【 O1】

470 76 2
                                    

Terlihat seorang gadis tengah menapaki langkahnya untuk masuk lebih dalam ke bangunan yang disinggahinya sekarang. 

"Oh, bukankah itu (Name)-san?" Sebuah suara membuat insan yang sedang berjalan ke depan menghentikan langkahnya dan menoleh pada yang membuat suara.

Begitu membuat kontak mata dengan orang yang menyebut nama, (Name)—seorang gadis dengan seragam sekolah  dan surai yang tergerai buat gerakan mulutnya menjadi bulat karena mengenali sosok yang dilihatnya saat ini.

"Ternyata Enomoto dan Kusumi!" (Name) angkat suara dengan nada antusias. Membuat dua pemuda yang disebut namanya oleh sang gadis berjalan mendekat.

Kala ketiganya sudah dalam jangkauan yang terbilang cukup dekat, seorang pemuda dengan surai hitam berujar, "apa kau ingin menemui Umemiya-san?"

(Name) buat kepalanya mengangguk singkat. "Dia mengirim pesan padaku kalau ada hal penting yang harus dia sampaikan." Sang gadis beri penjelasan. "Sepertinya dia ingin menunjukkan hasil kebunnya yang akan panen sebentar lagi," lanjutnya disertai senyum dan helaan nafas. Menduga motif dari kenapa dia diminta ke tempat ini.

Enomoto— sang pemuda yang sebelumnya ajukan tanya kembali angkat suara, "benar juga. Sekarang sudah dekat dengan musim panas, Umemiya-san pasti akan mengadakan pesta barbeque untuk merayakan itu." 

"Yah, pastinya."

Seorang pemuda yang bagian matanya tertutup dengan rambutnya menunjukkan ponsel miliknya tepat di depan wajah Enomoto tanpa mengatakan sepatah pun kata.

"Oh, benar! kita harus bergegas ke menyusul Kaji!" Enomoto tiba-tiba bersuara setelah melihat apa yang tertulis di layar ponsel temannya.

"Hm, ada apa?" heran (Name) mendengar Enomoto memekikkan suaranya tanpa aba. 

Pandangan Enomoto akhirnya bertemu lagi dengan milik (Name) setelah mengalihkan netranya sementara.

"Kami harus pergi menemui Kaji sekarang," jawab Enomoto. (Name) mengerti dengan kepentingan mereka berdua dan kembali melontar sebuah kalimat. "Kalau begitu pergilah. Jangan buat dia marah karena menunggu terlalu lama." 

Mendengar apa yang dikatakan (Name), Enomoto dan seorang pemuda yang merupakan temannya berlenggang pergi setelah mengucapkan perpisahan pada sang gadis.

Usai melambai kecil pada dua pemuda tersebut, (Name) juga melanjutkan tujuan awalnya, yakni pergi ke rooftop dari sekolah yang sedang ia tempati untuk menemui insan yang memang harus ditemui.

Dalam perjalan demi sampai ke lantai paling atas dari sekolah itu, beberapa pemuda yang ia temui membungkuk sopan pada (Name) ketika mereka melihat eksistensi dari sang gadis di sekolah mereka.

Walau selalu diperlakukan seperti itu ketika berkunjung ke sana, (Name) tetap tak terbiasa karena merasa para pemuda tersebut jadi sungkan karena kehadirannya. Padahal dia hanya berteman baik dengan sosok pemimpin yang dihormati di sana. 

Setelah sampai di tangga paling atas untuk mencapai lokasi yang dituju, (Name) perlahan menggerakkan kenop pintu yang menghubungkan langsung dengan rooftop sekolah. Sinar mentari yang tidak terik hawanya lantas merasuk pada mata sang gadis seketika dia membuka sempurna pintu yang sebelumnya tertutup.

Satu sosok pemuda pun terlihat di manik sang gadis. pemuda itu nampak sedang berjongkok di dekat perkebunan yang tertata rapih di atas sana. Sungguh pemandangan yang cukup asri untuk sebuah tempat di atap sekolah.

Yang telinganya menangkap suara pintu terbuka langsung menoleh ke arah pintu yang hasilkan suara. Netra kelabu sang pemuda bersitatap dengan mata pemilik warna hitam jelaga.

"(Name)! akhirnya kau datang!" Begitu katanya seraya bangkit dari posisi jongkoknya.

Umemiya Hajime—pemuda bersurai putih yang mengenakan seragam sekolah berupa outer panjang memberi sambutan hangat dan penuh semangat pada tamu yang memang ditunggunya.

𝐓𝐔𝐋𝐈𝐏𝐒 ー⌗UmemiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang