Nara Senja 4

39 13 86
                                    

Bagaimana bisa kamu menjadi orang yang benar-benar ingin kubenci? Sementara, dulu begitu dalam aku menjatuhkan hati.

*****

Dua makhluk ciptaan Tuhan berbeda jenis itu sedang berjalan menuju taman yang biasa digunakan untuk olahraga.

"Habis lari, kita makan ketoprak, ya." Tukas Nara. Tanganya ia ayunkan ke depan dan ke belakang.

"Boleh, aku juga lagi pengen makan bakso." Raga menjawab, sembari melakukan gerakan kecil sebagai pemanasan.

Raga berjalan mendahului Nara yang masih terdiam.

"Kita ngga usah ke taman deh, Ga." Nara berlari menghampiri Raga. Gadis itu pikir, buat apa olahraga kalau setelahnya, makanan yang kita konsumsi mengandung lemak yang lebih tinggi.

"Loh, kenapa?" Jawab Raga, sambil memainkan skiping yang ia bawa.

"Kita habis olahraga mau makan berat, sama aja bohong dong." Tandas Nara.

Raga tergelak mendenganya. "Gunanya olahraga itu biar tetap bisa makan enak setiap hari, Ra." jawab Raga.

Mendengar jawaban Raga, gadis itu berfikir sejenak.

"Maksudnya tujuan kamu olahraga, biar bisa makan enak setiap hari, tapi badan tetap bagus?"

"Iya, betul banget." Jawab Raga sambil menjawil pelan hidung Nara. Sang pemik menepis pelan tangan Raga. "Yuk, jalan lagi," lanjut Raga.

Nara tesenyum menganggukan kepala dan kembali berjalan beriringan dengan Raga.

Nara tesenyum menganggukan kepala dan kembali berjalan beriringan dengan Raga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga Dirgantara

Setelah berolahraga, keduanya melangkah ke arah jajaran gerobak di sepanjang jalan menuju komplek Rumah mereka.

"Kamu mau ketoprak atau yang lain, Ra?" Tanya pria itu.

"Mau ketoprak sama cireng, hehe." Gadis itu menjawab lalu memperlihatkan giginya yang berjejer rapi.

Raga mengangguk, "aku pesenin dulu, kamu tunggu sini, ya." Lanjutnya. Ia berlalu untuk membawa pesanan Nara.

"Oke." Ucap Nara, tanganya membentuk lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari yang disatukan.

Nara mengedarkan pandanganya, ada banyak sekali penjual makanan, yang menjadi tujuan orang-orang setelah berolahraga.

"Apa prinsip mereka sama seperti Raga? Olahraga biar bisa tetap makan enak tanpa memikirkan berat badan." Gumam Nara.

Setelah sepuluh menit, Raga terlihat berjalan dari arah yang berlawanan bersama abang pedagang dibelakangnya. Nampan berisi ketoprak dan bakso, serta kantung plastik berisi cireng yang menggantung di salah satu jarinya.

Nara segera menyambut keduanya, menerima dua botol air mineral yang diberikan abang bakso tadi.

"Makasih, Bang." Ucap Nara kepada sang pedagang.

Nara Senja (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang