5. Arc 1 : Musuh Pertama

55 8 2
                                    

Saat ini 5 sekawan tengah berkumpul di cafe milik Dion.

"Ternyata pemilik sekolah adalah orang yang bermasalah dengn kita." gumam Adit.

"Bukan hanya mereka, tapi mereka adalah orang yang selama ini kita cari." sambung Alfath.

"Jadi langkah apa selanjutnya?" tanya Diki.

"Langkah yang harus kalian ambil adalah memilih siapa yang akan di hancurkan pertama." Ucap Dion yang baru saja keluar dari dapur.

Seketika 5 sekawan menatap ke arah Dion.

"Kebetulan yang sangat kebetulan, kalian memiliki musuh yang sama, kalian harus memilih siapa yang akan menjadi target balas dendam nantinya. Lalu perkuat juga diri kalian agar dapat membalaskan dendam kematian orang yang kalian sayangi." lanjut Dion.

Mereka berpikir sejenak, dan akhirnya memutuskan untuk menargetkan Chika dan Aryan menjadi target pertama mereka.

"Lebih baik kita sekarang pergi ke tempat latihan." ucap Dedek.

Akhirnya mereka pun pergi ke belakang cafe tempat mereka berlatih.

Di sisi lain.

Terlihat Freya tengah berada di kamar.
Kondisi nya bisa di bilang buruk karena sang ayah tega melecehkan dirinya.

Ia menatap dirinya yang menyedihkan di cermin, ia menangis menyesali perbuatan yang bahkan dirinya sendiri tak ingin melanggar itu.

"Kapan aku bebas? hiks... kapan aku seperti orang lain!" teriak Freya.

kejadian itu bukan terjadi sekali, namun berulang kali.

Beberapa kali ia mencoba mengakhiri diri nya, namun setelah bertemu dengan kakak kelasnya pertama kali, muncul rasa aneh dalam diri nya, ia selalu mengingat senyuman kakak kelas nya tersebut.

"Tolong hiks... " gumam Freya seraya memeluk tubuh nya sendiri.

Keesokan hari nya.

Kini Freya berada di taman sekolah tengah melamun dan mengingat kejadian yang selama ini ia terima.

Tak sengaja pandangan nya menatap ke arah kakak kelasnya yang tengah melamun sendirian di bawah pohon.

Freya hanya bisa menatap kakak kelas nya itu. Namun tak lama kakak kelasnya itu menghampiri nya.

"Kamu sedang sedih?" tanya nya.

Freya terkejut karena lamunan nya membuat ia tak sadar bahwa kakak kelas nya sudah ada di hadapannya.

"Kak Alfath? eh? e-engga kok." sanggah Freya seraya menyeka pipi nya yang basah.

Alfath tersenyum mengetahui Freya berbohong, namun ia menahan diri agar tidak ikut campur dengar apa yang terjadi.

"Aku ikut duduk di sini ya." ucap Alfath.

Freya hanya mengangguk perlahan menanggapi ucapan Alfath.

Mereka menikmati angin yang berhembus ke arah mereka, meski di hati Freya terasa berdebar kencang.

"Kamu tau kan, setiap orang pasti mempunyai masalah, dan macam - macam masalah yang mereka hadapi. Jadi kamu harus bi-" ucapan Alfath terhenti saat melihat luka aneh di tengkuk Freya.

Freya yang sadar akan Alfath yang melihat itu segera menutup luka itu dengan rambutnya.

"Seperti nya kamu mengalami sesuatu hal yang berat. Apa ini berhubungan dengan tubuh mu?" tebak Alfath

Mendengar itu membuat seketika Freya terpaku, terlihat Freq ya begitu gugup dan seketika memalingkan wajah ke arah samping.

"Apa aku bisa membantu mu?" tanya Alfath.

5 SekawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang