5

1.5K 88 15
                                    

Ashel kembali kedalam rumah nya. Kini ia berpapasan dengan Marsha yang baru saja turun dari tangga , ia juga melihat ada Zee dibelakang Marsha sontak Ashel terkejut ternyata apa yang dikatakan Adel benar berarti Marsha menerima semua aturan dari Zee dan Adel dong ? Kenapa Marsha tidak bertanya pada ku terlebih dahulu kalau sudah begini jadinya kan sulit untuk ku! Itulah yang dipikirkan Ashel saat ini , Ashel menatap Marsha dengan tatapan kesal Marsha yang menyadari itu hanya tertunduk diam ia tak bisa menolak penawaran Zee karna rasa takut nya lebih besar dibandingkan rasa kesal nya. Marsha kini menatap Ashel dengan penuh ketakutan Ashel yang menyadari itu mencoba mengendalikan diri nya supaya tidak emosi kepada keputusan Marsha. Kini Ashel menghampiri Marsha lalu menarik lengan nya menuju ruang tamu. Ia mendudukan Marsha di sofa lalu Ashel menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan dengan perlahan.

"Kamu kenapa ? Kenapa kamu menerima aturan itu. Aturan itu akan menghambat kita untuk bermain bersama teman-teman kita Marsha..." Ucap Ashel dengan lembut.

"M-maaf Ashel... Kak Zee bilang kalau aku menolak nya dia akan mengadukan ke orang tua kita ..." Ucap Marsha dengan menundukkan kepala nya.

"Apakah benar dia mengancam mu seperti itu ? Sungguh menyebalkan! Kenapa kamu tidak bilang pada ku kalau kamu bilang pada ku sekarang pasti mereka ga akan mengancam mu lagi !" Kesal Ashel

"Maaf shel... Aku takut ka Zee marah." Ucap Marsha menunduk

"Kamu itu kenapa takut terus si sha ?! Lo dah gede Lo harusnya hilangin rasa takut Lo !." Bentak Ashel, Marsha yang mendengar bentakan dari Ashel langsung mengeluarkan air mata nya. Kata-kata Ashel membuat hati nya merasa sakit, ia tak pernah mendapatkan bendakan seperti ini. Biasanya Ashel yang sabar menghadapi nya, kini Ashel merasa bersalah karna sudah membentak Marsha Ashel mendekat ke arah Marsha lalu memeluk nya.

"Maaf ya sha... Aku terbawa emosi tadi aku minta maaf ya .." ucap Ashel sambil memeluk Marsha.

"A-ashel jahat." Ucap Marsha sambil menangis sesenggukan.

"Maaf ya... Aku janji ga akan bentak kamu seperti ini lagi. Aku minta maaf ya Marsha..." Ucap Ashel sambil mengelus-elus rambut Marsha. Marsha mengangguk dan membalas pelukan Ashel.
Adel baru saja masuk ke dalam rumah ia melihat Zee yang sedang berdiri sambil memperhatikan Marsha dan Ashel. Adel bingung melihat Marsha yang menangis di pelukan Ashel, apakah Zee membentak nya ? Atau malah melukai nya ? Pikir Adel. Adel berjalan kearah Zee lalu menepuk pundak nya.

"Apa?" Tanya Zee

"Lo apain Marsha kok Ampe sesenggukan ke gitu ?" Tanya Adel

"Ga gua apa apain." Jawab Zee

"Trus siapa yang buat dia bisa nangis ?" Tanya Adel

"Ashel." Singkat Zee

"Hah ?!" Adel kaget tapi ia juga bingung kenapa Ashel membuat Marsha menangis ? Apakah ia memarahi Marsha. Itulah yang Adel fikirkan. Zee yang melihat Adel Tampak bingung langsung menepuk pundak kanan Adel.

"Tenang saja itu hanya permasalahan Antara kakak adik jangan berfikir yang bukan-bukan. Mereka juga sudah berbaikan jadi tidak usah khawatir." Jelas Zee

"Baiklah kalau begitu." Jawab Adel

"Oh ya apakah Ashel menerima aturan dari kita ?" Tanya Zee

"Tidak dia tak menerima nya. Dia sungguh keras kepala!" Ucap Adel

"Hahaha. Sabar ya" tawa Zee.

Adel dan Zee kembali ke meja makan mereka melihat teman-temannya masih saja bercanda dan tertawa. Adel dan Zee kembali ke tempat duduk nya sedang kan Ashel dan Marsha masih di ruang tamu.

Perjodohan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang