bab 3

88 7 3
                                    

"Aku akan memutuskan untuk menikahi pangeran hud dan akan kembali ke tanah pasundan jikalau suamiku telah wafat ataukah diriku... suatu saat anak pertamaku akan menemui keluarganya lebih dulu dibandingkan aku." Ucap Rara Santang di akhiri dengan senyuman tipis

"Aku akan selalu menunggu kehadiran keturunanmu, Nyimas."

Wajah Rara Santang menampilkan senyuman tipisnya, ia berdiri Walangsungsang juga berdiri "Raka, aku akan kembali ke wismaku. Assalamualaikum..."

"Walaikum salam, nyimas"

***


Sementara itu di ruang rapat, utusan dari bangsa Portugis juga sudah berada di ruang rapat...utusan Portugis memakai pakaian eropa kuno. Suasana disana juga hening tetapi ada punggawa saling berbisik tentang pemuda Portugis disana. Kedua orang Portugis juga tidak mendengarkan punggawa Padjajaran, Surawisesa juga belum berada di ruang rapat sehingga punggawa berani untuk membicarakan orang Portugis.

Pintu rapat terbuka menampilkan Surawisesa dengan jubah keemasannya dan mahkota yang di pakaikannya. Semua yang berada di ruang rapat lekas menundukkan padangan dan saling hormat termasuk utusan Portugis. Surawisesa berjalan dengan mata memandang ke depan....sesampainya ia di singsananya, pintu rapat lekas menutup

"Ampun gusti prabu, hamba menawarkan kerja sama perdagangan. Kerajaan Portugis melihat perkembangan kerajaan Padjajaran sangatlah berkembang pesat, bolehkan kami berkerja sama dengan izin masuknya kapal kami ke wilayah Padjajaran dan wilayah kerajaan di bawah naungan kerajaan Padjajaran?" Ujar utusan Portugis 1

"Apa imbal hasil dari kerja sama kalian?" Tanya Surawisesa dengan suara lancangnya

"Ekonomi Padjajaran akan naik sebanyak lima belas persen lalu ada pula rempah-rempahan yang akan di jual di pesisir wilayah Padjajaran dan wilayah kerajaan kecil di bawah pemerintahan Padjajaran." Balas utusan Portugis 2

"Bagaimana, punggawa? Apa kalian setuju jika kerja sama ini akan membawa kejayaan bagi ekonomi Padjajaran"

"Mohon ampun gusti prabu, sepertinya jika 15% tidak akan cukup untuk membiayai pendanaan untuk pertahanan. Hamba rasa jika Portugis bisa memberikan peningkatan ekonomi sebanyak 50% akan jauh lebih baik di bandingkan 15% ataupun 25%" ucap salah satu punggawa

"Hamba setuju, dengan begini para kerajaan kecil tidak merasa dihina oleh kerja sama dengan Bangsa Portugis. Gusti Prabu harus mempertimbangkan hal ini" sahut salah satu Punggawa lainnya

"Aku terima dengan tawaran peningkatan ekonomi Padjajaran dengan 50% setiap bulannya tetapi ada syarat-syarat yang gusti prabu setujui. Salah satunya wajib memberikan bangsa kami rempah-rempahan dari semua wilayah Padjajaran dan wilayah kerajaan di bawah naungan Padjajaran sebanyak 5% dari hasil rempah-rempahan yang mereka miliki." Ucap utusan Portugis 2

"Semua syarat lainnya?" Tanya Surawisesa sekali lagi untuk memastikan

"Gusti Prabu mengizinkan beberapa bangsa kami untuk menetap di wilayah Padjajaran lalu rakyat Padjajaran harus mau berkerja dengan bangsa kami kemudian Padjajaran harus melindungi kapal-kapal kami dari bahaya musuh. Hanya itu syarat yang harus gusti prabu penuhi"

"Aku setuju dengan kerja sama ini." Ujar Surawisesa mengakhiri rapat

"Silahkan para utusan dari Portugis untuk kembali tempat kalian tinggal, untuk punggawa...kalian akan tetap disini membahas semua rencanaku"

"Sandika gusti prabu"

"Kami aturkan terimakasih atas kerja sama ini, kami undur diri, Sampurasun"

"Rampes"

Kedua utusan lekas berbalik arah menuju pintu rapat, pintu rapat terbuka oleh para prajurit, merekapun juga menunduk hormat kearah keduanya. Pintu rapat tertutup kembali ketika mereka sudah berjalan jauh

Prahara PadjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang