Sang gadis berjalan mendekat pada sosok yang tengah lambaikan tangan disertai senyuman yang terpatri di wajahnya.
"Seperti biasa, kebunmu selalu kamu rawat dengan baik, ya." (Name) berkata. Mengisyaratkan pujian dalam kalimatnya.
Pemuda yang merasa tersanjung karena ucapan dari (Name) tetap pertahankan senyumnya. "Tentu saja! aku tak akan membiarkan kebun dan tanaman cantikku rusak atau layu!" Itulah respon Umemiya yang selalu merawat kebunnya dengan segenap hati.
Yah, seperti inilah sosok sebenarnya dari seorang pemuda yang selalu dijunjung tinggi dan dimuliakan oleh para pemuda yang bersekolah di SMA Furin.
Mungkin banyak orang lain yang mengira kalau keseharian dari sang pemimpin Furin akan sama kerasnya dengan hebatnya kekuatan yang ia punya. Latihan ketat tanpa henti, berlari sejauh lima kilometer perhari, atau pun mengangkat barbel yang beratnya lima belas kilogram dengan satu tangan.
Tapi pemikiran orang-orang itu tentunya jauh berbeda dengan realita yang dijalani oleh Umemiya selaku orang yang juga dibanggakan warga kota.
Nyatanya, Umemiya hanya menjalani kehidupan remaja kelas tiga SMA pada umumnya. Dengan tambahan berkebun sebagai hobinya.
"Jadi, sebenarnya hal penting apa yang sangat ingin kamu beritahu padaku?" Setelah jeda dari sapaan sebelumnya, (Name) kembali ungkapkan tanya pada Umemiya guna mengetahui motif dari sang pemuda yang minta menemuinya.
Sang pemilik surai putih itu mengepalkan tangannya dan memukulnya pelan telapak tangan satunya yang mengadah. Merupakan tanda bahwa dia baru ingat tujuan sebenarnya dari pesan lewat ponsel yang sempat ia kirimkan pada (Name).
Umemiya dengan cepat pergi tanpa memberikan penjelasan lebih dahulu pada sang lawan bicara yang masih setia menunggu. Buat (Name) penasaran akan apa yang akan disampaikan oleh Umemiya, walau dia sudah menduga pasti berkenaan dengan kebun atau tanaman milik sang pemuda.
Hanya berselang sepuluh detik sampai Umemiya kembali berhadapan dengan (Name). Tangan yang tadinya kosong kini telah memegang dua buah pot.
"Lihat ini, lihat! mereka tumbuh dengan sangat cepat, padahal seperti baru kemarin aku menanamnya!" Umemiya memekik antusias. Saking antusiasnya, suasana yang tadinya hanya dihiasi oleh sepoi angin tergantikan oleh dominasi suara Umemiya.
Sudah (Name) duga kalau hal penting yang harus disampaikan oleh Umemiya adalah seputar tanaman yang dirawatnya. Meski begitu, dia tetap senang karena dapat melihat kebahagiaan sederhana yang dimiliki Umemiya.
(Name) mendekatkan wajahnya pada salah satu tanaman pot yang dipegang Umemiya. "Kamu sudah bekerja keras dalam merawat tanaman ini, Umemiya," puji (Name) dengan senyum simpul.
Umemiya memajukan dadanya bangga. Mengakui kalau dia memang telah berkerja keras dalam merawat tanamannya.
"Hajime dan (Name) pasti juga telah berkerja keras," ungkap Umemiya membuat (Name) angkat salah satu alisnya. "Hajime dan aku?" terka (Name) memiringkan kepala seraya menunjuk dirinya.
Sang lawan bicara terkekeh melihat respon sang gadis. Segera beri kejelasan agar kesalahpahaman tak berlanjut. "Maksudku dua tanaman ini, aku memberi mereka nama Hajime dan (Name)." Dia memajukan dua tanaman yang masih ada di tangannya.
Yang mendengar penjelasan itu tertawa kecil. Tak menyangka namanya miliknya dan milik sang pemuda akan dijadikan nama tanaman yang dirawat oleh Umemiya.
"Aku harap Hajime dan (Name) akan terus tumbuh dengan subur," ujar (Name) dengan harapan di hatinya.
Di momen itu, ujung netra sang gadis pun menangkap suatu hal asing yang belum pernah ia lihat di sana sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐔𝐋𝐈𝐏𝐒 ー⌗Umemiya
Romance❝I think I'm in love with tulips now.❞ ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀ Now playing: 𝗨𝗺𝗲𝗺𝗶𝘆𝗮 𝗛𝗮𝗷𝗶𝗺𝗲 𝘅 𝗙! 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 ♪ 𝟶:𝟶𝟶 ──◍───── 𝟷:𝟹𝟶 ↻ ◁ || ▷ ↺ ️⌕ Bunga tulip ya...