Chapter 04 : Keangkuhan

674 117 49
                                    

Happy Reading!

●●●

"Bagaimana, Ra? Menurutmu mana yang lebih cocok?" Tanya Pharita, ia sibuk memilih pakaian dan tas yang akan ia kenakan ke kampus.

Ia memutuskan untuk tetap kuliah di korea, jadi Pharita ingin memberikan kesan yang menarik dan menawan pastinya untuk hari pertamanya.

Rora tersenyum, ia sedikit malas jika disuruh memilih outfit. "Terserah kakak."

Pharita tampak tidak puas. "Aku menyuruhmu kesini untuk membantuku memilih. Apa-apaan jawaban seperti itu."

Tak ingin sang kakak marah padanya, Rora mencoba berpikir mencarikan pakaian yang akan terlihat cantik bila Pharita yang memakainya.

"Yang ini atau yang ini?"

"Aku bingung, kak."

Pharita menghela nafas kecil, ia beranjak pergi dari sana untuk berganti pakaian. "Kamu sangat tidak berguna."

Bukannya tersinggung, Rora malah terkekeh dengan lembut. "Yaa mau bagaimana lagi? Kak Rita pakai baju gelandangan pun pasti tetap akan terlihat sangat cantik."

Selesai keluar dari kamar ganti, Pharita lantas meninju kening sang adik dengan pelan. Memang tidak sakit, tapi hal itu sukses membuat Rora mengeluh keheranan.

"Jangan berusaha menggodaku ya, kamu masih tidak akan ku maafkan karna tidak berguna."

"Siapa yang menggoda sih? Kenyataannya memang begitu."

Pharita tersenyum paksa, ia pergi meninggalkan sang adik sendirian dalam kamarnya. Buru-buru Rora mengambil tas dan segera menyusul langkah kaki sang kakak

"Kak, tungguin!" Jangan sampai pertengkaraan kecil ini membuat ia terlambat berangkat ke sekolah.

Di ruangan utama, terlihat Rami yang sudah siap dengan seragam rapi tiduran di sofa dan sedang sibuk mengotak-atik ponselnya.

"HUA!!"

"Astaga!!"

Karena terkejut ada seseorang yang menepuk kuat pundaknya, alhasil Rami refleks hampir saja menjatuhkan ponsel itu, untung sempat tertangkap kembali.

"Aduh, dek. Jangan kayak begitu... kalau Kakak kena serangan jantung bagaimana, kamu mau tanggung jawab?" Dumelnya dengan menatap malas si bungsu.

Chiquita mengabaikannya, dia merangkul dari belakang leher sang kakak. Dapat tercium harum aroma parfum yang sangat menyengat fovorit kepunyaan Rami.

"Kak? Nanti sore ayo kita jalan-jalan bersama, aku ingin bermain diluar."

Rami berpaling kebelakang. "Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Bukan apa-apa, aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluarga seperti yang teman-temanku lakukan."

Rami merenung lama, lambat laun membuat Chiquita menjadi tidak sabar menunggu jawaban sang kakak.

"Kak? Kok malah melamun sih?! Kakak bisa tidak?" Ia bertanya sekali lagi.

Rami tersenyum dan mengusap lembut lengan Chiquita yang berkalung dilehernya.

IMPERFECT [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang