bab 3

1.3K 102 0
                                    

"Ke rumah," ucap pria tersebut

"Rumah, rumah siapa?" tanya Kiel, penasaran.

"Kau akan tahu nanti, tidurlah," ucap pria tersebut sambil mengusap pundak Kiel perlahan dan kemudian mengusap kepalanya.

Merasakan usapan di pundak dan kepalanya, Kiel mulai merasa mengantuk. Tanpa sadar, ia tertidur pulas di pangkuan pria yang baru pertama kali ia lihat.

Mobil mewah tersebut memasuki sebuah rumah megah, lebih tepatnya sebuah mansion. Mereka telah sampai di mansion tersebut.

"Tuan, apa kita perlu membangunkannya?" tanya supir mobil sambil membuka pintu mobil untuk tuannya.

"Tidak perlu, biarkan dia tidur dengan tenang. Aku akan menggendongnya sampai ke dalam mansion," ucap

tuannya saat keluar dari mobil.

"Tuan, biar saya saja yang-" supir mencoba menawarkan bantuannya.

Pria tersebut menatap dingin ke arah sang supir. "Baiklah, tuan," supir mengalah.

"Aku pulang," ucap pria tersebut setelah masuk ke dalam mansion.

"Selamat dat-" seorang wanita menghentikan kata-katanya saat tidak sengaja melihat seseorang berada dalam gendongan suaminya.

"Varez, siapa orang yang berada di gendonganmu?" tanya wanita tersebut dengan kebingungan.

"Aku tidak tahu, aku hanya membawanya saja," jawab Varez.

"Kenapa kamu membawanya? Bagaimana jika orang tua dari anak ini mencarinya? Varez, bagaimana kamu bisa seceroboh ini? Kembalikan dia ke orang tuanya," tegas wanita tersebut.

Ia yang tadi sedang asik melihat wajah lucu anak laki-laki yang ada di gendongan suaminya, tapi setelah mendengar perkataan suaminya, dia mulai menceramahinya.

"Tenanglah, aku tidak membawanya tanpa sebab. Ada alasan mengapa aku membawanya," ucapnya, mencoba menenangkan wanita itu.

"Jelaskan alasanmu membawanya, Varez," ucap wanita itu, meminta penjelasan.

"Aku tidak sengaja hampir menabraknya," ucap Varez, menjelaskan kejadian tadi.

"Bagaimana bisa kau hampir menabraknya?" tanya wanita itu, ingin tahu lebih lanjut.

"Sepertinya anak ini tidak melihat ke kedua sisi saat menyeberangi jalan, dan sepertinya juga dia dikejar oleh para preman. Mungkin itulah sebabnya," jelas Varez.

"Ah, dia pasti kaget dan ketakutan," ucap wanita itu, merasa iba.

"Aku harus mengobati luka yang ada di punggungnya," ucap Varez

"Bukankah tadi kamu bilang kamu hampir menabraknya? Jika ya, mengapa punggungnya bisa terluka?" wanita itu mulai mengangkat baju Kiel dan melihat luka di punggungnya.

"Apa-apaan ini? Ini bukan luka yang terjadi akibat tabrakan, Varez," ucapnya kaget setelah melihat luka di punggung Kiel.

"Kita akan membahasnya nanti. Untuk sekarang, kita hanya perlu merawatnya saja," ucap Varez dengan tegas

Setelah pemeriksaan selesai, Varez mulai menanyakan keadaan Kiel.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Varez

yang terjadi akibat tabrakan. Luka ini juga sudah cukup lama, terlihat sangat jelas, dan sudah mengering. Tapi tetap saja, ini harus diobati," jawabnya dengan penjelasan panjang lebar.

Dokter itu mengeluarkan resep obat.

"Aku ingin kalian menyuruhnya untuk meminum obat secara teratur, jangan sampai ada yang terlewat. Dan biarkan anak ini istirahat sebentar lagi, jangan membuatnya kelelahan," tambahnya lagi.

"Oh ya, dan jangan biarkan infus yang berada di tangannya terlepas," pesan dokter tersebut.

"Baiklah, terima kasih, Dok," ucap Varez, mengucapkan terima kasih atas perawatan dan nasihat dokter.

Setelah mengatakan hal tersebut, dokter itu pun mulai keluar dari ruangannya.

"Apakah karena dia kelelahan? Anak

ini masih tertidur walaupun sudah ada dokter tadi yang memeriksanya, tapi anak ini tidak terbangun sama sekali," ucap wanita itu.

Varez ingin membangunkan Kiel untuk makan siang.

"Bangunkan dia, ini waktunya untuk makan siang," ucap Varez.

Istrinya menuruti perkataannya dan mulai membangunkan Kiel yang sedang tertidur lelap.

"Ugh, aku tidak tega membangunkannya, tapi ini demi kesehatannya juga," gumamnya.

"Nak!" panggilnya sambil mengulurkan tangannya dan mulai

mengusap kepalanya secara perlahan.

"Tuan, Anda harus bangun. Wanita itu terus memanggil Anda sejak tadi," ucap seorang Sistem, mencoba membangunkan Kiel.

"Coba sebut namanya," ucap Varez.

"Aku tidak tahu nam-" suaminya memotong ucapannya.

"Kiel," jawab Varez dengan yakin.

Sang istri yang mengerti pun mulai memanggil nama Kiel, tetapi anak ini sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya.

"Tuan, cepatlah bangun!" panggil sistem

"Tuan, Anda tidur atau sedang berpura-pura menjadi mayat?" tambah sistem

"TUAN, ADA ULAR DI TUBUH ANDA!!" seru sistem dengan panik.

"Apa? Di mana?" Kiel langsung membuka matanya mendengar kabar ada ular di tubuhnya. Kiel dengan cepat duduk dan membuat wanita paruh baya yang ada di sebelahnya terkejut.

Kiel mulai meraba-raba tubuhnya, bagian belakang dan depan, hingga wajahnya sendiri.

"Sistem, apa kau menipuku? Aku sama sekali tidak melihat ular," batin Kiel dengan rasa kesal.

"Tuan, daripada menanyakan itu, lebih baik Anda melihat reaksi mereka yang ada di sebelah Anda," ucap Sistem

"Mereka? Maksudmu siapa?" Kiel mulai menatap ke arah kanannya dan melihat wanita paruh baya yang menatapnya bingung, begitu pula dengan seorang pria paruh baya yang hanya menampilkan wajah datar.

"Eh, maaf, kalian siapa?" tanya Kiel, bingung dengan kehadiran mereka.

HANYA FIGURAN BIASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang