Pertemuan pertama

76 4 0
                                    

"Hai, Tuan, maukah kau menjadi pasanganku?"

Gadis muda dengan mata berbinar menatapku, tangannya terjulur, senyumannya cantik menghiasi wajah bulat dengan pipi yang kemerahan.

Aku melirik ke arah lain, kondisi ruangan ini masih ramai dengan para bangsawan yang berdansa maupun bercengkrama. Kembali menatap gadis di depanku, gadis yang tidak kukenali berasal dari bangsawan mana. Menatap matanya yang berwarna hijau seperti zamrud, beralih menatap uluran tangan dengan jemari yang kecil. Gadis pendek ini, mendongak dengan semangat menatapku dengan tangan yang masih tergantung di udara, serta tatapan polosnya yang menungguku, namun aku tetap diam menatapnya.

Merasa pria dihadapannya mengacuhkannya, Selena dengan segenap harga diri dan kesadaran yang tersisa menarik uluran tangannya, "Kalau begitu, maaf sudah mengganggu waktu anda," ucapnya perlahan memundurkan langkahnya seraya memberi salam. Sedangkan Lucian masih diam menatapnya tanpa bergeming sedikitpun.

Setelah cukup jauh, Selena merutuki dirinya sendiri.

"Wajar saja jika dia mengabaikanmu, bodoh. Kau tiba-tiba muncul dihadapannya! Mengajaknya menjadi pasanganmu, hey! Kau siapa manis, sadarlah. Terlebih lagi kau menggunakan bahasa informal padanya, dasar gadis tidak tau etiket!" Selena memukul kepalanya.

Gadis bernama Selena ini merupakan putri dari Viscount Everhart, salah satu bangsawan yang tidak begitu kaya maupun berpegaruh. Ibarat kata seorang figuran apabila dunianya merupakan dunia novel. Selena dan keluarganya hanyalah orang-orang tidak berpengaruh yang kebetulan mewarisi gelar Viscount Everhart dari leluhurnya. Keluarganya hanya menjalankan satu bisnis memang penghasilan mereka di atas rakyat biasa sehingga tidak dapat dikatakan hanya seorang 'bangsawan karena gelar', akan tetapi bukanlah keluarga dengan kekayaan yang begitu banyak hingga mampu membuatnya berfoya-foya membelanjakan seluruh gaun impiannya atau sebuah perhiasan yang telah menjadi wishlist nya sejak tahun lalu. Keluarganya juga tidak memiliki pengaruh dalam dunia politik, seluruh hidup selena 'biasa saja'.

Sedangkan pria yang baru saja ia ajak bicara merupakan pewaris keluarga Marquess Montague, salah satu bangsawan terbesar di Kekaisaran Roweinn . Wajahnya tampan rupawan, bahkan menurut Selena, putra Marquess Montague itu merupakan orang tertampan di Kekaisaran. Mata merah, kulitnya lebih merah muda dibandingkan putih pucat, rambut putih, dengan alis dan bulu mata berwarna coklat. Belum lagi postur tubuhnya yang tidak kurus, namun manly. Berasal dari keluarga yang terpandang, kaya raya, serta berpengaruh. Bakatnya juga sangat membanggakan, banyak catatan akademik yang dikantongi. Sangat bertolak belakang dengan Selena, meskipun Lucian Montague merupakan orang yang hampir sempurna di matanya itu bukan berarti dia dinilai demikian pula oleh orang lain. Kenyataannya Lucian sering mendapat cibiran serta rumor dari bangsawan lain, hal ini karena mata merahnya* merupakan sebuah kekurangan dan rambutnya yang putih bukanlah genetik keluarganya yang memiliki rambut coklat.

Selena diam-diam melirik ke arah Lucian seraya mendengarkan gunjingan yang sedang dilontarkan padanya.

"Bagaimana mungkin ada manusia dengan penampilan sepertinya,"

"Mata merah itu seperti iblis yang dirumorkan."

"Apa dia anak haram Marchioness, dia bahkan tidak memiliki genetik keluarga Montague"

"Memalukan, bukankah ini lebih seperti aib?"

Keterlaluan sekali para bangsawan ini, merasa dirinya suci hinga pantas mencemooh orang lain. Terutama para bangsawan yang seumuran dengan ayahnya itu, tidak habis-habisnya menjelekan Lucian, tanpa mereka tahu anak-anak gadisnya memuja Lucian di belakang. Ingin rasanya Selena menertawakan ironi ini.

Lucian beranjak pergi keluar dari ruangan, entah pergi kemana, Selena sejujurnya ingin menyusul dan menghampirinya untuk menghibur hati pria itu. Namun ia tidak akan mengulangi kebodohan yang sama dua kali dalam satu hari. Seperti 15 menit yang lalu ketika ia mengajak Lucian menjadi pasangannya, semua kebodohan itu ia lakukan tanpa sadar ketika ia jatuh cinta melihat Lucian yang tersenyum dengan sangat manis, untuk pertama kalinya dalam hidup Selena melihat pria setampan itu, membuat jantungnya berdebar kencang. Tanpa sadar, semangatnya menggebu dan terjadilah hal bodoh. Niatnya hanya mengajaknya menjadi pasangan dansa, namun siapa sangka dia lebih bodoh dengan mengucapkan kata-kata yang ambigu.

Original FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang