Nara Senja 6

27 9 50
                                    

Seperti spasi pada kata-kata, gerbong-gerbong kereta, atau apa saja; jarak menghidupkan makna.

*****

Beberapa hari tidak melihat suasana senja, alhasil di sini gadis itu sekarang. Tempat ternyaman setelah pelukan Raga ... pantai sore dengan segala kehangatannya.

Nara mengedarkan pandanganya, orang-orang terlihat sibuk dengan dunianya sendiri. Jika sore hari seperti ini, pengunjung memang kebanyakan anak muda.

Nara beranjak untuk membeli air kelapa muda di salah satu kedai langganannya.

"Pak minta kelapa mudanya satu, ya." Gadis itu memesan minuman kepada bapak-bapak di sana

Setelah mendapat anggukan dari sang pemilik warung, Nara kembali ke tempat duduknya, menikmati suasana sore hari dengan headset di telinganya. Lagu Still With You selalu menjadi teman setia Nara ketika sendirian.

Dari kejauhan Nara merasa ada seseorang yang memperhatikan dirinya. Gadis itu hanya menoleh sekilas tidak terlalu memperdulikan.

Beberapa saat kemudian, bapak pemilik warung mengantarkan kelapa muda pesananya.

"Saya juga mau kelapa muda ya, pak, sama jagung bakar pedas manis dua."

Belum sempat Nara mengucapkan terima kasih kepada sang bapak, tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar di belakangnya.

"Siap, tunggu sebentar ya, mas" Sahut bapak pemilik warung lalu segera beranjak dari tempatnya.

Laki-laki itu duduk disebelah Nara, tanpa meminta persetujuan sang empunya. Rambut lurus, badan tinggi, kulit putih, hidung mancung.

Pria itu bernama Willy, ia datang dengan pakaian serba hitam dan selendang hijau terikat kuat dipinggangnya yang ramping. Meskipun beberapa bagian wajahnya terlihat kotor, pria itu tetap terlihat tampan dan mempesona.

"Tumben sendirian, biasanya sama Raga." Ujar laki-laki di sebelahnya sembari membersihkan wajahnya dengan tisu basah yang ia bawa.

"Lagi pingin sendirian." Jawab Nara.

Pria itu tak menanggapi, ia hanya fokus membersihkan wajahnya.

"Kamu baru selesai latihan?" Tanya Nara kemudian.

"Iya, ngga jauh dari sini." Jawab pria itu, sambil menunjuk ke arah kumpulan anak muda yang berpakaian sama dengannya.

"Aku lihat kamu sendirian, jadi aku samperin deh." Lanjutya lagi.

"Hmm." Nara hanya bergumam dan mengangguk menanggapi.

Setelah dirasa bersih, pria itu memainkan ponselnya sebentar.

"Ra," panggil laki-laki itu.

"Hmm?" Nara yang sedang menyeruput minumanya lekas memalingkan wajahnya ke arah si laki-laki.

"Kalau boleh tahu, kamu ada hubungan apa sama Raga?" tanyanya ragu.

Nara merasa geli sehingga reflek membuatnya tertawa.

Willy sedikit tertegun meliha tawa Nara sekaligus heran melihat gadis itu, menurutnya pertanyaan yang ia ajukan itu tidak ada yang lucu. Lagi pun tawa Nara terdengar sumbang.

"Kamu ini, kaya ngga ada pertanyaan lain?"

Nara kembali menikmati kelapa mudanya

"Kenapa? Ada yang salah sama pertanyaanku?" Tanya Willy.

Nara hanya diam, dan merubah ekspresinya kembali datar seperti semula.

Sesaat kemudian seorang ibu-ibu datang mengantarkan pesanan Willy. Mungkin itu istri si bapak, atau salah satu pelayan di warung itu.

"Silahkan mba, mas." Dengan senyum ramah ibu itu meletakkan pesanan Willy.

"Terimakasih, Bu." Jawab Willy tak kalah Ramah.

Setelah kepergian si Ibu, Nara melihat kearah gulungan ombak di depan sana.

"Kamu, tanya aja sendiri sama Raga, Wil." Jawab Nara dan kembali menikmati kelapa mudanya.

"Masa harus tanya lagi sama Raga," Tukas laki-laki itu.

"Lagi?" Kening Nara berkerut. Itu artinya Willy pernah menanyakan hal yang sama sebelumnya ke Raga, pikir Nara.

"Iya, beberapa hari lalu aku sudah menanyakan hal itu ke Raga." Jawab Willy.

Nara hanya melirik sekilas dan tersenyum tipis tanpa merespon ucapan Willy.

Melihat lawan bicaranya tak kunjung menjawab, pria itu memilih untuk meminum air kelapa dihadapanya. Dengan hati-hati pria itu mengambil dan meniup satu jagung bakar ditanganya, setelah dirasa cukup dingin lalu ia menyodorkannya ke arah sang gadis.

Nara memandangnya sebentar kemudian menerima jagung itu, "terimakasih," ucapnya tulus.

Sepasang anak manusia itu tampak menikmati setiap gigitannya. Pedas, manis, gurih bercampur menjadi satu.

"Kamu ke sini naik apa, Ra?" Tanya Raga.

"Go-Jek tadi." Jawab Nara. Gadis itu masih asyik menikmati jagung bakarnya.

Willy mengangguk dan tersenyum. Tanganya terulur membersihkan kotoran di bibir Nara yang terlihat belepotan Karna bumbu jagung bakar.

Nara yang mendapatkan perlakuan seperti itu sontak berpaling menjauhkan wajahnya dari jangkauan tangan Willy.

"Mau pulang bareng aku?" Tanya Willy.

"Tenang saja, aku sudah ijin sama Raga kok." Lanjutnya.

Willy sengaja mengatakan hal itu, sebab ia tahu jika gadis senja penikmat kopi itu tidak akan sembarangan menerima ajakan laki-laki.

Mendengar ucapan Willy, Nara menangguk setuju untuk pulang dengan Willy.

Setelah mendapatkan jawaban Nara, keduanya kembali menikmati jagung bakar yang tersisa.

*****

Setelah makan malam, Nara memilih untuk langsung masuk ke kamarnya. Merebahkan diri dan memainkan ponselnya. Pesan dari beberapa nomer sengaja ia abaikan, termasuk pesan dari Raga.

Nara memang sedang tidak berniat untuk membuka aplikasi berwarna hijau dengan logo gelembung telepon itu sekarang

Gadis itu memilih untuk membuka aplikasi wattpad, platform kepenulisan yang ia gunakan untuk menuangkan segala rasa lewat sajak dan diksi-diksi bahasa sansekerta tanpa takut diketahui oleh siapapun.

Nara mulai menuliskan satu-persatu kata yang sudah berdesakan dikepalanya.
Setelah hampir tiga puluh menit, akhirnya Nara selesai dengan kegiatanya.

Tanpa membalas pesan Raga, gadis itu memilih untuk memposisikan tubuhnya agar terasa nyaman dan memejamkan matanya hingga pagi.

Bersambung~

*
*
*
*
*

Hai readers, terimakasih sudah ngikutin Nara sampai bab 6, jangan lupa di vote, dan komen ya, biar Nara sama Raga seneng, wkwk.

aku juga mengucapkan terimakasih karena kalian sudah meluangkan waktu buat baca tulisan picisanku. By the way ini tulisan pertama aku. Mohon dukungan dan cintanya teman-teman. Kamsahamnida. 🤗
Nb: menerima kritik dan sarat lewat DM.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nara Senja (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang