4. Kalangan atas.

52 8 1
                                    

Di mana aku?
Tempat apa ini?
Aku berjalan di tempat yang sangat asing bagi ku.
Kesedihan, kehampaan saat ini menyelimuti diri ku.
mah... pah... tolong...
Tiba-tiba aku merasakan tubuh ku serasa di remas oleh tangan besar, rasa sakit yang tak bisa di ungkapkan dengan apapun.
Aku pasrah...
Bila aku mati sekarang... aku pasrah.

Seorang gadis terbangun dari tidur nya dengan nafas yang terengah-engah dan wajah yang bercucuran keringat.

Ia masih memikirkan mimpi yang baru saja ia alami.

"Non Freya?"

Suara itu seketika membuat Freya tersadar dan langsung bangkit dari tempat tidurnya.

Di sisi lain.

Kini 5 sekawan sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, mereka berkumpul di tempat latihan milik Dion.

"Kalian sudah siap?" tanya Eli yang udah rapih dengan setelan anggun.

5 sekawan sedikit bingung dengan penampilan Eli. Namun mereka lebih terkejut ketika melihat ke 5 guru mereka juga menggunakan busana yang Formal.

"Lho? kalian mau kemana?" tanya Revan.

"Kamu lupa atau gimana, hari ini adalah hari di mana pelantikan kepala sekolah baru di sekolah kalian, sekaligus penyambutan bagi para petinggi di sekolah kalian." Jawab Yona.

5 sekawan nampak bingung namun mencoba untuk menghiraukan mereka saja.

"Sayang, kami berangkat ya." ucap Eli.

Dion yang kebetulan tengah mengepel lantai pun menatap ke arah mereka.

"Iya sayang, hati - hati! jangan berbuat ulah." Jawab Dion.

5 sekawan terlihat menahan tawa saat mendengar jawaban Dion, namun tak lama sebuah garpu melayang dan menancap di samping mereka, membuat 5 sekawan itu terdiam seketika.

"Pergilah, nanti kalian terlambat." Ucap Dion seraya menatap mereka ber 5 dengan tatapan tajam. Akhirnya mereka pun berangkat menuju sekolah.

Dion kembali mengepel lantai namun ia sedikit terkejut saat melihat 5 anak buah Eli yang sudah bersiap dengan setelan rapih mereka.

"Lu pada mau kemana?" tanya Dion.

"Hehe! bang, kita di ajak ketua ikut, jadi abang jaga cafe sendiri ya." Jawab Aji seraya pergi menyusul Eli.

"Dadah bang Dion." ledek Atan yang menyusul Aji, di susul dengan yang lain.

Dion hanya menghela nafas dan akhirnya melanjutkan mengepel cafe kembali.

Kembali ke 5 sekawan.

Sesampainya di sekolah, mereka melihat banyak hiasan dan juga orang-orang penting di sana.

"Padahal baru kemaren mpls, sekarang acara apalagi ya?" gumam Adit.

Gumaman Adit terdengar oleh Alfath.

"Entahlah, mungkin yang di bilang ceu Eli tadi." jawab Alfath seraya berjalan mendahului mereka.

Akhirnya semua siswa dan siswi di kumpulkan di Aula.

Revan merasa aneh dengan hal ini, perasaan kemarin hari pertama mpls, akhirnya ia pergi tanpa sepengetahuan 4 temannya ke belakang gudang sekolah.

Acara pun di mulai yang di awali oleh sambutan dari kepala sekolah, di lanjutkan penyambutan bagi para tamu yang hadir.

Adit melihat sekeliling pun merasa aneh karena banyak sekali orang dengan pakaian formal yang mengelilingi area sekolah.

Tak lama datang berjalan menuju podium, seketika membuat Freya yang ada di sana tertegun, bahkan gemetar.

"Frey? kamu kenapa?" bisik Ashel.

Freya hanya diam, di pikirannya hanyalah trauma masa lalu yang saat ini berputar di kepalanya.

"Selamat pagi semua, saya Barayan Adi Wiguna. Terima kasih sudah menyambut kedatangan kami ke sekolah ini." ucap Aryan.

Terlihat juga sang istri yang berada di samping nya.

"Ini istri saya, Yessica Tamara Wiguna." ucap aryan memperkenalkan istrinya tersebut.

Diki merasa aneh denga raut wajah Chika, seperti ada yang di tutupi oleh mereka.

Alfath yang sedari tadi sadar berusaha untuk diam, sebenarnya ia tau tentang orang yang sedang berada di podium, tangan Alfath mengepal, namun Adit menahan Alfath.

"Tahan emosi lo, ini acara sekolah." bisik Adit.

Alfat menghela nafasnya, ia tau karena orang di hadapannya adalah orang yang telah menghabisi nyawa adiknya yaitu Regina William.

Tak lama beberapa orang datang, membuat ke 3 orang yang di samping Alfath merasakan hal yang sama dengan Alfath.

Mereka adalah para petinggi yang sangat di hormati di sekolah tersebut, bahkan bukan hanya di sekolah, mereka juga adalah orang yng paling di takuti di kota tempat mereka tinggal. Di antaranya : 

1. Pasangan Indah Cahya nabila dan Roniel Saputra.
Mereka adalah orang tua dari Ashel. Mereka memiliki perushaan yang tersebar di beberapa negara. Terlebih Indah adalah seorang model terkenal dan memiliki jutaan followers.

2. Pasangan Gracio Harland dan juga Shani indira Natio.
Mereka adalah orang tua dari Marsha. Mereka adalah Ketua dari organisasi yang didirikan di kota tersebut. Mereka memiliki banyak sekali rumah sakit dan toko apotik yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu mereka memiliki toko yang mereka sebut Underground, karena di sana menjual berbagai obat-obatan terlarang.

3. Pasangan Gito Arka Wijaya dan Kathirna Irene Wijaya.
Mereka adalah orang tua Flora. Mereka adalah salah satu mafia yang sangat di segani oleh semua anggota oraganisasi. Terlebih mereka di kenal sebagai Sang Eksekutor bagi para petinggi yang membangkang perintah dari Gracio.

4. Pasangan Evran sanjaya dan Jesslyn Callista.
Mereka adalah orang tua dari Jessi.
Merek memiliki perushaan tambang yang tersebar di Kalimantan. Mereka juga bergerak di bidang informasi di organisasi milik Gracio.

Mereka nampak anggun saat memasuki aula, namun berbeda dengan ke 4 orang yang sedari tadi menahan amarah mereka.

Sementara di sisi lain.

Kini Revan berada di gudang sekolah, tak sengaja melihat salah satu murid nya sedang bertransaksi barang dengan seseorang yang tak di kenal.

Matanya tak sengaja melihat Jessi yang sedang terduduk dan di kelilingi oleh orang yang menggunakan setelah jas rapi.

"Kenapa sih ayah selalu seperti ini! aku bukan boneka! aku ingin be- Ugh" ucapan Jessi terhenti akibat pukulan salah satu orang itu.

"Diam! lebih baik nikmati hukuman mu!" bentak orang itu.

Revan sebenarnya tak ingin ikut campur, namun lama kelamaan mereka semakin keras memukul Jessi.

Saat akan menolong Jessi, seseorang menahan tangan Revan.

"Kamu mau kemana?" bisik Aya yang sedari tadi sudah mengintai mereka.

"Lho! kak? kenapa kak Aya di sini?" bisik Revan.

Aya terlihat menghela nafasnya dan menjelaskan, bahwa acara ini adalah pengalihan untuk menjual obat - obatan terlarang bagi murid di sini.

Mendengar itu Revan terkejut sehingga tak sengaja menjatuhkan sebuah kursi yang sudah rusak.

"Woi! siapa itu!" teriak salah satu penjaga.

"Aduh, maaf kak." bisik Revan.

Aya hanya menghela nafasnya dan langsung menarik Revan pergi dari sana.

Akhirnya kegiatan sekolah pun di bubarkan di karenakan Aryan menyuruh guru untuk memulangkan murid - murid.

"Aryan? apa perlu menganggu jam pelajaran anak - anak?" tanya Gracio.

"Karena ini rapat tertutup Gracio, maka yang lain tak boleh menganggu rapat ini." jawab Aryan.

Akhirnya mereka pun memulai rapat tersebut.

*******************

TBC..

Jangan lupa Follow dan vote ya

5 SekawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang