Hal asing yang terlihat dari ujung matanya adalah sesuatu yang cantik penampakannya. Ia tak menyangka kalau Umemiya juga memiliki itu di sini.
Kepala yang terus menghadap pada Umemiya sedari tadi ia alihkan sepenuhnya pada hal yang buat fokusnya terpecah. Ingin memastikan keberadaan sesuatu tersebut.
"Wah, Umemiya, kamu juga menanam bunga sekarang?" Melihat sekumpulan warna merah yang terlihat elok eksistensinya membuat sang gadis terpana.
Ini bukan hal aneh, apabila seorang yang punya hobi berkebun sayuran juga mulai menanam bunga. Hanya saja itu tidak seperti Umemiya, karena dia lebih memilih menanam sesuatu yang bisa ia makan hasilnya.
Bagai punya keinginan sendiri, kaki (Name) melangkah lebih dekat pada lahan kecil yang di dalamnya terdapat bunga yang sangat memikat warna merahnya.
Ia menatap lekat pada bunga tersebut, nampak tak asing dalam penglihatannya. Namun, (Name) tak terpikirkan sebuah nama dari bunga yang dia lihat saat ini.
"Bunga tulip merah. Aku menanamnya sudah cukup lama, tapi karena kau selalu bilang sibuk saat kuajak ke sini, aku jadi tak bisa menunjukkannya," ucap Umemiya seraya berjalan mendekat pada (Name).
Sang gadis kemudian mengingat beberapa kejadian sebelumnya saat Umemiya memang mengiriminya pesan untuk datang berkunjung ke Furin. Namun, karena kesibukannya di kelas tiga, (Name) selalu punya agenda atau jadwal terkait sekolahnya sehingga ia tak bisa mengiyakan ajakan dari Umemiya untuk pergi mengunjunginya.
Bahkan hari ini (Name) bisa dibilang beruntung karena teman-teman satu kelompoknya membatalkan pertemuan dan memilih hari lain untuk mengerjakan proyek mereka karena suatu alasan. Dia akhirnya bisa pergi ke sini setelah beberapa minggu belakangan tak berkunjung.
"Sebenarnya hal penting yang ingin kusampaikan adalah ini," tunjuk Umemiya pada tulip merah yang jumlahnya lebih dari sepuluh tangkai.
"Eh?" (Name) reflek menghadapkan kepalanya pada Umemiya yang tepat di sebelahnya. Berarti tanaman yang bernama Hajime dan (Name) tadi hanya sebagai pembukaan dan bukan merupakan topik utama yang ingin disampaikan oleh sang pemuda.
Umemiya menumpuk kedua tangannya di depan dada. "Hari ini tulipnya sudah mekar sempurna sejak hari di mana aku menanamnya. Aku rasa kau harus melihat hal indah begini," jelas Umemiya seraya melihat bunga tulip yang bergerak diterpa angin. "Dan lagi, anak perempuan suka melihat hal macam ini, kan?" Umemiya tersenyum. Menampakkan jejeran giginya dengan mata yang turut tertutup.
Walau bukan seorang expert dalam hal perbungaan, tapi (Name) mengakui kalau bunga tulip yang saat ini ada di depan matanya itu indah. Meski bukan seorang maniak pengolektor bunga, melihat tulip di hadapannya ini sudah cukup menumbuhkan sebuah euforia dalam dadanya.
Setelah menyimak dan mengetahui apa yang dikatakan Umemiya, (Name) kembali fokus pada kebun kecil penuh bunga yang ada. Matanya kini dipenuhi oleh kumpulan warna merah dari refleksi bunga tulip di hadapan.
Dari seluruh hal yang telah ditanam oleh Umemiya, mungkin tulip itu akan jadi salah satu kesukaannya mulai dari sekarang. Warna merah yang dilihatnya sekarang bukan lagi dari tomat yang selalu dibanggakan Umemiya, tapi dari sekumpulan tulip yang bergejolak merahnya.
"Aku akan memberikan beberapa tulip ini dan mengungkapkan perasaan pada orang yang kusuka besok," ungkap Umemiya tanpa aba.
Gendang telinga sang gadis yang mendengar perkataan Umemiya lantas teralih dari aktivitas mengangumi tulip merah di depannya. Fokusnya terambil alih oleh apa yang diucapkan oleh Umemiya tiba-tiba.
(Name) tak menyangka bahwa Umemiya juga punya semacam orang yang dia suka. Walau pertemanan mereka dibilang cukup dekat, Umemiya tak pernah mengatakan apa pun perihal itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐔𝐋𝐈𝐏𝐒 ー⌗Umemiya
Romance❝I think I'm in love with tulips now.❞ ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀ Now playing: 𝗨𝗺𝗲𝗺𝗶𝘆𝗮 𝗛𝗮𝗷𝗶𝗺𝗲 𝘅 𝗙! 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 ♪ 𝟶:𝟶𝟶 ──◍───── 𝟷:𝟹𝟶 ↻ ◁ || ▷ ↺ ️⌕ Bunga tulip ya...