Baru mau masuk ke ruangan mamanya, tiba-tiba sang ayah dateng dan langsung nampar Hanni dengan keras banget.
Sang ayah mau nampar Hanni, tapi ditahan sama Ram.
"Kok bisa ayah perlakuin anaknya kayak gini, sih?" protes Ram sambil lepasin tangan sang ayah.
Sonya langsung peluk Hanni dengan erat, khawatir banget sama adiknya. Sementara itu, Danielle keliatan bingung sama situasi yang lagi kejadian.
"Apa sih, ayahnya bisa-bisanya nampar anak perempuannya, pikir aku enggak nyangka. Eh, Bun lagi di rumah sakit loh. Oh, iya, baru nyadar kalo ayah sibuk sama selingkuhannya. Ups, maaf keceplosan," ucap Ram, nyebut-ngeselinin sang ayah.
Bisa ga ya Ram mainin peran benci sama ayahnya mulai dari sekarang? Untungnya, ini kejadian depan rumah sakit bukan di kamar ibunya. Semoga sang ayah aman. Sonia bawa Hanni ke kamar ibunya.Akhirnya, Ram berada di Rooftop rumah sakit, menangis dengan sangat keras. Ram sudah putus asa dengan dirinya sendiri saat melihat Hanni ditampar oleh ayahnya, yang membuatnya merasa sakit hati.
Karina hendak pergi dari Rooftop rumah sakit tanpa ingin mengganggu pria tersebut. Tiba-tiba, pria itu memanggilnya. "Temani aku di sini." Ram memohon kepada Karina.
"Untuk apa saya harus temani kakak?"
"Saya merasa takut sendirian, jadi tolong temani saya di sini, ya."jawab Ram
Di lantai atap rumah sakit, Ram meratapi nasibnya dengan tangisan yang tulus. Rasa putus asa dan sedihnya menyelimuti dirinya setelah melihat Hanni terkena kekerasan dari ayahnya.
Karina berencana meninggalkan lantai atap rumah sakit tanpa mengganggu Ram. Namun, tiba-tiba Ram memanggilnya, "Tolong temani aku di sini." Ram memohon pada Karina.
"Kenapa aku harus temani kakak?" tanya Karina.
"Aku merasa takut sendirian, jadi bolehkah kamu menghabiskan waktu bersamaku di sini?" jawab Ram dengan lembut.Karina duduk di sebelah Ram, mereka berdua hening menikmati pemandangan indah dari atap rumah sakit. Karina sering nemenin kakaknya, Irene, yang kerja sebagai dokter bedah di sini.
Ram ulurin tangannya, "Nama gue Rakha Manavendra Hartono, biasa dipanggil Ram atau Rakha. Kamu bole panggil-ngelemin juga, nggak masalah."
Karina jabat tangan Ram, "Aku Karina Putri Aprilia, panggil aja Karina."
"Kenapa tadi nangis, ya? Mata lu bengkak banget, kayaknya nangisnya ga berenti-berenti," ujar Karina. Dia perhatiin mata Ram.
"Uh, gak papa kok," jawab Ram.
Karina senyum lembut, "Gue gak tau apa yang bikin lo sedih. Ga usah tahan, biarkan air mata jatuh. Nangis itu bukan tanda kelemahan, tapi keberanian buat tunjukin sisi lemahnya.
Jadi, biarlah air mata keluar. Gak peduli seberapa gede masalahnya, biarkan emosi lo keluar. Meski gak langsung bikin beda, tapi penting buat biarin diri nangis. It's okay to be human and to feel. Jadi, kalo lo butuh nangis, boleh banget. Biarkan aja air mata jatuh."
"Are you okay?"
"Of course I am."
Ram merasa susah kalo harus tekor perasaannya setiap ditanya kayak gitu. Seumur hidupnya, cuma dikit orang yang liat dia nangis.
Karina pasrahin earphone ke telinga Ram, sambil mereka nikmatin udara malam di atap rumah sakit.
Ram keliatannya lagi bawa beban emosional gedean, padahal dia selalu liat kuat di depan orang lain walau sebenernya dalam hatinya rapuh. Sebagai anak sulung, Ram mungkin ngerasa harus tunjukin kedewasaan dan stabilin emosi, juga ngerti banget tentang ekspresi dan perasaan dari kecil.°°°°°°°°°°
Ram diminta oleh Haikal untuk bertemu dengan hacker tersebut di salah satu kafe. Bersama Sonya
"Awas Haikal. Kalo hackernya tidak becus kerjanya, aku bakal lempar kamu ke jembatan Mahakam. Siap-siap aja," kata Sonya dengan serius.
"Ram diminta oleh Haikal untuk ketemu sama hacker itu di salah satu kafe, dan Sonya ikut.
"Awas aja, Haikal. Kalau si hacker nggak jago, aku lempar kamu ke kali aja! Siapin diri lo," kata Sonya sambil serius.
"Relax aja, hacker ini temen gue," kata Haikal dengan percaya diri.
Tiba-tiba si hacker dateng sama temen atau saudaranya, tapi Ram gak sadar. Sonya juga mikir, "Sepertinya Sonya itu adiknya Winda," pikirnya dalam hati.
"Siapa yang mau urusan sama gue, Kak Haikal," ucap Anindita, adiknya Karina, dengan tegas.
Haikal minta mereka duduk. Anindita duduk di kursi yang ditunjuk Haikal sambil lepas kacamatanya keren. Saat Anindita ngelakuin itu, kembarannya langsung teriak-teriak liat Ram.
Anindya, kembaran Anindita, bisik, "Kamu dari tadi tujuan ketemu Ram jangan sosok lagi deh. Aku siap dateng setiap saat buat ketemu idolamu."
"Mending diam aja, Ndya. Jangan bikin masalah," ucap Anindita sambil diamkan Anindya.
"Siapa yang mau di-hack?" tanya Anindita.
"Papa gw mau di-hack," jawab Ram.
"Oh, oke aku bakal bikin itu."
Anindita buka laptopnya dan mulai kerjain. Dia cari data dan akhirnya dapet yang dia cari.
"Oke, gw bakal jelasin," dia salah napasnya,"
.Kita nggak perlu bahas pekerjaannya, langsung intinya aja. Papa Ahmad Budi Hartono selingkuh sama seseorang namanya Kartika Ayu Puspa, yang dokter kandungan di RS Candrawara. Mereka selingkuh lebih dari 5 tahun. Itu semua informasi yang ada. Ada yang mau nanya?""Aku perlu info yang pasti deh, masih ragu nih sama semuanya," ucap Sonya ragu. "Kayaknya Papa deket banget sama Tante Kartika," setuju Ram sama pendapat adiknya.
"Sahabat deket yang selingkuh tetep aja jahat," ucap Anindya sambil nyebelin.
Anindita langsung dapet pukulan ringan di kepala dari belakang sama kembarannya. Anindya keluh sambil usap-ulang kepala dia.
"Kalau mau info akurat, butuh waktu. Besok baru lengkap, sekarang baru sebagian." ujar Anindita.
"Oke, nanti gue transfer dulu 10 juta ya," kata Ram.
"Kak, kurang aja kok, gue gak perlu duit segitu," tolak Anindita tegas.
"Gpp, anggep aja ini bonus karena kerja lo bagus," kata Ram sambil nge-transfer nominal 10 juta.
"Tapi ga enak kak, makasih ya tapi terlalu banyak 10 juta buat gue," kata Anindita.
Saat Anindita dan Anindya kerja sebagai hacker, bayarannya biasanya cuma 1 jutaan. Dapet 10 juta tiba-tiba tuh prestasi banget buat mereka.
"Wah, untung banget! Bisa jalan-jalan beli-beli buat adik-adik," ungkap Anindita seneng.
Sonya gak percaya kalo bokapnya mungkin selingkuh sama sahabatnya, dan dia khawatir tentang mamanya. Pikirannya kacau dan dihantui kekhawatiran.
Ram coba ngebuat Sonya tenang dan nyoba ngertiin perasaannya. Dia ngerasain banget apa yang dirasain Sonya dan gak bisa nerima situasi ini. Kalo Sonya butuh bantuan lebih, Ram siap ngasih dukungan dan perhatian yang penuh pengertian.
Ram janji pada dirinya sendiri akan melindungi adiknya dan ibunya.