Lucian de Montague (2)

38 4 0
                                    

Lucian sedang duduk membaca beberapa dokumen di salah satu ruangan kediaman Count Demonte. Dia di sini menemani adiknya untuk menemui Lady Erinyes.

Sejujurnya, Lucian enggan melakukan ini jikalau saja kedua orang tuanya tidak ikut mendukung kemauan adiknya itu. Mereka mendukung adiknya memperoleh bantuan terkait debutante nya dari Lady Erinyes yang merupakan salah satu Lady terpandang. Sebenarnya Lucian juga tidak ada masalah dengan itu, namun meminta bantuan dirinya untuk memperkenalkan adiknya dengan Lady Erinyes membuat Lucian tidak nyaman.

Hanya karna ia pernah menjadi pasangan dansa Lady Erinyes, bukan berarti ia dekat dengan Lady Erinyes. Lagipula saat itu ia menjadi pasangan dansa Lady Erinyes karena permintaan Sebastian.

Temannya yang menyebalkan, tidak ingin Lady Erinyes harus berdansa dengan pria lain. Oleh kerena itu, ia menyuruh Lucian melakukannya. Menurutnya, Lucian jauh lebih bisa dipercaya dibandingkan pria lain. Berlebihan sekali, Lucian merasa Sebastian terlalu cemburu terhadap hal yang tidak jelas.

...

"Sedang apa kau di sini?" Alaric menyapanya, ia duduk di sebelah Lucian.

"Menemani Arabella,"

Alaric mengangguk mengerti.

"Kau sendiri? Jangan katakan kau sedang mendekati Lady Demonte?" Ujar Lucian sarkastik.

Alaric terkekeh, "Aku bukanlah bajingan yang mendekati wanita temanku. Aku sedang menunggu Count Demonte."

Obrolan berlanjut, seputar pekerjaan mereka. Mereka tetap menahan diri untuk pembahasan rahasia yang tidak dapat dikatakan dengan bebas di tempat itu.

...

Setelah urusan Alaric dengan Count Demonte selesai, Duke ini bukannya pergi justru ia menganggu Lucian.

"Ku dengar kau mengantarnya pulang saat itu," Nada suara Alaric terdengar sangat menyebalkan di telinga Lucian.

"Memangnya ada yang salah?"

Alaric semakin semangat mengganggunya, "Bukannya kau menolaknya, kenapa tiba-tiba mengantarnya pulang?"

Lucian mendengus, "Bukan urusanmu."

"Rupanya temanku ini sudah dewasa."

Lucian menatapnya sinis, tersinggung dengan ucapan Alaric.

Sedangkan sang Duke tertawa, "Apa kau jatuh cinta pandangan pertama padanya?" Lucian diam saja tidak menanggapi.

"Pasti kau hanya menyelidiki latar belakangnya dan tidak berani mendekatinya, bukan?" Ucapan Alaric itu semakin membungkam Lucian.

Alaric yang mengetahui bahwa ucapan nya tepat sasaran semakin tertawa.

"Kemarilah nak, ada gurumu ini yang bisa mengajarimu," Alaric membusungkan dadanya bangga.

"Diam kau. Pria yang selama 24 tahun belum berkencan, tidak perlu sombong begitu," Lucian mengejeknya balik. Alaric hanya populer di kalangan gadis, tapi temannya itu tidak pernah sekalipun berkencan atau hanya sekedar menyukai gadis lain.

"Setidaknya aku tahu bagaimana menangani para Lady."

Lucian terkekeh, "Bukannya kau selalu menghindari mereka?"

"Memangnya pria 22 tahun dihadapanku ini punya pengalaman mengahadapi Lady?"

Keduanya menatap sengit, tidak mau kalah.

Lady Erinyes datang menyapa keduanya, setelah memberikan salam Lady Erinyes hendak duduk. Namun dengan cepat, Alaric berdiri membantu Lady Erinyes menarik bangkunya.

Original FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang