00.02

58 43 9
                                    

semua orang hanya menilai kita melalu covernya saja

happy reading

"ANAK JAHANAM PERGI KAMU DARI RUMAH SAYAA, KAMU ITU HANYA BENALU" ucap mama yang membawa sapu untuk memukul embun yang baru pulang dari sekolah

"mah ampun aku punya salah apa sih sama kalian"menangis memeluk kaki mamah

"salah kamu? salahnya karna kamu hadir di kehidupan saya" ucapan itu mampu membuat hatinya embun hancur

hujan menurunin anak tangga sambil membawa koper berisi kan baju"pergi kamu jangan pernah anggap gue sebagai kakak Lo lagi" ucapnya dan melempar koper itu tepat di hadapan embun "kak??" embun hanya bisa menangis lalu dia mengambil kopernya dan pergi meninggalkan rumah

bibi melihat itu hanya sedih lalu dia menyusull embun yang baru saja keluar dari gerbang rumah mewah itu"non tungguin bibi non" embun membalikan badannya ketika mendengar suara yang dia kenal, dia berbalik dan melihat art di rumahnya yang berlari memanggilnya lalu memeluknya

"bi, bibi jangan samperin aku nanti mama liat entar bibi di pecat sama mama"  bibi menggelengkan kepalanya  dan mengeluarin sebuah amplop isi uang dan dia memberikannya kepada embun

"bi aku ga bisa terima ini, ini gaji bibi aku ga ada hal untuk Nerima ini bi"

"engga non bibi tau non ga di kasih uang sama mereka kan"

"aku punya uang tabungan aku ko bi tenang ajaa, lagian bibi harus membiayai keluarga bibi kan"

"tapi non"

"udah bi tenang aja aku gapapa ko, sekarang bibi masuk ya sebelum ada yang liat" ucap embun dan pergi meninggalkan bibi yang sedang diam melihat kepergiannya

embun berjalan sambil menyeret kopernya dan menggunakan tas sekolahnya "aku harus tinggal kemana ya, tabungan aku hanya ada 5jt apa ini cukup aku cari kontrakan" ucap embun mengibaskan tangannya karna panasnya terik matahari

dia berjalan mencari kontrakan dan sekarang dia menemukan sebuah kontrakan yang pas dengan budget dia sekarang "ini kuncinya, nanti kalo ada apa apa bisa bilang sama saya ya" pemilik kontrakan itu  menyerahkan kunci "terimakasih bu" ucap embun dengan senyum manis dia dan pemilik kontrakan itu pergi dan menyisakan embun sendiri.

dia membuka pintu rumah itu dan terlihat sangat kosong dia masuk kedalam dan melihat kesekitar rumahnya sangat nyaman embun sedikit lega karna dia telah mendapatkan   kontrakan yang lumayan nyaman dan murah dia sedih karna harus berpisah sama papah, mamah dan kakaknya

embun terdiam rumah ini tampak kosong, dia memiliki sisa uang empat juta tujuh ratus ribu"gue harus cari kerja ini apa uang ini gue modalin aja ya buat jualan"

°°°°

"Eheh kalian pada sadar ga sih?" tanya abin dan temannya hanya menggeleng kepalany

"gue hari ini ga ada liat si embun, apa dia ga masuk yaa"

"eh iya ya gua baru sadar juga kalo dia ga ada apa dia sakit"

"katanya dia punya kakak kan yang namanya hujan ituu"

"katanya mereka kembar? benar atau engga sih"

kini mereka sangat penasaran sama kehidupan embun "mereka ga kembar tapi katanya mereka beda 5 bulan doang"kini ekal membuka suaranya semuanya tercengang apa 5 bulan

"hah 5 bulan apaan tu berapa bulan itu si embun dalam kandungan emaknya"Syahrul terkaget ketika mendengarnya

"gua dah selidikin soal embun, tapi ini hanya rahasia kita ya embun sama hujan tidak kembar mereka saja berbeda 5 bulan tapi gua kurang tau kenapa bisa beda 5 bulan tapi orang tua mereka menutupin semuanya dan bilang ke orang kalo mereka kembarr" jelas ekal dan temannya semua hanya diam dan mendengarkannya

"jangan bilang si embun anak pungutt" tebak hyjun

"bisa jadi" balasan ekal dan semuanya setuju atas pendapat hyjun

"tapi sekarang ko dia ga sekolah ya apa dia sakit" abin bertanya

"aduhh gagal dapat Civic nihh" semuanya hanya bisa menggelengkan kepalanya

°°°°

dia sebuah gedung besar terdapat 2 wanita yang menggunakan pakaian sangat rapi "Gimana kabar kamu nyonya amelra" tanya seorang wanita berpakaian warna Lilac

"sangat baik, gimana dengan kamu jennar" tanya balik amelra

Mereka berdua adalah jennar seorang pengusaha skincare sedangkan Amelra  seorang CEO PT atmajaaya yulsnembunera, mereka bersahabat sejak mereka duduk di kelas 1 SMP hingga sekarang kini mereka bertemu di kantor milik jennar

"gimana sudah berhasil kamu merebut hak kamu amelra " tanya jennar dan mempersilahkan amelra duduk di sofa

"mereka benar-benar licik, mereka mengahapus semua identitasnya hingga aku sangat kesusahan untuk merebutnya kembali" amelra meminum secangkir teh dan menyilangkan kakinya

"kenapa tidak kamu laporin saja kepolisi" tanya jennar, amelra hanya menggelengkan kepalanya dan meletakan secangkir teh itu keatas meja"tidaklah mudah, semua identitasnya sudah di hapusnya jadi sangat susah untuk aku melaporkan kepolisi" jennar mengagumkan kepalanya benar identitasnya semua sudah di hapus jadi sangat sulit untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib

kini mereka melanjutkan aktivitasnya dan bercerita selama mereka tidak bertemu, mereka sudah sangat lama tidak berjumpa

°°°°

"KENAPA KAMU USIR DIA JIHAN, DIA JUGA ANAK SAYAA" amarah lelaki paruh baya itu

"anak? kata kamu mas kamu saja ngatain dia anak sialan, anak pembawa sial" kini amarah jihan tertumpahkan

"kamu sangat keras kepala Jihan gimna kalo dia di temukan oleh manusia gila itu aku tidak terima kalo dia mengambil embun" lelaki itu ingin memukul Jihan dengan tangannya, badan jihan bergetar akibat tangisan

hujan yang melihat itu hanya bisa menangis dia mengengam tangannya"Embun semua ini gara gara Lo mamah dan papah berantem gara gara Lo, semua hancur gara gara Lo, Lo emng pantes mati" batin hujan dan menahan amarahnya

"mas kamu itu sangat lah licik, kamu egois kamu hanya memikirkan embun, embun dan embun kamu tidak pernh memikirkan sedikit pun tentang hujan emang lebih baik dia mati"

"jaga ucapan Anda Jihan"

"apa kamu tidak terima tuan jumers"

kini hujan turun tadi tangga dan mencoba memberhentikan perkelahian itu semuanya sedikit tenang


terimakasih

Hujan&EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang