak, tapi pelukan itu mungkin hanya sebatas kemauan anak dalam kandungan nya. Karna refleks pun jisoo memeluk taehyung dengan menyelipkan kedua tangan nya pada pinggang taehyung, lelaki itu terlalu tinggi untuk jisoo gapai lehernya.

Jisoo memeluk taehyung menyandarkan kepalanya pada dada lelaki itu.

"Terima kasih sekali lagi." Gumam nya.

Taehyung mengecup singkat rambut jisoo dan setelah nya perempuan itu langsung melepaskan pelukan nya. Memilih untuk pergi masuk ke dalam kereta.

Jisoo mulai mencari tempat duduknya dan tak lama menemukan nya. Melihat ke samping tepat ke jendela, dimana taehyung masih berdiri di tempatnya.

Happy Or Sad? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang