【 O4 】

291 68 2
                                    

Walau dihadapkan dengan fakta tak disangka yang tiba-tiba, (Name) tersenyum simpul pada Umemiya. "Semoga rencanamu berjalan lancar." Lisannya memang berkata demikian, namun dalam lubuk hatinya, ada suatu perasaan yang buat ganjal di dalam.

Tulip di hadapannya terlihat sangat cantik. Akankah gadis yang dimaksud Umemiya parasnya secantik bunga di depannya?

Ah, padahal (Name) punya sedikit keinginan meminta beberapa tangkai dari tulip itu agar kamarnya sedikit terhiasi dengan warna merah dari bunga tulip tersebut. Tapi kalau bunga itu memang diperuntukkan untuk gadis yang Umemiya suka, dia merasa tak pantas menyimpan bunga itu untuk dirinya. Jadi, dia urungkan niatnya itu.

"Dia sangat beruntung, ya. Bisa disukai oleh orang seperti Umemiya." Karena tak ingin keadaan terus diam tanpa suara, (Name) berikan pendapatnya dengan nada gurauan.

Mendengar penuturan dari sang lawan bicara yang ada di sampingnya, buat Umemiya beri jawaban, "tidak. Bukan aku yang beruntung, tapi sebaliknya. Aku merasa sangat bahagia bisa kenal dan bertemu dengannya." Untuk kesekian kalinya, (Name) melihat deretan gigi rapih dari Umemiya yang ditampakkan oleh sang pemuda diiringi dengan senyum yang lebar.

Sang gadis yang mendengar perkataan Umemiya hanya bisa melebarkan maniknya untuk sementara karena sosok pemuda yang ada di hadapannya bagai mengambil alih dunianya seketika.

Semilir angin lembut yang berdansa melewati rooftop membuat kharisma Umemiya bertambah saat itu juga, entah kenapa. Hanya saja itu yang dirasakan oleh (Name) bertepatan dengan usainya Umemiya angkat suara.

Setelah beberapa saat menatap eksistensi Umemiya, (Name) kembali hadapkan pandangannya ke arah depan, tempat tulip merah yang cantik tertanam subur. 

(Name) hanya tersenyum dalam keheningan di antara keduanya. Tapi dalam senyumnya, tersirat sebuah rasa yang tak ia senangi dalam lubuk hatinya.


ˋ°•*⁀➷

Perjalanan pulang untuk ke rumahnya ia tapaki dengan langkah yang cenderung lebih lamban dari biasa. Padahal dia selalu menggerakkan kakinya dengan cepat jika sudah waktunya untuk pulang ke rumah.

Tas sekolah yang masih ia bawa di tangan kanannya juga jadi terasa lebih berat dari biasa, apa mungkin berat tas miliknya bertambah sepulangnya dia dari SMA Furin? padahal dia tidak menambahkan benda apa pun ke dalamnya.

Melewati taman yang hanya dihuni oleh sekumpulan kecil anak-anak membuat (Name) ingin singgah dan duduk di bangku yang memang tersedia di sana.

(Name) berjalan mendekati salah satu bangku yang dekat dengan posisinya saat ini, dan di saat itu lah dia bertemu dengan sosok yang dikenalnya.

"Hiragi?" Sang gadis panggil insan yang memang familiar di penglihatannya.

Orang yang dipanggil lantas menoleh. "Oh, (Name)."

Setelah pertemuan tak terduga, (Name) dan juga Hiragi—sosok pemuda yang sang gadis temui putuskan untuk duduk bersama sambil buat obrolan kecil antara mereka.

"Hiragi, apa kamu tau siapa gadis yang disukai Umemiya?" Setelah basa-basi kecil yang dibuat keduanya, (Name) lanjutkan dengan sebuah pertanyaan yang memang mengganjal di pikirannya.

Pertanyaan yang tak disangka dari sang lawan bicara membuat Hiragi mengubah ekspresi wajahnya. "Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?" tanya balik Hiragi.

Hal yang ditanyakan oleh Hiragi lantas buat (Name) hadapkan pandangan matanya ke bawah.

"Dia sepertinya akan menyatakan perasaannya pada gadis yang dia suka, aku ingin tau siapa orangnya," ungkap (Name) yang terdengar kurang yakin dengan apa yang ia sampaikan.

Melihat ekspresi (Name) yang seketika berubah, Hiragi tertawa kecil dengan suara khasnya. Tentu ini membuat sang gadis bingung dengan situasi yang ada.

"Eh, kenapa kamu tertawa?!" Ada jeda beberapa saat sampai Hiragi menghentikan tawanya. "Tanpa kuberitau pun, kau akan segera tau," jawab Hiragi yang entah kenapa terdengar meyakinkan.

Walau heran dan masih bingung, mungkin (Name) akan menunggu sampai dia benar-benar mengetahui siapa gadis yang menurutnya beruntung itu.

𝐓𝐔𝐋𝐈𝐏𝐒 ー⌗UmemiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang