Hari senin, hari yang paling dibenci oleh semua orang termasuk Donghyuck. Sosok pemuda berkulit tan dengan paras tampannya, yang membuat siapapun yang melihat wajahnya akan bertekuk lutut akan pesonanya.
Donghyuck yang tengah menikmati paginya dengan tenang pun melirikan matanya ke arah pintu kamarnya yang dibuka, wajahnya terlihat begitu datar dan dingin dengan lirikan menusuknya. Terlebih saat mendapati seorang wanita berpakaian rapih memasuki ruangannya.
Luisa, sosok cantik bersurai pirang dengan iris hijaunya yang terlihat begitu cantik. Sosok yang merupakan dokter dari Donghyuck.
"Selamat pagi." Sapa Luisa ramah dalam bahasa inggrisnya sembari mendudukan dirinya di sofa yang terletak di dekat kasur Donghyuck.
"Bagaimana kabarmu Donghyuck?" Tanya Luisa lagi yang sontak mengundang senyuman milik Donghyuck.
"Sangat baik, pagi ini sangat cerah. Aku kira kau akan datang sepuluh menit lagi." Donghyuck membalas ucapan Luisa dengan bahasa inggrisnya yang terdengar fasih.
"Ah benarkah? Aku kira tepat waktu, maafkan aku. Aku terlalu bersemangat." Sahut Luisa dengan senyum ramahnya yang membuat Donghyuck ikut mengulas senyumnya.
Terhitung sudah lima tahun Donghyuck menjalani pengobatannya di Swiss, dimana Luisa lah yang bertanggung jawab sebagai dokter kejiwaan Donghyuck. Luisa sendiri merasa bahwa Donghyuck sudah menunjukan kemajuan signifikan dalam dua tahun belakangan.
"Tidak apa, lagi pula aku bosan di kamar sendirian. Aku membutuhkan teman untuk mengobrol." Ujar Donghyuck sembari mendudukan dirinya di atas sofa lainnya yang terletak di sebrang sofa yang diduduki Luisa, dengan sebuah meja kecil yang menjadi pembatas keduanya.
"Baiklah kalau begitu kita mulai sesinya. Sepertinya kau sudah semakin membaik hm? Apa kau masih merasa kesulitan mengontrol emosimu?" Tanya Luisa yang kini mulai mengeluarkan catatan kecilnya.
"Hm...tidak seperti beberapa bulan lalu, aku mulai bisa mengendalikan emosiku." Jawab Donghyuck ramah.
"Wah kau benar-benar menunjukan kemajuan Donghyuck. Bahkan Doyoung mengatakan bahwa pengendalian emosi dan ekspresimu semakin baik dan sudah kembali normal." Ujar Luisa dengan senyum bangganya.
"Hyungku mengatakan itu? Dia terlalu berlebihan...padahal aku hanya mengobrol biasa." Donghyuck berujar sembari mengusap tengkuknya.
"Tidak berlebihan, Doyoung bilang kau sangat sulit terbuka dan diajak berbicara sejak kecil. Jadi saat ini adalah kemajuan yang sangat besar." Ujar Luisa dengan penuh semangat.
"Berkatmu juga Luisa, aku bisa mengendalikan emosiku dengan sangat baik dan mudah belakangan ini." Sopan Donghyuck yang mengundang kekehan milik Luisa.
Setelah obrolan singkatnya dengan Donghyuck, Luisa pun mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Hingga tak terasa dua jam sudah berlalu yang menandakan sesi Donghyuck sudah selesai.
"Baiklah kalau begitu, cukup sekian untuk pertemuan kali ini. Pertemuan kita yang selanjutnya dua minggu kedepan." Luisa akhirnya mengakhiri sesi konsultasi Donghyuck, membuat si pemuda tan kembali menganggukkan kepalanya.
Luisa dengan perlahan merapihkan barang-barangnya dan mulai beranjak dari duduknya diikuti oleh Donghyuck di belakangnya. Wanita cantik tersebut terlihat masih mengulas senyumnya, tidak menyadari bahwa di tangan Donghyuck saat ini terdapat sebuah pajangan kayu yang sebelumnya berada di atas meja kecil di tengah-tengah sofa.
Baru saja Luisa akan membuka pintu di depannya, tapi niatnya terhenti saat merasakan sesuatu lebih dulu menghantam kepala belakangnya. Membuat Luisa dengan cepat memegangi kepala belakangnya dan membulatkan kedua matanya saat mendapati Donghyuck tengah menatap dirinya dengan tatapan membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle : ESCAPE
Lãng mạnRenjun pikir dirinya sudah lepas dari jeratan dan perangkap yang dibuat Donghyuck. Tapi ternyata semuanya hanya angan-angannya, karena nyatanya ia masih terperangkap di dalam penjara yang diciptakan oleh Donghyuck. Benar yang dikatakan Yangyang, tid...